•7•

31 2 0
                                    

          Syahna masih takut dan trauma dengan kejadian tadi. Alfin yang melihat Syahna masih gemetaran hanya diam tidak mengeluarkan sepatah katapun.

"Naik" ucap Alfin singkat

Syahna langsung mengindahkan perintah Alfin.

          Diperjalanan pulang Alfin merasakan apa yang Syahna rasakan, dibully satu sekolah, dihina satu sekolah dan tadi dia juga hampir jatuh dari ketinggian rooftop.

Syahna dibelakang pun masih tertegun, masih sakit hatinya. Ia menangis lagi. Alfin juga merasakannya.

"Fin, bawa gue ke TPU Pusara Agung ya" ucap Syahna

"Iya" jawab Alfin.

          Syahna memang sudah lama tidak menemui ayahnya. Yaa, Syahna sudah menjadi anak yatim sejak kelas 1 SMP.

"Paa, Syahna datang" ucap Syahna sambil memeluk nisan papanya

"Syahna kangeeeeeen banget sama papa"

"Papa apa kabar disana?"

"Kalo Syahna lagi ga baik-baik aja pa"

"Syahna dibully satu sekolah"

"Cuma gara-gara Syahna tinggal di rumah Alfin"

"Tapi Syahna kuat kok pa"

"Oh ya pa, papa baik-baik aja kan disana?"

"Syahna udah ga dijahatin sama mama lagi pa, Syahna sekarang tinggal di rumah om Darma dan tante Eva mereka nampung Syahna pa" ucap Syahna sambil menangis tersenyum.

Alfin yang berada tepat dibelakangnya, teiris hatinya, seorang Syahna Mysha preman sekolah, gadis nakal berbanding terbalik dengan dia saat ini, seorang gadis yang ternyata sangat merindukan sosok ayahnya.

Setelah selesai membacakan surah yasin, menabur bunga dan menceritakan semua yang terjadi hari ini Syahna pamit.

"Paa, Syahna pulang dulu yaa"

"Syahna janji, Syahna bakal rajin nemuin papa"

"Dahhh paaa" ucap Syahna menangis lagi, dan mencium nisan papanya.

          Semua sudah tertidur dengan lelap, tapi tidak dengan Syahna. Ia masih saja memikirkan alm. papanya. Ia rindu dengan alm. papanya.

"Paa, Syahna kangen banget sama papa" ucap Syahna menangis sambil memegang poto Alm.papanya

"Apaa Syahna nyusul papa aja?" kata Syahna

"Tapi Syahna belum siap untuk mati paa" kata Syahna lagi

Tanpa Syahna sadari, ia telah meneteskan air mata, mengingat masa lalu bersama papanya dulu. Syahna dulu merupakan anak yang baik, sopan, dan sayang sama kedua orangtua dan abangnya, ia juga pintar bahkan mendapatkan ranking 1 terus.

Tapi, sejak kematian ayahnya, ia tidak merasakan apa yang ia rasakan dulu. Dia berubah, berubah menjadi gadis yang nakal, tidak menghargai orang lain, mabuk-mabukkan, dan merokok.

Itu semua karena mamanya, mamanya yang berkuasa atas perusahaan papanya. Mamanya egois. Dan mamanya memperlakukan ia layaknya anak tiri. Tapi tidak dengan abangnya, abangnya tidak berubah. Yaa abangnya mendapatkan perlakuan spesial dari mamanya, diperlakukan seperti anak kandung berbanding terbalik dengan Syahna.

          Syahna bangun sedikit terlambat karena ia tadi semalaman menangis.

"Syahna, ayo sarapan!" Ajak kak Shalvit

"Iya kak" jawab Syahna sambil tersenyum

Semua sudah selesai sarapan. Pak Darma, Kak Shalvit, Alfin dan Syahna pergi ke tempat tujuan masing-masing.

           Ira melihat Syahna lewat, dan langsung memberhentikan Syahna.

"Haiiiiiii! Ke kantin bareng lagi ya nanti" ajak Ira dengan semangat

"Eh! Iya" jawab Syahna kaget

"OKEEEEEEE" ucap Ira senang sembari memeluk Syahna. Syahna merasa aneh dipeluk seperti ini, disaat satu sekolah membenci dia, Ira lah yang mau berteman dengannya.

          Saat istirahat seperti biasa, Ira makan bersama Syahna di kantin. Eitss, bukan mereka berdua aja, tapi ada Alfin, Aldo, dan Padli.
Mereka semua bercengkrama bersama, tapi tidak dengan Alfin. Yaa BYASALAAAAAH~

—BERSAMBUNG—

Selamanya Cinta (SELESAI)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu