"Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca. Happy reading."
BAGIAN LIMA PULUH TIGA | SEBUAH KEJUTAN YANG TERSEMBUNYI
•FOR(GET) THE MEMORY•
"Sungguh, dunia ini sudah tidak baik-baik saja."
~Kayla Syafira~
***
Kembali ke dunia nyata. Saat semua orang sudah melupakan keberadaanku.
Sore hari, di wakut aku berjalan pulang. Ya, aku memilih berjalan kaki daripada menaiki bus seperti biasanya. Entah apa alasannya. Aku pun bingung dengan diriku sendiri. Jadi berhentilah berpikir aneh tentang hal yang kulakukan ini.
Aku menatap ke samping, jalanan yang penuh dengan lalu lalang kendaraan. Jam padat bagi para pekerja dan anak sekolah untuk pulang.
Satu dua kendaraan merangkak lebih cepat untuk mendahului kendaraan yang dianggap lambat oleh sang pengendara. Tiga empat sopir angkot menghentikan laju kereta besinya untuk menaik-turunkan penumpang secara asal di pinggir jalan. Dan lima enam pengendara membunyikan klakson bahkan berteriak karena jalannya tersendat oleh kendaraan sang sopir angkot.
Ah, sudahlah. Memang seperti itu sibuknya lalu lintas di kota metropolitan ini. Semua terlihat tak sabaran untuk cepat-cepat sampai ke rumah. Tanpa peduli keadaan di depannya yang sedang berusaha mengais rezeki.
Kembali ke keadaanku. Hariku semakin memburuk. Bahkan aku bisa menghitung seberapa banyak bibirku terangkat saat menanggapi celotehan orang lain. Aku hanya bisa diam menyimak pembicaraan mereka saat istirahat. Dan ikut tertawa saat salah satu rekan kelas membuat lelucon.
Tak apa, aku sudah kebal dengan hal itu. Hampir setengah tahun, ah lebih dari itu. Tepatnya 8 bulan 15 hari, aku hidup dalam kesunyian di dunia ini.
Sungguh, aku sering bertanya-tanya, haruskah aku mengalami semua hal mengerikan itu? Di waktu yang orang lain anggap waktu paling menyenangkan di suatu kehidupan. Justru aku harus menanggung kesepian yang kian menjadi?
Adakah kesalahan yang aku lakukan hingga diriku harus mengalami semua kejadian mengenaskan ini? Dunia nyata, dunia mimpi, sama saja. Tidak ada yang bisa aku lewati dengan hati berbunga. Apakah ini karma akan pendahuluku? Memang apa yang mereka lakukan di masa lalu? Para leluhurku? Kakek buyut cicitku? Atau diriku di masa lalu?
Tanpa aku sadar. Di waktu aku merenungi takdirku, hal aneh sedang terjadi di sekitarku.
Hei! Lihatlah, semua kendaraan yang sedang berlalu lalang tiba-tiba berhenti. Pun dengan suara bising yang memekikkan telinga itu. Bunyinya terhenti paksa dan tergantikan dengan keheningan bersama. Bahkan daun yang sedang jatuh terhenti di tengah, membuatnya mengambang di udara.
Ada apa ini?
Aku menjadi was-was sendiri. Memicing, mataku bergerak ke sana kemari melihat hal aneh yang mungkin saja membahayakan diriku. Apakah ini ulang sosok bayangan hitam?
Tatapanku terhenti ke sebuah pohon yang tumbuh subur di tepi jalan. Entah pohon apa, dahan dan daunnya terlihat berbeda dengan pohon lain yang ada di sekitarnya.
Berwarna oranye dengan ujung berwarna hijau. Daun pohon itu seperti melawan hukum pertumbuhan. Juga dengan dahannya. Kecil dan meranggas naik membesar. Seperti pohon yang dibalik. Akar-akarnya menjalar keluar dengan daun menempel di setiap sudutnya. Bukan hanya itu, bentuk daunnya pun sangat aneh. Seperti bentuk bintang. Namun hanya memiliki 4 sudut. Dengan setiap sudut mengeluarkan serbuk berwarna kuning keorenyean.
Lima detik, sepuluh detik, atau setengah menit. Entah berapa lama aku tak berkedip, dan pada saat aku menggerakkan kelopak mata, hal aneh kembali terjadi. Daun-daun yang ada di dahan berbentuk akar itu berguguran. Sejurus kemudian bergerak seperti mengepakkan ujung-ujungnya dan wush!
Astaga! Kenapa mereka terbang ke arahku?! Aku memekik dalam hati.
Tidak ada pikiran lain selain berlari menjauh. Aku membalikkan kaki dan menggerakkannya secepat mungkin.
Namun sialnya, baru beberapa langkah, aku menginjak tali sepatuku yang membuat tubuh kecilku oleng, keseimbanganku hilang dan bruk!
Sial!
Tidak ada ampun. Daun-daun berterbangan itu terus mengepakkan ujung daunnya dan membuat diriku tertabrak olehnya. Bukan satuan atau puluhan jumlahnya. Ratusan bahkan ribuan! Daun-daun aneh itu silih berganti menabrak tubuhku. Dan tidak ada pilihan lain selain menutup mata saat merasakan goresan itu.
Hei! Aku kira tubuhku akan penuh dengan goresan, tapi ternyata tidak. Daun-daun itu sama sekali tidak melukai kulitku. Bahkan saat daun terbang itu melewati tubuhku, aku hanya merasakan sebuah elusan tangan. Lembut sekali, melebihi kain sutra.
Hingga satu menit berlalu, saat daun-daun itu sudah berhenti menabrak diriku, aku berani membuka mata.
Masih ada kejanggalan di depanku. Satu daun, dengan bentuk yang berbeda dari lainnya, terbang mengepakkan ujung-ujungnya dengan tenang di ketinggian 50 senti.
Memiliki 5 sudut yang membuatnya seperti bentuk bintang, daun berwarna emas itu bergerak memutari tubuhku. Satu putaran dan berhenti di depan wajahku, sekitar 20 senti jauhnya.
Daun itu bergerak menggoyangkan tubuhnya, membuat serbuk emas berguguran.
Lucu.
Memberanikan diri, aku mengangkat tangan untuk menyentuhnya.
Dan saat kulit jariku menyentuh daun itu, kendaraan yang semula diam bergerak dengan cepat. Cepat sekali. Juga dengan suara bising jalanan. Semuanya terdengar seperti tak beraturan. Seperti puluhan musik yang disetel dengan kecepatan 5 kali lipat. Sungguh memekikkan sekali.
Tidak sampai di situ, gravitasi di sekitarku tiba-tiba menghilang. Membuat tubuh mungilku terangkat.
Daun berwarna emas itu melebur, lalu mulai berubah menjadi sebuah lubang gelap. Mirip dengan lubang hitam di tata surya sifat lubang itu, membuat tubuhku yang mengambang 50 senti mulai tertarik masuk ke dalam lubang berdiameter 75 senti itu.
Tidak bisa melakukan apapun. Seluruh bagian tubuhku tiba-tiba berubah menjadi sangat kaku. Bahkan untuk menggerakkan kelopak mata pun terlihat mustahil.
Pasrah, aku tidak bisa keluar dari lubang itu. Sekarang aku bisa menyimpulkan, bahwa ini adalah ulah dari sosok bayangan hitam. Dan bodohnya, aku tertarik masuk ke dalam ilusi yang dia buat.
Sungguh, aku benar-benar menyesal. Tanpa aku sadari, aku telah menyentuh portal pembuka dengan sidik jariku. Portal yang entah apa isinya. Aku telah membuat kesalahan, yang mungkin saja membuat dunia sang dalang tak seimbang lagi.
Di saat yang tepat. Di waktu yang sangat berharga, sebuah tarikan paksa tiba-tiba aku rasakan, menarik paksa kakiku hingga perlahan, tubuhku yang semula masuk ke dalam lubang hitam itu keluar.
Aku tersadar. Tubuhku yang semula beku mulai bisa bergerak, hingga tarikan terakhir, aku benar-benar keluar dari lubang itu.
"Kau tak apa?"
Tidak menjawab, aku langsung memeluk tubuh seorang yang telah menyelamatkan diriku.
Stefian, lagi-lagi dia menyelamatkan nyawaku. Entah bagaimana alurnya, lelaki itu datang di waktu yang sangat tepat.
"Terima ... kasih." Dengan nada pelan, aku berkata. Terdengar sumbang karena aku menahan tangisku agar tidak pecah.
Namun tetap saja. Sekuat apapun aku menahannya, air mataku mengalir keluar dengan derasnya. Mengingat semua pengorbanan yang Stef lakukan untuk menyelamatkanku.
Mengetahui aku menangis, Stefian mendorong tubuhku pelan, melepas pelukanku. Kemudian tangan besarnya bergerak membingkai wajahku. "Kamu aman bersamaku." Jarinya bergerak mengelap air mata yang ada di pipiku. "Berhentilah menangis."
Memang suaranya pelan, namun sungguh, suara itu mampu meredam tangisku.
"Kamu aman bersamaku sekarang."
–To be Continued–
Alur yang sungguh tidak sesuai dengan rencanaku '3')
YOU ARE READING
FOR(GET) THE MEMORY [On Going]
Fantasy"Tentang kisah yang direncanakan." Aku tidak menyangka jika diriku menjadi alasan diciptakannya sebuah permainan dunia mimpi. Sebuah permainan yang telah ada 1000 tahun lamanya. Dan di saat aku masuk ke dalamnya, di saat itulah kehidupanku berubah t...
![FOR(GET) THE MEMORY [On Going]](https://img.wattpad.com/cover/207574090-64-k70636.jpg)