BAGIAN LIMA PULUH EMPAT

36 4 0
                                        

"Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca. Happy reading."

BAGIAN LIMA PULUH EMPAT || SEBAIT KATA 'MAAF'

•FOR(GET) THE MEMORY•

"Semuanya mulai tak terarah seperti sedia kala. Sang dalang mulai kewalahan akan guncangan di permainan yang ia ciptakan itu."

~Kayla Syafira~

***

Malam berikutnya, setelah kejadian yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya di dunia nyata, aku kembali ke dalam permainan dunia mimpi.

Terkejut, tubuhku membeku seketika saat pertama kali melihat perubahan yang terjadi di ruangan ini.

Bukan tanpa alasan.

Sungguh berbeda dengan ruangan sebelumnya, kali ini, ruangan yang semula terlihat seperti lapangan bola kini berubah menjadi sebuah perpustakaan.

Ya, benar-benar perpustakaan.

Ruangan hampa yang semula hanya diisi oleh udara kini tertutup oleh ratusan rak yang menjulang tinggi hingga puluhan meter, menempel di atap ruangan.
Jutaan atau bahkan milyaran buku tersusun rapi di setiap baris rak, pun dengan tanah yang awalnya penuh dengan lubang tak beraturan karena ulah sang beruang, kini tertutup dengan lantai kaca dengan....

Astaga. Lagi-lagi aku dibuat terkejut oleh ruangan ini.

Lantai yang semula hanya berisi rerumputan dengan bekas lubang di mana-mana kini telah dipenuhi oleh lukisan kolam ikan dengan beraneka ragam benda di dalamnya. Batu, rumput, akar pohon, pasir, dan ikan yang menyebar tak tentu terlihat menakjubkan di bawahku.

"Astaga!" Aku melompat terkejut saat melihat salah satu lukisan di lantai marmer bergerak-gerak. Saking terkejutnya, aku melompat satu meter ke belakang.

Lukisan seekor ikan, yang terletak di dalam kolam raksasa terlihat meliuk-liuk di bawah kakiku. Semula satu, dua, lalu semakin lama semakin banyak jumlahnya.

Tidak ada alasan untuk tidak takjub dengan pemandangan ini. Kali ini aku benar-benar dibuat melongo untuk yang kesekian kalinya di dunia mimpi ini.

"Daebak!"

"Ngomong-ngomong, Ini bukan lantai dengan hologram 3D seperti yang kamu pikirkan, Kayla." Stef yang sudah berdiri di sampingku berujar.

Eh? Aku menoleh ke arah lelaki itu. "Hologram 3D?" Aku membeo. Sungguh, otakku tidak sampai kepikiran ke hal itu. Yang aku pikirkan tentang lantai ini adalah, ah sudahlah.

"Ya... Mungkin saja kamu berpikir kalau lantai ini adalah lantai dengan hologram 3 dimensi." Stefian melangkah ke depan, meninggalkanku yang masih membeku di tempat.

"Stef, tunggu aku." Berlari, aku mengejar lelaki itu. Menyebalkan memang. Suka ninggalin pas lagi bingung-bingungnya. Eh.

Awal pijakan, ikan terlihat bergerak biasa. Dua pijakan, tiga, dan empat. Lukisan ikan yang ada di bawahku mulai bergerak berenang menjauh dari pijakanku. Seperti takut terinjak.

"Yang kamu pijak saat ini adalah kolam ikan, Kayla. Bukan hologram, apalagi lukisan."

Dan di saat itu, aku tau kebenarannya. Ya, lantai dengan kolam ikan di bawahnya. Dengan lantai kaca bening yang memiliki daya tahan tinggi, sebuah kehidupan tercipta di bawah kakiku.

Terdiam beberapa saat karena otakku masih nge-lag, aku tersentak ketika Stef tiba-tiba berteriak seperti di dalam hutan.

"Hoiii!!!" Dia bukan mengejutkanku, melainkan untuk mengetes gema di ruang perpustakaan ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FOR(GET) THE MEMORY [On Going]Where stories live. Discover now