"Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca. Happy reading."
BAGIAN TIGA || MATEMATIKA DAN KERUMITANNYA.
•FOR(GET) THE MEMORY•
"Jika engkau ingin hidup senang, maka hendaklah engkau rela dianggap sebagai orang yang tidak berakal atau bodoh."
~Phytagoras~
***
Kini hanya kami bertiga yang ada di gazebo. Anik sudah kembali ke kelas setelah aku membantu mengerjakan tugasnya. Meskipun dia sudah mengucapkan terima kasih, tapi hatiku terasa sakit saat melihat sikapnya yang sangat santai. Dia egois. Meninggalkan kami bertiga setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Kenapa dia tidak menunggu kami dan kembali ke kelas bersama?
Kembali ke gazebo. Waktu terus terpangkas, dan aku belum membantu Sela mengerjakan PR-nya. Dan aku juga belum tahu seberapa banyak tugas itu.
"Mana tugas kamu, Sela?" tanya Reta yang masih setia duduk menunggu.
Hal inilah yang membuatku mau berteman dengan Reta, bahkan bisa dikatakan bersahabat.
Ada yang berbeda di dalam diri Reta. Bukan magic ataupun hal unik lainnya, melainkan kesetiaan dan kebaikannya.
Cewek dengan panjang rambut sepunggung dan selalu mengikatnya ala pony tail tidaklah sepandai siswa lain di kelas. Dia jauh dari siswa berprestasi dia sekolah.
Dia juga tidak termasuk ke dalam 20 besar peringkat di kelas. Dan sekali lagi aku katakan, aku tidak mempermasalahkan hal itu. Aku suka dengan sifat Reta, dan aku mau berteman dengannya. Dia tidak manja, yang ada kesulitan sedikit langsung bertanya.
Kami berteman sudah lebih dari satu tahun. Yaitu ketika penerimaan siswa-siswi baru SMP Kita Bisa. Ketika ia menawari tempat duduk di kelas kepadaku.
Aku beruntung memiliki sahabat seperti Reta. Dia tidak pernah menyusahkanku. Bahkan ketika ada tugas, dia selalu berusaha semampunya dan jika ia tidak tahu dan otaknya sudah buntu barulah dia bertanya kepadaku. Tidak seperti siswa lain, yang langsung bertanya kepadaku ketika ada tugas. Berbagai alasan keluar dari bibir mereka agar aku percaya. Terlalu manis.
Sela yang sedari tadi menunggu pun membuka halaman bukunya. Matematika.
Aku menggeser buku itu agar bisa melihat soalnya lebih jelas. Dari angka dan beberapa gambar yang tertera aku tahu ini adalah materi teorema phytagoras.
"Tolong kerjain ya, Kay. Aku gak tau bagaimana caranya," pinta Sela.
Aku tersenyum, terpaksa. "Iya, materi ini lumayan sulit kok. Aku coba bantu mengerjakan ya," jawabku berbohong. Dalam matematika tidak ada yang sulit asalkan mau berlatih. Dan terus berlatih.
Ada dua puluh soal essay dan waktu yang tersisa hanya 4 menit 31 detik. Astaga! Tidak mungkin aku mengajari dan memberi tahu cara serta rumus yang ada. Waktunya tidak akan cukup. Untuk mengerjakannya saja aku tidak yakin bisa selesai tepat waktu.
"Hilih, mitiri ini limiyin silit kik, Iki cibi binti mingirjikinnyi. Hellow, sejak kapan materi beginian Kayla bilang sulit," komentar Reta yang disambung dengan kekehan kecil.
Aku menimpuk lengannya. Astaga Reta! Bisakah kamu diam hah?! umpatku kesal. Aku mengatakan itu agar Sela tidak tersinggung, dan aku juga tidak mau menyombongkan diri dengan menganggap semua materi pelajaran SMP sangat mudah.

ESTÁS LEYENDO
FOR(GET) THE MEMORY [On Going]
Fantasía"Tentang kisah yang direncanakan." Aku tidak menyangka jika diriku menjadi alasan diciptakannya sebuah permainan dunia mimpi. Sebuah permainan yang telah ada 1000 tahun lamanya. Dan di saat aku masuk ke dalamnya, di saat itulah kehidupanku berubah t...