BAGIAN ENAM

79 18 0
                                        

"Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca. Happy reading."

BAGIAN ENAM || RAGA DAN JIWA YANG DIPAKSAKAN

FOR(GET) THE MEMORY

"Sejatinya setiap manusia mampu melakukan hal di luar batas kemampuannya. Dan semua itu tergantung niat dan kemauan. Jika kamu mau, maka semuanya akan terwujud."

~Kayla Syafira~

***

Aku menarik kunci pagar rumahku, mendorongnya agar bisa masuk. Ada Ibu di sana, sedang menyiram bunga di taman yang dibuat sendiri.

Mawar, tulip, dan lili. Semua tertanam rapi di tanah dengan panjang 10 kali 15 meter. Namun, di antara ketiga tanaman itu, bunga lili-lah yang paling banyak tumbuh di taman tersebut.

Aku mengucapkan salam, "Kayla pulang, Bu."

"Eh, anak kesayangan Ibu udah pulang. Ayah ada meeting ya?" jawabnya sembari memetik beberapa tangkai bunga.

Aku mengangguk, "Iya. Tadi Ayah baru ngasih tau aku. Jadi pulangnya naik bus deh. Dan Ibu tau gak? Kalau tadi ada orang yang aneh gitu. Laki-laki. Orangnya pendiam. Kadang-kadang natap aku lagi."

Oke, kalimat terakhir tidak sesuai dengan kenyataan. Malahan sebaliknya.

Dan jangan heran jika semua hal yang terjadi padaku selalu aku ceritakan kepada Ibu. Selain menjadi orang teristimewa yang pernah ada selain Ayah, Ibuku juga menjadi pendengar ceritaku yang paling setia. Juga pemberi nasihat yang paling perfect.

"Ah masa sih?" tanyanya tidak percaya. "Palingan juga orang biasa. Atau jangan-jangan kamu suka lagi sama dia, jadi kamu bilang dia aneh."

Aduh, kenapa Ibuku malah menggodaku sih. "Astaga Ibu. Kayla kenal juga tidak. Masa suka sih sama dia. Memang sih dia lumayan tampan. Tapi kan-"

"Tuh kan. Udahlah, Kayla. Kalau suka bilang aja, kenapa. Nanti diambil orang kamunya ngambek lagi," potong Ibuku yang semakin gencar menggodaku. Terkekeh.

"Tau ah, Ibu. Kayla masuk dulu," ujarku pura-pura kesal. Berjalan melewati Ibuku.

Ibuku malah tertawa, "Kayla. Kayla."

Aku menaiki tangga menuju kamarku. Membuka pintu kamar dan meletakkan tas serta mengganti pakaian.

Aku merebahkan tubuh di kasur. Menghirup dan mengembuskan napas beberapa kali untuk merilekskan pikiran.

"Kayla. Itu Rafa udah nungguin di rumah!" Suara keras Ibuku terdengar dari taman. Berteriak.

Astaga aku lupa. Sekarang adalah waktunya aku mengajari Rafa, anak tetanggaku. Lebih tepatnya nge-les anak tersebut.

Baru lima menit pikiranku bisa bersantai, dan sekarang harus bekerja lagi. "Iya, Bu. Aku lagi siap-siap."

Aku menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuh agar tidak terlalu bau. Setelah itu, berjalan menuruni tangga dan pergi ke rumah Rafa.

Sebenarnya ini adalah permintaan Ibuku untuk mengajari anak itu materi yang belum paham di sekolah. Aku mengiyakan saja, toh anak itu masih duduk di bangku kelas 3 SD, dan mungkin aku tidak harus mengeluarkan pikiran ekstra, tetapi kesabaran ekstra.

FOR(GET) THE MEMORY [On Going]Место, где живут истории. Откройте их для себя