Pandanganmu yang kini (40)

217 24 3
                                    

****ABRI POV****

Tok tok tok!

Aku bergegas membuka pintu rumah.
Dan saat aku membukanya....

"Abri!"
Ucap Andi dan Dilang bersamaan.

"kalian!, ayo masuk!"

"tidak apa-apa di sini saja, kami juga masih mau keliling ke rumah yang lain"
Kata Dilang.

"memangnya ada apa?"
Tanyaku.

"kita akan reunian, di rumahku malam ini!, maaf terlambat mengabarimu, kami juga sibuk dengan mengatur acaranya"
Jelas Andi.

"kalau begitu biar aku bantu, bagaimana kalau aku ikut dengan kalian?"

"hmm...., boleh! Tapi apa kau di izinkan?"
Tanya Andi.

"KAK ARYO ABRI IKUT TEMAN-TEMAN!!!!!!!!"

"IYA!!!!!, JANGAN LUPA PAKE JAKET SAMA TOPI!, DI LUAR PANAS!"
Teriak kak Aryo dari dalam rumah.

"tunggu sebentar ya, aku siap-siap!"
Aku masuk kembali ke dalam rumah dan bersiap-siap.

.
.
.
.

Malam harinya.....

****FAIZAL POV****

Aku tengah berbaring di dalam kamarku, menatap langit-langit yang di hiasi lampu.

"apa aku harus pergi?"
Tanyaku pada diri sendiri.

Dan saat itu keputusanku sudah bulat!
Aku tidak akan menghadiri acara itu!

"Faizal, temanmu datang...."
Kata ibuku dari luar kamar.

Cih!

Aku segera menemui orang yang datang mencariku, ternyata itu Eka dan Hasrul.

"ayo! Yang lain sudah ada di rumah Andi!"
Ajak Eka.

Mereka sudah bersusahpayah datang kemari, jadi mau tidak mau aku harus pergi.

.
.
.

Saat kami sampai, terlihat sudah ramai di halaman rumah Andi.
Untuk sekarang aku masih belum melihat keberadaan Abri.

"oiii kalian lama sekali!"
Sahut Andi dari kejauhan saat melihat kedatangan kami.

"haha maaf, tadi kami habis menjemput Faizal dulu"
Jelas Hasrul.

"eh!, m..ma..maaf..... "
Ucapku.

"Faizal?, ahhh ketua kelas 9-2 kan?, bukannya dulu kau berteman baik dengan Abri?"
Sial, Andi tahu....
"Abri sekarang sedang sibuk di dalam rumah membantu yang lain memasak, kalian bertiga duduk saja dulu"

"ada apa?, hah! Eka!"
Abri akhirnya muncul.

"Abri!!!!!, Hikma dan Risma sudah datang?"
Tanya Eka.

"sudah, mereka ada di dalam"

"kalau begitu aku masuk ya!"
Eka berlari masuk ke rumah Andi.

"Abri, kau ingat orang ini?"
Andi menanyakan Abri soal aku.

"ahhh yang waktu itu pingsan kena gagang sapu!"
Jawab Abri polos.

"b..bukannya Abri hilang ingatan?, haha jangan paksa dia mengingat"
Kataku.

"ahh benar juga, kalau begitu silahkan duduk"
Kata Andi sambil berlalu pergi bersama Abri.

.
.
.
.

Malam itu aku habiskan dengan duduk seorang diri.
Yang lain hanya asik dengan sahabat mereka sendiri.
Ya beginilah nolep....

Akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja.
Namun saat aku hendak bangkit dari tempat duduk, tiba-tiba seseorang duduk tepat di sebelahku.

"sudah mau pulang?"
Tanya orang itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Abri.

"A..Ab..ri........ "

"dari tadi kau terlihat menyendiri, apa kau punya masalah?"
Tanya Abri.

Akupun menggelengkan kepalaku.

"kalau begitu senyum saja!, lagi pula kalau kau merasa kesepian ada aku kok"
Abri tersungging sambil merangkul pundakku.

Rasa malu.....
Aku jadi malu jika mengingat kembali kelakuan bejatku waktu itu.
Kini Abri menjadi orang yang baru, bagaikan terlahir kembali.
Dia tidak ingat apapun termasuk kejadian waktu iti.

"hei......, kau menangis?"

"eh! t...tidak... aku tidak menangis"

"ohh, mungkin kau kelilipan, ya sudah nikmati acaranya ya, aku mau kedalam dulu!, sampai jumpa"
Abri beranjak dari kursi dan masuk kedalam rumah Andi.

.
.
.
.

Keesokan harinya.....

****FAHMI POV****

"A....Abri............"

"Mi...... "

Aku terbangun dari tidur dan mendapati Abri tengah menindihku di balik selimut.
Apa yang ia lakukan di dalam kamarku?!

"m..mi........."

"bri..... Kenapa kau di sini?!"

"sakit.... "

"apa?, jawab dulu bangsat kenapa kau ada di sini?!"
Aku mulai emosi dan mendorong Abri menjauh.

Selimut yang menutupi tubuh kami langsung tersingkap dan yang membuatku terkejut sampai gemetar adalah....

"m..mi......"
Abri meringis dengan bajunya yang bersimbah darah di bagian dada.

"A...Ab..ri....... Abri kau kenapa?! Buka bajumu!, t...tidak kau harus ke rumah sakit! Bertahanlah!"
Aku bangkit dan langsung berlari menuju pintu untuk mencari pertolongan.

Dan ketika aku membuka pintu, ada ibuku yang terkejut melihatku.

"Fahmi! Kenapa teriak-teriak pagi begini?!"
Tanya ibuku panik.

"b..bu! Di dalam temanku berdarah! Banyak sekali! Cepat bu! Ce...... "
Saat aku melihat kedalam kamar, tidak ada siapapun.

"Fahmi jangan sering begadang nonton film, ibu takut kamu sampai terbawa begini!, fokus dengan sekolahmu!"
Kata ibu sambil berjalan pergi meninggalkanku.

Aku lalu duduk di meja belajarku.
Aku memijat pelan kepalaku sambil menunduk.

"ada apa denganku!"

*****

Di sisi lain Abri mulai bisa move on
Tapi di sisi lain Fahmi juga sudah mulai di hantui oleh rasa sukanya sendiri.

Hmmm

Yang penting kalian jangan lupa vote :)

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang