Study tour (102)

154 20 2
                                    

Semester 2 di mulai...

"Apa?!!!!!! Study Tour?!!!!!!!"
Teriak kami bersamaan mendengar penjelasan Fahmi barusan.

"Jadi minggu depan kita akan berangkat study tour?!"
Tanya Ikbal.

"Ho'oh"
Fahmi mengangguk.
"Untuk peta perjalanannya masih belum jelas kita kemana saja nanti, tapi semuanya sudah sepakat"

"Berapa lama kita akan pergi?"
Tanyaku.

"Seminggu bri, kalau dari firasatku... Sepertinya kita akan keliling Sulsel"
Jelas Fahmi.

"Kau tadi bilang petanya belum pasti...."
Ucap Rajab.

"Hehehe, sebenarnya tadi tidak sengaja aku dengar saat ada di ruang guru"

"Tapi keliling sulsel...., sepertinya kita hanya akan kelelahan di dalam bis saja"
Kata Gusti.

"Kalau di pikir-pikir benar juga...., bisa-bisa tulang ekor kita patah kalau terus duduk di bis"
Sambungku.

"Siapa bilang kita akan naik bis?"
Tanya Fahmi.

"Lalu?"
Tanya kami balik.

"Hehehe...."

.
.
.

Minggu depannya....

"Allahu Akbar...."
Aku yang baru sampai di area sekolah langsung di kagetkan dengan truk TNI yang berbaris di luar sekolah.

"Hehe, sepertinya study tour mu bakal menyenangkan bri?"
Ledek kak Aryo.

"Diam!!!!!, akhhhhh ini lebih parah dari bis!"

"Hehe, tenang saja, salah satu pengemudi truknya sudah kenal sama kamu kok"

"Eh?, siapa?"

"Aryo!!!"
Sahut seseorang.
Orang dengan kaos loreng itu lalu menghampiri kami dan...

"Bang Said?!!!!!!!!!!!!!!!"
Aku langsung memeluknya.

"Ku pikir kamu hilang ingatan...",
Kata kak Aryo.

"Hehe, soalnya aku ini susah untuk di lupakan, kan bri?"

"Siap bang!, bang Said kenapa tidak jadi kakakku saja?, aku sudah bosan dengan yang satu itu"

"Oi!"

"Hehe, bercanda kak...."

"Tapi bri!, lihat dirimu!, hahaha sudah besar, terakhir waktu ketemu sama Abang kamu kayak banjir"

"Banjir?"

"Iya banjir, cuma selutut hehehe"

"Aduh renyah...."

"Hahaha..., oh iya... Aku minta maaf soal bapak..., aku juga baru dapat kabar dua minggu kemudian"
Kata Bang Said.

"Tak apa, kau juga sibuk kami bisa mengerti"
Kata kak Aryo.

Bang Said mengangguk.
"Habis ini aku ke makam bapak ya, berhubung aku juga belum pernah melayat"

"Silahkan, nanti ku temani, ehh omong-omong kau akan jadi supir salah satu truk kan?"

"Iya"

"Nah, jaga bocah ini!"
Kak Aryo menarik tanganku.

"Aku bukan bocah lagi!!!!!"

"Hahaha pasti"

"Ya sudah, aku ke kantor dulu, ingat!, dia kalau di lepas bakal kemana-mana!"

"Aku bukan anak kecil lagi!!!!!!!!!"

.
.
.

Setelah kak Aryo pergi, aku segera masuk ke dalam lingkungan sekolah untuk menemui yang lain.

"Abri!!!!!!!!!!!"
Fahmi yang melihat kedatanganku langsung berlari kearahku hendak memelukku.

Bugh!
Aku menendang kakinya.
"Addehhhh!!!!!!, kenapa ko?! (Kau kenapa?!)"

"Kau itu iya! (Kau itu!), nda nu bilang-bilang kalau mobil begituang di naiki sebentar! (Kau tidak bilang-bilang kalau kita akan naik mobil seperti itu nanti!)"

"Hehe, iye' maaf sayang... Bercanda jka itu (aku hanya bercanda), jangan marah na!"
Fahmi lalu memelukku dari belakang.

"Tau!, minggir! Kau pikir kau itu ringan?!"
Bentakku.

Fahmi lalu melepas pelukannya dan bilang...
"Nanti kita satu kamar ya di penginapan"

Aku hanya diam dengan memasang wajah datar.

"Kenapa sayang?, nanti ku peluk lagi...."

"Sssst!, aku tidak mau banyak bicara dulu!, soalnya aku tidak mau mabuk di perjalanan nanti, aku mau ke kelasku dulu untuk mengabsen"
Akupun pergi meninggalkan Fahmi.

.
.
.

Lebih dari dua jam kami bersiap-siap di lingkungan sekolah.
Setelah mengabses seluruh teman sekelasku, kami segera di arahkan untuk naik ke truk TNI yang tadi ada di luar.

Untuk kalian yang belum tahu....
Truk TNI ini hanya punya bangku memanjang hanya pada kedua sisinya...
Barang-barang kami letakkan di tengah dan para manusianya duduk di bangku itu.

"Ayo bri duduk, kau tidak capek berdiri?"
Fahmi menyuruhku untuk duduk.

"Duduk di mana?! Bangkunya sudah penuh!!!"
Jawabku emosi.

"Aku pangku"
Kata Fahmi sambil tersenyum lebar.

"TIDAK MAU!"

"Ayolah bri, di truk ini juga hanya ada kita dan beberapa teman kelas Fahmi"
Kata Gusti.

Jadi sebenarnya aku juga baru tahu kalau hampir semua teman kelas Fahmi sudah tahu soal kami, katanya karena Fahmi dan Jalil pernah bertengkar karena aku di kelasnya.

"Cie malu..."
Ejek Erni.

"Bukannya aku malu!"

"Ayolah bri, kau juga tidak ada pegangan, jadi biar aku pangku saja"

"TIDAK!"

BRRRUUUUM!!!!!
BRAK!

Truk yang melaju dengan kencang saat di tikungan membuatku kehilangan keseimbangan dan jatuh.

"Nah gini dong"
Kata Fahmi yang langsung memelukku saat aku terjatuh menimpa tubuhnya.

"Lepaskan aku dasar budak cinta alay!!!!!"

*****

Mulai kambuh

Jangan lupa vote :)

Selir Hati (Sejenak#2)Where stories live. Discover now