Chapter 26 : Shuttle cock

6.7K 1.2K 221
                                    

Bersiap untuk bertarung, Yaya melambaikan tangannya ke arah Wu Yang agar segera melakukan penyerangan. Yaya cukup berbangga diri karena tubuhnya setelah memasuki dunia ini semakin ringan, sehingga ia bisa mengaktifkan teknik terbangnya.

Wu Yang menuju ke arah Yaya ingin memberikan pukulan, namun dengan gerakan cepat Yaya bisa menghindarinya. Gerakan-gerakan Wu Yang semakin lincah, begitu pula dengan Yaya. Wanita itu terus dengan kaki yang ringan bisa loncat ke dahan satu ke dahan lainnya yang terdapat di Lily Paviliun.

Pakkkkkkk

"Aduh!" Teriak Wu Yang. Tangannya langsung memegang pundak sebelah kirinya.

"Makanya jangan melamun." Ejek Yaya yang sudah duduk kembali ke tempatnya tadi. Ia kembali memasukkan keripik singkongnya seolah ia tidak melakukan kesalahan.

"Bagaimana kau bisa di belakangku?" Tanya Wu Yang yang mengikuti Yaya duduk.

"Itu rahasia! Tapi kalau mau tau, kau bisa menjadi murid ku hahaha." Kata Yaya dengan becanda. Namun dirinya tidak memahami jika orang yang saat ini sedang duduk di sampingnya itu selalu membawa serius perkataan orang lain.

"Baiklah aku akan menjadi muridmu." Wu Yang menganggap ucapan Yaya dengan serius.

Yaya menatap Wu Yang dengan alis yang bertaut. Apakah ini seperti definisi ketika gebetan chat kita dengan jari tapi kita membalasnya dengan perasaan? Hei dirinya hanya bercanda, kenapa orang di depannya selalu menjadi balok es yang selalu lurus?

"Aku hanya bercanda, Wu Yang." Yaya menggaruk tengkuknya.

Pria yang menutup matanya dengan sehelai kain itu menghadap ke arah Yaya berada. Walaupun tidak melihat sorot matanya, Yaya dapat merasakan jika saat ini pria itu menatapnya dengan sungguh-sungguh.

"Tapi aku sungguh ingin berguru dengan mu, nona Ling." Kata Wu Yang.

"Aih kenapa kau masih memanggilku seperti itu, panggil aku Yaya!" Tangan Yaya menepuk pundak kiri Wu Yang lagi, kali ini dengan ringan.

"En." Wu Yang mengangguk.

Tidak ada percakapan lagi. Satu orang masih bingung dengan teknik yang digunakan lawannya, satu orang lagi masih memikirkan drama Penthouse yang membuat otaknya meledak.

Wu Yang menatapnya dengan bingung, sama halnya Yaya yang menatapnya dengan bingung.

"Apa?" Lontar Yaya.

"Teknik yang kau gunakan tadi aku belum pernah melihatnya." Gumaman pelan keluar dari bibir Wu Yang.

"Ah itu, itu jurus Naruto Seribu Bayangan!" Yaya menjawab pertanyaan Wu Yang dengan tangan yang masih menyuapkan keripik singkong ke dalam mulutnya.

"Naruto Seribu Bayangan?" Wu Yang mengangguk-angguk pelan, mempercayai ucapan Yaya yang sebenarnya tidak bisa dipercaya itu.

Aihhhh kenapa Wu Yang selalu percaya padanya??

"Ya'er, kau dimana?!" Teriakan nyaring memanggil namanya.

Wu Yang berdiri dari duduknya, ia bersiap-siap ingin melarikan diri.

"Aku harus pergi, aku akan datang kembali." Katanya berpamitan.

"Kau ingin kesini lagi?" Heran Yaya.

"En, aku akan belajar jurus Naruto Seribu Bayangan." Wu Yang menunduk hormat dan segera pergi dari sana.

"Ya'er!" Teriak Ling Joon lagi.

"En, aku disini!" Balas Yaya.

Cahaya remang-remang karena langit yang masih belum sepenuhnya menghitam menyinari wajah cantik Yaya. Kaki Ling Joon melangkah dengan cepat, bibirnya tersenyum dengan lebar.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang