Chapter 40 : Langit, Bolehkah Kau Turunkan Hujan?

3.6K 694 70
                                    

Annyeong haseyo, Yorobun!

Gimana malam mingguannya? Atau malam minggu gini kalian malah diGhosting doi? Tuh kan overthinking lagiii.

Guys, karena author jarang up, author kasih part yang panjang—2500+ loh. 2 part author jadiin satu, jadi anggap aja ini double up, ye!

Ah, sekali-kali bikin klean senang kan ya. Bicara-bicara, kemarin tanggal 10 Oktober adalah Hari Kesehatan Mental Sedunia, loh.
Padahal ane mau buat part khusus Mental Health, tapi gak jadi😭

Gimana-gimana? Kalian sudah mencintai diri sendiri belom? Atau masih dengerin ucapan-ucapan orang lain yang buat kamu down? Semangat, ya!

Hai, anak ekstrovert! Istirahat bentar yuk, jangan terlalu membahagiakan orang lain, dirimu juga perlu bahagia. Boleh membuat orang lain bahagia, tapi berawal dari dirimu sendiri dulu. Kamu sudah bahagia belom?❤️

Hai, anak introvert! Yuk, keluar bentar. Tapi kalau kamu lelah, boleh istirahat kok. Memang sulit menjalin komunikasi interpersonal, jadi jangan pantang menyerah!❤️

Akhir dari author, see you luv!❤️


_________________________________________


Yaya menggenggam kain hanfunya dengan erat. Perkataannya sungguh keterlaluan. Sekarang, hidupnya tidak seperti Maria Su Han. Hidupnya yang dulu tidak ada yang berani mengusiknya. Walaupun berani, mungkin tidak berani mengusik ketenangan keluarganya. Sedangkan sekarang ini, ia hidup bertumpu pada keluarga keluarga jendral. Bagaimana jika sikapnya ini bisa membuat kemalangan bagi keluarga barunya di sini?

"Argh!" Yaya menarik rambutnya dengan erat. Yaya, berani boleh, tapi jangan sampai kelewatan batas.

"Ya'er," Ling Jin membawa secangkir teh untuk diberikan pada Yaya. "kau menyesal?"

Yaya meneguk air teh itu dengan sekali teguk. Walaupun panas terasa di tenggorokannya, rasa sakitnya tidak melebihi rasa pusing di kepalanya.

"Menyesal?"

"Aku akan membujuk Yang Mulia Kaisar untuk membatalkan dekrit itu," ucap Ling Jin.

"Gege, aku baik-baik saja." Yaya tersenyum dengan lebarnya.

Mata Ling Jin menyipit. "Kau tidak pantas merasakan penderitaan di dunia ini. Ya'er, walaupun kau baru kemarin jadi adikku, aku sangat menyayangimu. Sebenarnya, aku tidak ingin kau pergi ke dunia mu lagi. Tapi melihatmu memiliki nasib yang seperti ini, aku akan berusaha mencari jalan agar kau bisa pulang ke rumahmu."

"Gege..." Gadis kecil itu memeluk pria besar di sampingnya.

"Gege, apakah aku harus meminta maaf pada pangeran mahkota?" tanya Yaya.

"Menurutmu, apakah perlu?"

Yaya mengangkat kedua bahunya, bahkan ia sendiri bimbang dengan keputusannya.

"Jika gege memilih, kau akan pilih temanmu atau calon suamimu?" tanya Yaya lagi.

"Suami? Apakah kau mengharapkan gegemu ini memiliki suami dan bukan istri?" Ling Jin menyedekapkan kedua tangannya, memasang ekspresi yang cemberut lucu. Sebentar saja dirinya akan bersikap konyol untuk membuat adiknya ini tersenyum.

"Gege, maksudku bukan itu. Kau pasti paham kan?" kata Yaya gemas sendiri.

"Hahaha! Lihat gege, kau tidak pantas untuk sedih. Aku lebih suka kau marah-marah daripada sedih seperti ini." Ling Jin mengelus-elus sayang kepala Yaya.

"Ya'er, minta maaf tidak selamanya kalah." Akhir kata Ling Jin.

Ling Yaya mengangguk, ia paham keinginan Ling Jin saat ini.  Walaupun kakaknya ini teman akrab dengan Han Yu Xia, itu tidak membuatnya bisa menghentikan sikap kegilaan yang akan terjadi kedepannya.

General's Daughter from FutureWhere stories live. Discover now