Chapter 55 : Adumbara

3.6K 522 178
                                    

Terima kasih sudah menjadi orang yang setia dan sabar, Bestie❤️✨

2000+

_________________________________








Ning Jili menatap Yaya dengan aneh. Benar kata orang-orang, perempuan ini bodoh. Sudah mendapatkan pangeran, malah mencoba melepaskannya. Ibaratnya, kau sudah mendapatkan permata di matamu, tapi kau melepaskan demi segenggam bunga Adumbara.

"Kenapa kau tidak jadi menikah dengan Pangeran Mahkota?" tanya Ning Jili to the point, tangannya masih memegang bahu Yaya dengan erat.

"Kenapa tanya seperti itu? Apakah kau juga menyukai Pangeran Mahkota sehingga kau menanyakannya? Bukankah kau hanya menyukai Jin ge?" berkata dengan tenang, tangan Yaya seraya menurunkan tangan Ning Jili dari pundaknya.

Wajah Ning Jili sudah memerah, bisakah wanita ini mengatakannya dengan volume yang rendah? Sekarang Ning Jili dan Yaya sedang menjadi pusat perhatian.

"Kau aneh! Siapa yang mengatakan hal tidak masuk akal itu?" Suara Ning Jili meninggi untuk menyangkalnya.

"Tentu saja adiknya sendiri. Benar, kan, Ge?" Yaya menoleh ke arah Ling Joon dengan menanti jawaban.

Ling Joon yang sedang membersihkan kotoran di kukunya seketika melotot tajam ke arah adik laknatnya. Apakah tidak bisa tidak membawa nama orang lain? Kalau sudah berurusan dengan Yaya, dirinya akan ikut terseret dalam masalah.

Pria itu menggaruk tengkuknya, dirinya bingung mengatasi Ning Jili.

"Ah, Nona. Bukan itu, aku hanya mengatakan pada Ya'er jika Jin ge sepertinya juga menyukaimu." Ling Joon memasang senyuman palsunya, ia harus berkata manis untuk menjaga wanita itu tidak hilang kendali. Berharap jika perempuan itu mendengar kabar baik, dia tidak akan marah.

"Eh, loh, bukannya katamu gege tidak menyukai Nona Jili sekuat apapun usahanya?" timpal Yaya kalem. Mata Ling Joon lagi-lagi melotot. Apakah adiknya tidak bisa berpura-pura? Ah, bisakah dirinya lari hidup-hidup dari sini?

"Kenapa? Bukankah gege mengatakan itu?" ulang pertanyaan itu. Di sini Yaya belum tahu maksud Ling Joon mengatakan itu.

"Ya'er-"

"Minggir, Putri kami ingin lewat!" Perkataan kasar itu menghentikan percekcokan di antara mereka bertiga.

"Kalau lewat, ya, lewat. Bukannya malah teriak seperti itu. Bukankah jalan masih lebar? Memangnya putrimu segede gajah yang memerlukan jalan lebar?" cerocos Yaya dengan kekuatan julid-an yang dimilikinya.

Kali ini Ning Jili dan Ling Joon setuju dengan ucapan Yaya, mereka berdua serempak menganggukkan kepalanya.

"Siapa kau?" tanya pelayan itu. Alis berbentuk bulan sabit nan tebal menjadi fokus utama Yaya. Hei, apakah dia Shinchan? Kenapa dia memiliki alis tebal?

"Aku? Kau mau tahu siapa aku?" Yaya berjalan pelan ke arah pelayan itu. "Aku adalah seorang gadis yang baik hati dan cantik,"

Ling Joon dan Ning Jili bergidik ngeri mendengar jawaban berlebihan dari Yaya.

"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Ning Jili kepada Ling Joon.

"Mungkin otaknya sedikit tergeser karena tidak menemukan orang yang disukainya," jawab Ling Joon memberi penjelasan kepada Ning Jili.

Kali ini, Ning Jili dan Ling Joon seperti patung Doraemon dan Nobita yang hanya menonton pertunjukan dari Yaya.

"Lancang, berani-beraninya membuang-buang waktu putri kami!" Suara itu membuat semua kegiatan di pasar berhenti sejenak. Nah, kan, kali ini pelayan itu seperti pengendali suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang