Chapter 8 : first Step

10.4K 1.7K 234
                                    

Ling Joon seketika kowtow di depan pangeran Mahkota, pandangan yang tajam ditujukan kepada kepala Ling Joon. Tanpa bersalahnya Yaya tertawa dengan keras, hei bagaimana dia bisa melihat adegan seperti perselingkuhan.

"Hahahaha" Yaya tidak bisa mengentikan aksi ketawanya. Sudut matanya sampai mengeluarkan air mata bahagia.

"Kau! Kenapa kau tertawa? Kau mentertawakan benwang?" Han Yu Xia membentak Yaya, sehingga suara tawa dari dirinya berhenti seketika.

Ling Joon melemparkan senyum sinis ke arah Yaya, dengan tatapan seperti mengejek membuat Yaya ingin memukul wajahnya. Yu Xia melangkah ke arah Yaya, wajahnya tetap mempertahankan wajah galaknya.

"Kau tidak takut pada benwang?" Tanya Han Yu Xia. Jawaban Yaya hanya menggeleng dan mengangguk, seperti senam Poco-Poco saat hari Jumat.

Ling Joon menelan ludahnya dengan susah payah, bagaimana adik barunya ini berani dengan pangeran mahkota yang sudah terkenal psikopat ini?

"Ah yang mulia pangeran—" Ling Joon bermaksud mengalihkan perhatian Yu Xia dari Yaya, tapi apa dikata, sebelum menyelesaikan perkataannya saja dirinya sudah diberhentikan.

Yaya hanya diam menatap kedua orang itu dengan tampang tanpa rasa bersalah, bukan bodoh! Tapi dirinya harus bagaimana? Merayunya dengan memegang tangan pangeran gila itu? Hah pangeran itu tidak bisa kontak fisik dengan perempuan. Mungkin setelah menyentuh wanita dirinya akan ambeien, atau kejang?

"Kau!"

Yaya menatap tepat ke manik mata Han Yu Xia, ia tidak berdiri atau ber kowtow ria. Kakinya yang baru saja kecelakaan menjadi alasan kuat untuk tidak menyembah makhluk titisan syaiton ini.

"Maaf sebelumnya yang mulia, maaf jika perkataan saya nanti menyinggung perasaan yang mulia pangeran mahkota." Ulang Yaya untuk meyakinkan bahwa dirinya benar-benar meminta maaf. "Saya mengerti jika setiap orang berbeda dalam menjalani hidup. Namun pada saya, yang mulia, maupun Ling Joon gege tidak bisa hidup tanpa orang lain di sekitar kita."

"Apakah kau menasehati benwang?" Tanya Yu Xia dengan wajah yang tetap sama.

"Bukan, saya tidak bermaksud demikian. Saya hanya menggurui, eh bukan maksud saya menyampaikan pendapat. Bahwasanya jika pangeran galak seperti itu nanti tidak mempunyai teman!" Seru Yaya dengan suara semangat yang khas. Tangannya ia sedekapkan di dadanya seperti seorang guru yang melihat pekerjaan anak muridnya.

Han Yu Xia mengerutkan dahinya, bukankah gadis ini lancang terhadap dirinya? Siapa yang berani menasehati garis keturunan dari kaisar yang kelak akan menjadi kaisar selanjutnya? Apakah gadis ini memiliki nyawa 9?

"Tidak tidak.. huft gege pasti terpaksa berteman dengan anda." Lanjut Yaya dengan meracau tidak jelas. Kepalanya kembali bergerak ke kanan dan ke kiri.

"Kau berani dengan benwang?" Tanya Han Yu Xia lagi. Ling Joon menelan ludahnya beberapa kali. Ah dirinya membutuhkan gege untuk memisahkan gadis keras kepala itu.

Ling Joon keluar dari kamar Yaya dan mencari keberadaan gegenya. Ia berharap ketika meninggalkan Yaya dan pangeran mahkota tidak terjadi pemenggalan kepala saat itu juga.

Yaya menggelengkan kepalanya sekali lagi.

"Bagaimana saya bisa takut dengan anda jika pangeran mahkota juga manusia?" tanya Yaya yang masih menyedekapkan tangannya.

"Yang mulia bukankah lelah berdiri terus menerus seperti itu? Saya duduk jadi saya tidak lelah. Lebih. Baiknya anda duduk di sini." Yaya menawarkan untuk duduk di ranjangnya, dan menggeser tubuhnya untuk memberi tempat untuk duduk pangeran Han Yu Xia.

Tidak ada respon dari pria di depannya, hanya berdiri seperti patung adalah ciri khas dari pangeran syaiton ini.

"Ya sudah jika anda tidak ingin duduk, saya tidak akan memaksa." Kata Yaya akhirnya. Ia tidak ingin lelah-lelah karena harus membujuk batu yang diberi nyawa ini.

General's Daughter from FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang