35 - Kebenaran Tentang Priska

185 28 16
                                    

Semilir angin menerpa wajah tampan yang terlihat begitu tegas, pandangannya memang lurus ke depan namun pikirannya selalu menuju pada satu orang.

Berdiri sendiri di balkon kamar sembari menunggu kedatangan putra semata wayangnya. Akbar mulai membuka suara setelah Gibran masuk ke dalam.

"Maaf sudah membahayakan hidupmu selama ini, Daniel memberitahukan semuanya tadi. Papa gagal menjaga keluarga kita," kata Akbar tanpa berbalik.

Gibran mendekat berdiri tepat di samping Akbar. "Bukan salah papa hanya saja inilah kehidupan apapun yang terjadi kita harus tetap bertahan dan jika perlu harus melawan."

"Gibran, sudah hampir 3 tahun papa tidak sadarkan diri tidak tahu apa yang kamu hadapi selama itu. Saat menghabiskan waktu bersama Alghoz papa tahu mereka sangat berharga untukmu sama halnya dengan keluarga."

Akbar menatap Gibran dengan penuh keyakinan. "Mulai sekarang kamu memiliki anggota baru di Alghoz, papa mu ini akan selalu di sampingmu! Bersama kita akan menemukan pelakunya."

"Priska, itu nama pelaku dibalik kecelakaan yang hampir menewaskan papa sama mama."

Mendengar itu Akbar sangat terkejut karena dirinya mengenal nama itu bahkan sangat mengenalnya. "Kurang ajar! Dia muncul lagi!"

"Papa kenal?"

"Iya bahkan sangat rupanya musuh kita adalah keluarga sendiri, Priska itu adik angkat papa."

"Tapi apa masalahnya?"

"Dulu kakekmu mengadopsi seorang anak, dia adalah Priska. Papa, Indra dan Priska tumbuh bersama, kami saling menyayangi tapi saat beranjak dewasa semua berubah Priska mulai menunjukkan sifat buruknya apalagi ketika kakekmu mengidap penyakit mematikan."

"Warisan?" tebak Gibran dan Akbar mengangguk.

"Benar, kakekmu memberikan warisannya pada kami bertiga secara rata tapi Priska tak pernah merasa cukup mungkin karena terbiasa dengan kemewahan membuatnya sangat tergila-gila dengan uang. Seiring waktu semua semakin memburuk Priska sempat melakukan percobaan pembunuhan terhadap kakekmu."

"Namun kakekmu itu masih mempunyai belas kasihan, dia tidak melaporkan perbuatan Priska malah hanya mengusir wanita itu dengan memberikan satu kesempatan lagi jika Priska kembali dengan pemikiran yang sudah terbuka dan lebih baik kakekmu akan dengan senang hati menerimanya kembali."

"Tapi nyatanya setelah diusir, kebencian dan rasa iri semakin menjadi-jadi. Priska tahu bahwa papa merupakan putra kesayangan, kehidupan papa begitu baik tentu saja itu tidak sepenuhnya dari kakekmu papa memilih berjuang sendiri hingga menjadi seperti sekarang tapi sepertinya Priska salah faham dan ingin menghancurkan kehidupan papa. Dia wanita yang begitu terobsesi dengan harta."

Gibran mendengarkan penjelasan itu secara seksama, ternyata masalahnya tidak semudah itu. "Identitas Priska sudah diketahui dan berdasar pada penyerangannya selama ini Priska bukan musuh yang mudah. Pa...dia mempunyai rekan yang dicurigai adalah salah satu anggota Alghoz."

"Tapi itu mustahil Gibran? Siapa yang mengatakannya?"

"Gavin dan memang ada anggota Alghoz yang terlihat mencurigakan, Gibran masih mencoba mencari tahu lebih lanjut seiring waktu penghianat akan ditemukan."

"Tapi tetap saja itu sulit dipercaya bisa saja Gavin hanya menjebakmu!"

"Manusia itu tidak bisa ditebak Pa."

🔥🔥🔥

Priska terbangun seketika saat rekan remajanya itu mendorong pintu ruangan dengan begitu keras. "Aishh! lo nggk bisa bikin hidup gua tenang bentar apa!"

"Tenang? Tenang lo bilang! Sampai kapan kita kaya gini terus ha? Gua muak pura-pura baik di depan mereka, gua nggak mau biarin Gibran tenang lebih lama lagi!"

Priska mulai menghela nafas, ia beranjak dari kursinya dan mulai berjalan mendekat. Berhenti tepat di depan remaja itu.

"Semua butuh proses, gua udah bilang kan kita nggk boleh gegabah. Gibran bukan musuh yang mudah, kita perlu waktu dan perlu tahu kelemahan bajingan itu, ngerti?"

"Lo tahu kan gua bukan tipikal orang yang sabar?!"

"Dasar! Lo cuma nggak tahu aja kita udah selangkah lebih maju. Gua tahu Gibran suka sama Kyra."

Remaja itu tersenyum remeh. "Cuma itu doang? Gua-"

"Tomi, dia ayah kandung Kyra," potong Priska membuat Remaja dihadapannya itu menatapnya terkejut namun tidak lama kemudian ia mulai terkekeh.

"Haha...ternyata pacar tua bangka lo itu berguna juga."

"Setelah mendengar fakta itu rasa benci mengalahkan segalanya, dendam kita akan segera terbalaskan untuk itu kita harus mulai dari yang lemah dulu," ujar Priska sembari tersenyum miring.

"Jadi kapan?"

"Besok!"

🔥🔥🔥

TBC

Apakah sudah membanggongkan?
Tapi sepertinya masih ada beberapa fakta maupun petunjuk yang akan kalian jumpai di part-part selanjutnya.

Pahami setiap adegannya, kawal Gibran sampai ending💪🏻😭

______________________

Gibran Raffransyah Kafeel

Gibran Raffransyah Kafeel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Akbar Ghaisani Kafeel

Akbar Ghaisani Kafeel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Priska Gibston

Priska Gibston

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
GIBRAN RAFFRANSYAHWhere stories live. Discover now