20 - Serangan Tak Terduga

379 38 12
                                    

Lima pria dengan postur tubuh yang berbeda-beda mulai mengobrak-abrik semua yang ada di pasar malam itu.

Satu orang dengan postur tubuh tak terlalu besar dan terlihat masih remaja yang berdiri paling depan sudah cukup menjelaskan bahwa ia adalah pemimpin para berandal dengan muka sangar itu.

Orang itu menggunakan masker hitam dan juga topi dengan warna senada. Tangan kanannya memegang pistol dengan begitu kuat. Tatapan matanya begitu tajam.

Gibran dengan cepat menarik tangan Kyra, membawanya pergi mencari tempat persembunyian.

Namun, mata tajam remaja bertopi itu telah menangkap mereka. Ia dan lima anak buahnya mulai mengejar Gibran dan Kyra yang berlari tanpa tujuan.

Gibran dan Kyra bersembunyi di balik tembok. Mereka berdua mulai mengatur nafasnya masing-masing. Gibran melihat Kyra yang begitu tampak kelelahan, ia semakin merekatkan pegangan tangannya.

"Percaya sama gua Ra!"

Kyra mengangguk sebagai jawaban. Suara langkah kaki yang lebih dari satu mulai terdengar semakin dekat.

"GIBRAN! KELUAR LO JANGAN SEMBUNYI! KALAU LO GAK KELUAR GUA BUNUH AJA SEKALIAN CEWEK YANG SAMA LO TADI!"

Gibran menoleh ke arah Kyra yang juga menatapnya. Jujur Gibran khawatir akan keadaan Kyra bagaimana jika orang itu benar-benar serius dengan ucapannya?

Tangan kirinya mulai merogoh saku celana jeans yang dipakainya, ia mengeluarkan ponselnya lalu memberikannya pada Kyra.

"Sekali lagi gua minta lo percaya sama gua! Sekarang lo lari menjauh dari sini telfon salah satu anggota Alghoz, minta tolong sama mereka buat anterin lo pulang."

"Kakak jangan temuin mereka! Kakak disini aja kita sembunyi di sini sampai mereka pergi!"

"Gua nggak mau ngorbanin hidup lo demi hidup gua sendiri."

Gibran melepaskan genggaman tangannya lalu mengelus pelan puncak kepala Kyra. Ia berjalan keluar dari tempat persembunyiannya setelah Kyra sudah berlari cukup jauh.

"Nyali lo besar juga ya."

"Siapa lo?"

"Gua yang pernah buat orang tua lo hampir mati," ucapnya seraya tersenyum miring.

Gibran mengepalkan tangannya kuat, kenangan itu kembali berputar dipikirannya.  "BANGSAT!"

"Sebenernya sih gua dendamnya cuma ke lo cuman karena mereka ada hubungannya sama lo jadi mereka juga harus mati!"

"CARI MATI LO SAMA GUA!"

"Secara logika harusnya lo yang cari mati. Lo lagi sendiri sekarang geng sampah yang lo bangga-banggain itu gak ada."

"SIALAN!"

'Bugh'

Gibran menendang perut lawannya hingga tersungkur dan pistol yang dipegangnya lepas. Melihat itu tiga orang anak buah lawannya mulai menyerang Gibran.

'Bugh'

Satu orang yang berbadan cukup kekar meninju wajah Gibran tepat dibagian mulut hingga berdarah. Gibran yang tidak mau kalah balik menyerang.

Ia melompat lalu menendang wajah lawannya. Dua orang di depannya seketika menyerang Gibran ketika Gibran berhasil melumpuhkan tiga orang itu anak buah yang lain langsung maju untuk menyerang Gibran.

🔥🔥🔥

"Percaya sama gua Ra!"

"Gua nggak mau ngorbanin hidup lo demi hidup gua sendiri."

GIBRAN RAFFRANSYAHWhere stories live. Discover now