26 - Waspada

276 33 26
                                    

Daniel mencoba membuka pintu
perpustakaan lama yang terkunci dengan cepat meskipun saat di telefon ia berlagak tenang tapi sebenarnya ia cukup panik. Takut kalau Gibran mengalami kejadian yang sama.

Untungnya Pak Sholeh si satpam sekolah itu punya kunci cadangan di setiap ruangan sekolah yang bisa sangat membantunya.

Saat pintu berhasil terbuka Daniel langsung masuk ke dalam menyusuri setiap rak buku yang telah usang hingga ia bertemu Gibran yang tengah berdiri tegap dengan tatapan fokus pada jendela.

"Bran," panggil Daniel tapi tidak ada sahutan. Ia pun memutuskan untuk lebih mendekat dan berada tepat di depan Gibran.

"Bran." untuk kedua kalinya manusia tampan penyuka seblak itu tidak dianggap kehadirannya.

Daniel mengikuti arah pandang Gibran. Pandangannya yang tertuju pada jendela membuatnya semakin bertanya-tanya.

"Woy!!" teriak Daniel tepat di telinga Gibran membuat Gibran terlonjak kaget.

"Apaan sih?! Gak usah ngegas juga kali!"

"Lo yang budek bambang! Dari tadi gua panggil diem mulu."

"Nama gua Gibran bukan bambang!"

"Udah tahu! Ayo keluar pengap banyak setannya di sini."

"Setannya takut sama gua jadi tenang aja."

"Dari dulu lo selalu bilang gitu. Apa sih yang setan takutin dari lo Bran."

"Takut kalah ganteng sama gua."

"Yeee...PD amat anak orang!"

"Emang," ujar Gibran lalu berjalan keluar mendahului Daniel.

"Eh..btw lo kok bisa sih kekunci di sana?" tanya Daniel setelah mereka keluar dan berjalan menuju kelas.

"Gua ketemu dia lagi."

"Siapa?"

"Wanita itu, yang pernah lo kepung sama Alghoz pas di salon. Gua lihat dia masuk ke sini, yaudah gua ikutin."

"Ha? Serius? Harusnya jangan lo ikutin kalau nanti kejadian kaya di pasar malam itu keulang lagi gimana?"

"Udah takdir."

"Dah lah gua males sama lo setiap ditanya 'kalau lo kenapa-napa gimana?' jawaban lo cuma 'udah takdir'. Udah males hidup apa gimana?!"

"Nggak tahu. Rasanya udah capek banget sama hidup, btw Nil ternyata dia orang yang sama yang berusaha bunuh orang tua gua."

Daniel kembali dibuat terkejut dengan perkataan Gibran. "Pantesan dia sebenci itu sama lo."

"Gua baru tahu wajahnya tadi dan juga namanya."

"Siapa namanya?"

"Priska, dia nggak bisa diremehin."

"Kita harus lebih waspada sekarang Bran."

"Sepulang sekolah nanti ada latihan basket, sebelum pembina datang gua bakal ngomongin ini sama yang lain."

🔥🔥🔥

Kyra tengah asyik berpetualang di salah satu akun sosial medianya yaitu instagram. Menikmati beberapa video mulai dari musik hingga video racun shopee sampai sebuah pesan mengalihkan fokusnya.

___________________________________

Kadita

|Ra sekarang jamkos?

Iya|

|Aku sama Diyah kayanya bakal lama deh di toilet soalnya dari tadi Diyah bolak balik terus ke WC kan kasihan kalau ditinggal, gak papa kan?

Iya.|
Kalau masih sakit perut nggak perlu|
izin pulang soalnya habis
ini udah bel

|Ok

__________________________________

Setelah membalas pesan dari Dita, Kyra memutuskan untuk menyimpan ponselnya di tas. Ia begitu bosan tidak ada yang bisa dia ajak bicara karena Kyra tidak terlalu dekat dengan teman kelasnya yang lain.

Kyra menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya yang berada di atas meja. Rasa kantuk mulai menguasainya hingga sebuah gebrakan di mejanya membuatnya tidak jadi pergi ke alam mimpi.

'Brak'

Kyra terlonjak kaget, ia menatap bingung pada orang yang menggebrak mejanya.

"Berdiri lo!"

Sekarang ia malah dibentak sebenarnya apa salahnya? Dia hanya ingin tidur apa itu mengganggu?

"Lo budek ha?! Gua bilang berdiri!" ujarnya seraya menggebrak meja sekali lagi.

"Kenapa?" tanya Kyra yang masih duduk manis di bangkunya menatap kakak angkatannya itu dengan tatapan bertanya-tanya.

"Gak usah sok polos deh lo!" bentak orang itu. Kini mereka benar-benar menjadi tontonan.

"Ha?"

"Ha..he..ha..he.."

"Kakak siapa?"

"Lo gak kenal gua? Gua Tania pacarnya Gibran."

"Emang Kak Gibran mau sama kakak?" tanya Kyra yang keceplosan plesetan dengan itu ia juga tidak terima dengan pengakuan Tania. Menurutnya sangat mustahil.

"Ih..sebel!! Udah lo ikut gua sekarang!" ujar Tania lalu menarik tangan Kyra dengan kasar diikuti Mira dan Zahra yang merupakan teman Tania.

Kyra yang ditarik secara paksa hanya bisa diam dan menerima. Ia masih berusaha mencerna apa yang terjadi padanya.

Pertama kakak kelasnya yang bernama Tania ini tiba-tiba menggebrak mejanya lalu membentaknya sekarang dia menarik tangannya cukup keras membawanya entah kemana.

Hanya ada satu pertanyaan di benaknya.
Apa salahnya?

🔥🔥🔥

TBC

Ada kabar baik nih terutama buat aku sih hehe...
Jadi cerita ini udah berhasil dapat peringkat 1 di tag bakuhantam betapa bahagianya dirikuuuu~

Ya, meskipun cuma dari 62 cerita tapi aku tetep seneng dan bersyukur. Makasih ya buat kalian semua yang terus dukung cerita pertamaku ini tetap stay sama
G I B R A N ya Aku akan berusaha melakukan yang terbaik ( ꈍᴗꈍ)

GIBRAN RAFFRANSYAHWhere stories live. Discover now