07.00

953K 121K 61K
                                    

GAK MAU TAU IH, VOTE DAN KOMENNYA VREN, UP TENGAH MALAM KHUSUS KALIAN NIH

JANGAN LUPA JUGA REKOMENDASIIN CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN, SEMAKIN BANYAK YANG BACA MAKIN CEPET JUGA AKU UP-NYA VREN.

JANGAN LUPA JUGA REKOMENDASIIN CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN, SEMAKIN BANYAK YANG BACA MAKIN CEPET JUGA AKU UP-NYA VREN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kara saat ini berada sendirian di tengah lapangan ekskul panahan sekolahnya.

Gadis itu berdiri segaris lurus dengan bidikan panah yang berjarak beberapa meter di hadapannya. Tangannya mengambil anak panah lalu menyelipkan ekor anak panah pada tali busur.

Tangan kanannya naik mengangkat busur setinggi bahu dan tangan kirinya bersiap menarik tali busur.

Tangan kanannya naik mengangkat busur setinggi bahu dan tangan kirinya bersiap menarik tali busur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu membidik dan langsung melesatkan anak panahnya.

Sedetik kemudian ia mendecak kesal, anak panahnya melesat jauh dari titik target.

Ia kembali mengambil anak panah dan menyelipkannya di tali busur.

Ia harus fokus, tangannya kembali naik menarik tali busur. Gadis itu menutup sebelah matanya dan mulai kembali membidik.

"Kara."

Panggilan seseorang membuat gadis itu kembali membuka sebelah matanya. Ia mengenal siapa pemilik suara itu.

Dengan gerakan cepat Kara mengalihkan arah busur ke arah orang yang berdiri sejauh beberapa meter darinya.

Naka mematung saat Kara mengarahkan ujung panah miliknya ke arah tubuhnya.

Laki-laki itu menghela napas pelan. "Maafin gue, Kar."

Naka berjalan mendekat ke arah Kara yang masih mengarahkan busur panah ke dirinya.

"Mundur atau gue bolongin badan lo!" ucap Kara memperingatkan, namun Naka tetap berjalan mendekatinya.

Sejengkal jarak antara tubuh Naka dengan ujung panah milik Kara, sebelum akhirnya gadis itu mendecak kesal.

"Ck." Ia menurunkan panahnya.

"Ngapain lo ke sini?" Kara berjalan menaruh kembali panahnya ke tempat semula di sudut lapangan.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang