GAK MAU TAU IH, VOTE DAN KOMENNYA VREN, UP TENGAH MALAM KHUSUS KALIAN NIH
JANGAN LUPA JUGA REKOMENDASIIN CERITA INI KE TEMEN-TEMEN KALIAN, SEMAKIN BANYAK YANG BACA MAKIN CEPET JUGA AKU UP-NYA VREN.
Kara saat ini berada sendirian di tengah lapangan ekskul panahan sekolahnya.
Gadis itu berdiri segaris lurus dengan bidikan panah yang berjarak beberapa meter di hadapannya. Tangannya mengambil anak panah lalu menyelipkan ekor anak panah pada tali busur.
Tangan kanannya naik mengangkat busur setinggi bahu dan tangan kirinya bersiap menarik tali busur.
Gadis itu membidik dan langsung melesatkan anak panahnya.
Sedetik kemudian ia mendecak kesal, anak panahnya melesat jauh dari titik target.
Ia kembali mengambil anak panah dan menyelipkannya di tali busur.
Ia harus fokus, tangannya kembali naik menarik tali busur. Gadis itu menutup sebelah matanya dan mulai kembali membidik.
"Kara."
Panggilan seseorang membuat gadis itu kembali membuka sebelah matanya. Ia mengenal siapa pemilik suara itu.
Dengan gerakan cepat Kara mengalihkan arah busur ke arah orang yang berdiri sejauh beberapa meter darinya.
Naka mematung saat Kara mengarahkan ujung panah miliknya ke arah tubuhnya.
Laki-laki itu menghela napas pelan. "Maafin gue, Kar."
Naka berjalan mendekat ke arah Kara yang masih mengarahkan busur panah ke dirinya.
"Mundur atau gue bolongin badan lo!" ucap Kara memperingatkan, namun Naka tetap berjalan mendekatinya.
Sejengkal jarak antara tubuh Naka dengan ujung panah milik Kara, sebelum akhirnya gadis itu mendecak kesal.
"Ck." Ia menurunkan panahnya.
"Ngapain lo ke sini?" Kara berjalan menaruh kembali panahnya ke tempat semula di sudut lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
00.00
Teen Fiction"𝚂𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚞𝚔𝚊." -𝒜𝓂𝑒𝓎𝓈𝒾𝒶𝒶, 𝟢𝟢.𝟢𝟢 "Tolong jemput gue, Ka," pinta gadis itu. "Gak bisa, gue mau jemput Nilam." Jawaban dari seberang sana. "Berarti gue boleh minta jemput Sekala?" tanya gadis...