15.30

896K 118K 78.8K
                                    

SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA.

Jangan lupa nabung yaa, PO 00.00 kemungkinan bulan juni atau nggak juli ya vren.

Absen jam berapa kalian baca vren

Putar lagu vren, biar makin sad kalian.

Kara berjalan dengan langkah lebar melewati tiap lorong rumah sakit sambil sesekali mengusap air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kara berjalan dengan langkah lebar melewati tiap lorong rumah sakit sambil sesekali mengusap air matanya.

"Kara!" teriak Aslan dari belakang, membuat Kara semakin mempercepat jalannya.

"Tunggu gue!" Aslan dengan mudah menggapai lengan Kara dan menahan gadis itu.

Kara langsung menepis tangan Aslan dari lengannya, bisa dilihat derai air mata di wajah cantik gadis itu. "Belum puas lo?"

Aslan kembali memegang lengan Kara. "Lo gak usah buat keributan di sini!" bentak Aslan, Kara memberontak, berusaha melepas lengannya dari genggaman Aslan.

"Lepasin tangan gue, bangsat!"

"Gak usah nyari gara-gara!" Aslan menarik tubuh Kara.

"Ga usah anggep gue ada karena gue juga gak bakal nganggep lo ada lagi, Kak!" bentak Kara, pegangan Aslan berhasil terlepas, gadis itu segera berlari menjauh.

Namun Aslan dengan mudah kembali mendapatkannya.

"Lepasin gue!"

"JANGAN BUAT GUE BERTINDAK KASAR AMA LO KAR!" teriak Aslan penuh emosi.

Tangan Kara yang bebas menampar Aslan dengan sangat keras.

Plak!

Wajah Aslan tertoleh ke samping, urat-urat di leher laki-laki itu terlihat sangat jelas. Tanpa sadar tangan kanan cowok itu terangkat lalu dengan entengnya melayangkan sebuah pukulan ke wajah Kara.

Brak!

Tubuh Kara yang belum makan berhari-hari itu terjatuh begitu saja ke lantai dingin rumah sakit, telinga gadis itu berdengung hebat.

Napas Aslan saling memburu sebelum akhirnya ia terdiam menyadari tingkah bajingannya.

Laki-laki itu melihat kepalan tangannya yang baru saja ia pakai untuk memukul Kara, sebelum akhirnya tubuhnya langsung terjatuh ke lantai karena diterjang oleh Naka.

"Lo pukul dia, anjing!" Naka memberi sebuah pukulan keras di wajah Aslan.

Bugh!

Laki-laki itu menarik kuat kerah bajunya Aslan, bisa dilihat bagaimana Naka menatap tajam kedua mata laki-laki itu.

Sementara Kara terdiam di tempat merasakan sakit di wajahnya, ia masih shok dengan apa yang baru saja Aslan lakukan.

"Maafin gue," pinta Aslan menoleh ke Kara, masih dengan Naka yang menarik kuat kerahnya.

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang