II

1.6K 238 11
                                    

Junghwan saat ini sedang berada didepan cermin. Hari ini adalah hari pertama dia pindah kesekolah Haruto. Entah memakai cara apa, yang jelas ayahnya menyetujui permintaan Haruto.

Mengancingkan seragam hingga kancing teratas. Junghwan meraih kacamata bulat dimejanya. Menata rambut dengan gaya menutupi alis. Sialan Haruto! Dia akan membalas sepupunya itu. Pasti ini ulahnya Haruto memberi saran agar dia berpenampilan layaknya seorang kutu buku. Dan sialnya lagi ayahnya, lagi-lagi pasti menyetujui.

Setelah dirasa sudah cukup, Junghwan meraih tas sekolahnya. Dia bergegas menuju sekolah barunya.

Treasure High School,
Junghwan melangkahkan kakinya menyelusuri koridor sekolah yang sepi. Saat ini jam pelajaran sudah dimulai, dapat Junghwan dengar suara guru yang sedang menjelaskan pelajaran.

Langkahnya terhenti, seorang siswa baru saja menabrak bahunya.

"Maaf.." Pemuda berwajah manis itu mebalikkan badan seraya meminta maaf.

Dengan langkah terburu-buru, pemuda itu berbalik meninggalkannya. Mungkin dia terlambat. Namun, Junghwan menatap bingung kedepan. Memperhatikan pemuda itu dari kejauhan, dapat ia lihat pemuda itu tengah memberi makan seekor kucing. Tersenyum, walaupun dari samping , senyum pemuda itu sangat manis.

Tidaklama pemuda itu menepuk jidatnya seakan teringat sesuatu. Mengusap kepala kucing sebelum pergi, setelahnya tubuh pemuda itu hilang di balik pintu kelas sebelah ruangannya.

Good boy


Tok tok tok

Mengetuk pintu ruang kelas yang akan Junghwan tempati. Junghwan mendengar seseorang berjalan daridalam sana. Begitu pintu terbuka, menampilkan seorang guru yang cantik. Junghwan menyeringai, ah seandainya dia masih disekolahnya yang dulu. Entah apa yang akan Junghwan lakukan.

Mengikuti langkah wali kelasnya, Junghwan memasuki kelas dengan langkah ringan.

"Baiklah Anak-anak, kita kedatangan murid baru dikelas ini,-" ucap Jenni -wali kelas-

Semua murid dalam kelas menghentikan kegiatannya, menatap pada 'murid baru'.

"So, silahkan perkenalkan diri."

Membetulkan letak kacamatanya. Junghwan membungkuk sopan didepan sana.

"Per-perkenalkan aku So Junghwan, mohon bantuannya"

Semua yang ada didalam kelas sibuk berbisik ribut. Desas desus yang menyebutkan bahwa siswa pindahan kali ini salah besar. Apanya yang tampan? Jelas-jelas pemuda culun yang sekarang berada di depan mereka. Ck! Apa daehwi salah memberi informasi?

Jenni menggebrak meja, membuat seluruh siswa hening seketika.

"Junghwan-ssi kau bisa duduk di samping Haruto, Haruto angkat tanganmu."

'Haruto? Sial, mengapa harus sekelas sama haruto si!'

Dengan raut ogah-ogahan yang tertutup kacamata tebal, Junghwan berjalan menuju kearah bangkunya. Dapat Junghwan liat Haruto yang kini menahan tawa. Menaruh tasnya, dia mendudukan dirinya.

"Apa-apaan penampilan mu?" Ucap Haruto dengan pelan.

"Sialan, kau pikir semua ini salah siapa hah?"  Desis Junghwan menatap tajam Haruto.

Mengangkat sebelah alisnya, Haruto kebingungan.

"Kalau saja kau tidak meminta paman kesayanganmu untuk merubah penampilanku, aku tidak akan seperti para pecundang itu,"

"Aku tidak, ah mungkin paman ingin kau menjadi lebih baik sepertiku?" Terkekeh pelan.

Junghwan memutar bola matanya, mendengar ucapan Haruto.

"Dia hanya tidak tau kelakuan busuk mu saja Haruto,"

Haruto dan Junghwan itu sebelas dua belas, melakukan kenakalan remaja pada umumnya. Bedanya Haruto tidak pernah ketahuan oleh ayahnya. Karena Haruto akan bersikap manis jika didepan orang tua serta keluarganya.

"Well, setidaknya lebih baik begini kan, daripada kau dikirim ke jepang."

"Hm.."

"Jangan lupa bayaranku tuan muda So"

"Aku tidak pernah mengingkari janji watanabe."



Good boy



Junkyu sedang duduk dibangku dikelasnya. Kedua sikunya berada diatas meja, dengan kepala menunduk. Huh dia bosan sekali. Sekarang jam kosong, karna gurunya harus rapat.

"ssstt junkyu.." Teman sebangkunya Park Jihoon, menarik lengannya.

Menatap malas pada Jihoon, dengan bosan. Mengapa Jihoon berkeringat, apa dia habis berlari? Jangan-jangan dia melihat hantu di kamar mandi sekolah.

"Apa kau sudah dengar? Murid kelas sebelah yang  baru masuk tadi pagi? Kukira perkataan daehwi benar, ternyata kau tau? Nol besar -," kata Jihoon tanpa mengambil nafas.

Junkyu meraih botol minum dari dalam tas, memberikan pada Jihoon. Dengan rakus Jihoon menghabiskan air dalam botol itu.

"Dia sangat culun Kim junkyu, apalagi kacamata tebalnya itu astaga.."

"Aku tidak peduli," Junkyu pikir Jihoon akan mengatakan hal penting. Ternyata hal tidak berguna.

Melihat sikap acuh sahabatnya. Jihoon meringis dalam hati, Junkyu ini salah satu uke paling populer di sekolah. Kulitnya yang putih, pipinya yang sedikit gembul. Sudah banyak siswa dan siswi yang menyatakan cinta, namun sahabatnya ini selalu menolak.

Haruto yang notabene siswa populer saja ditolaknya. Dipikirannya belajar dan belajar.

"Junkyu, sebenarnya tipe mu yang seperti apasi?"

Junkyu menghadap kearah jihoon lagi Menatapnya datar. Jihoon gemas sendiri bagaimana mungkin Junkyu menyianyiakan wajahnya si.

Padahal dengan wajah seperti itu, dia bisa memiliki satu atau tiga pacar sekaligus.

"Aku sudah pernah mengatakan, aku tidak punya waktu untuk hal-hal tidak berguna seperti itu jihoon-ie"







Tbc~
Trimakasih untuk yang sudah baca dan vote. Semoga ga membosankan ^^

GoodBoy | HwanKyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang