VIII

1.2K 203 9
                                    

Sebuah motor memasuki perkarangan rumah yang lumayan luas itu. Si pengemudi turun dari sana, melepas helm. Sedikit berkaca pada spion, dia memrapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Doyoung-ah kenapa baru pulang?" Junkyu berkacak pinggang di depan pintu.

"Tugas ku, baru selesai hyung" dia melepas sepatunya, menyempatkan mengusak rambut kakaknya.

Junkyu cemberut, dia menatap pada kantung plastik di tangan adiknya. Junkyu bisa menebak apa isinya begitu Doyoung melewatinya. Bau manis itu tercium.

Yang ditatap merasa gemas sendiri, karena kakaknya sekarang sudah seperti anak kucing yang minta diberi makanan.

"Doyoung-ah, um.." Junkyu menautkan kedua tangannya didepan dada.

"I-itu untuk hyung?" Lanjutnya.

"Ya. Habiskan ya hyung" Doyoung tersenyum.

Menaiki tangga, Doyoung ingin mengistirahatkan tubuhnya dikamar. Junkyu mengekor dibelakang Doyoung. Kantung makanan sudah berpindah ditangannya.

menghempaskan tubuhnya keranjang. Junkyu menempatkan diri disamping ranjang doyoung. Membuka kotak persegi itu dengan binar dimatanya.

"Doyoung-ah kau mau?"

"Hyung saja. Aku tidak suka"



Good Boy


Ada saatnya Junkyu merasa harus mencari tempat makan siang yang jauh dari keramaian. Sedikit memaksa Jihoon untuk menghabiskan waktu makan sing dihalaman belakang sekolah.

Jihoon si, seneng aja. Karena dia bisa menghabiskan bekal buatan Junkyu yang menurutnya enak.

"Kau masak apa hari ini?"

"Hanya sandwich biasa."

"Aku minta 3 pot- aww" Jihoon yang berjalan dibelakang menabrak punggung Junkyu yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Melihat sosok manusia yang tengah berselonjor dibawah pohon memainkan entah apa di ponselnya. Menyadari kehadiran orang lain, orang itu menutup ponselnya.

"Wahh haruto sedang apa?" Yang bertanya itu Jihoon.

"Menunggu malaikat" Haruto tersenyum mengejek kearah Junkyu.

Sekarang Junkyu yang ditarik paksa oleh Jihoon, menghampiri Haruto. Matanya memincing tidak suka. Mereka duduk disamping Haruto

"Kau harus mati dulu agar cepat bertemu malaikatmu itu" Junkyu membuka kotak makan siangnya dengan kasar.

"Malaikat itu sudah didepanku kok" Haruto mencomot  satu potongan sandwich. Tidak peduli dengan tatapan tajam Junkyu.

"Kemana teman-temanmu?" Ini Jihoon yang bertanya.

"Entah, aku meninggalkannya."

"Mereka para kacung mu, mungkin sedang sibuk mencari 'tuannya' sekarang"

Jihoon mencubit pinggang Junkyu. Berbicara melalui tatapan mata seolah berkata -apa kau sudah gila-.

"Aku sengaja, ingin makan siang bersama kalian. Dari pada berdua, bertiga lebih baik bukan?"

Jihoon menganggukkan kepalanya setuju juga. Selama ini ia dan Junkyu hanya menghabiskan waktu makan siang berdua.

Bukannya mereka tidak mempunyai teman lain. Mereka sudah nyaman berdua. Dan Jihoon tau, kalau Junkyu akan canggung kalau berdekatan dengan orang baru.

"Kau tau haruto?-"

Jihoon sudah siap mendengarkan ucapan apa yang akan keluar dari bibir sahabat manisnya itu.

Jika berhubungan dengan Haruto, maka hanya omongan pedaslah yang keluar dari bibir mungil itu.

"-jika ada orang yang berduaan, maka orang ketiga itu setan"

Tuhkan apa kata Jihoon.

Bukannya sakit hati, Haruto malah tertawa cukup kencang.

"Aku tidak masalah menjadi setannya, asal kau yang jadi malaikatnya." Terkekeh pelan.

"Bodoh. Malaikat dan setan tidak akan pernah bersatu Haruto!!" Jihoon gemas sendiri.

"Tapi mereka cocok kan? Sifat keduanya bertolak belakang, mereka bisa saling melengkapi" Haruto membuka kaleng soda ditangannya, meneguknya dalam sekali tarikan.

"Percaya diri sekali"

Good Boy

Junkyu sudah pergi meninggalkan Jihoon yang terus menggodanya. Watanabe sialan! Kapan si dia berenti mengganggunya.

Lagi-lagi Junkyu melangkahkan kakinya ke perpustakaan, padahal 10 menit lagi pelajaran akan dimulai.

Saat menggeser pintu perpustakaan, dia mendengar suara ketukan pensil yang bertemu meja.

Di salah satu meja ia melihat So Junghwan. Pemuda itu sedang serius berkutat pada bukunya. Alisnya berkerut, tampak berfikir keras.

Semenjak bertemu di perpustakaan beberapa waktu lalu, keduanya sering bertemu disini. Hanya mengobrol biasa, meski Junghwan yang meminta berteman dengannya. Selama pertemuan mereka, Junkyulah yang selalu berceloteh untuk mencairkan suasana.

Menurut Junkyu, Junghwan itu terlalu pemalu.

"Soal sialan ini" umpatan pelan itu terdengar.

Ternyata Junghwan bisa juga mengumpat pikirnya.

Menyadari kehadiran orang lain. Junghwan membenarkan letak kacamatanya, dia menatap Junkyu. Tanpa sadar bibirnya mengerucut.

"Kenapa baru datang?" Tanyanya.

"Kau rindu eh?" Bukannya menjawab, junkyu malah balik bertanya.

"B-bukan itu-," Junghwan sedikit gugup entah karena apa.

Dia bukan merindukan Junkyu, hanya saja dia butuh bantuan untuk mengerjakan soal dihapadannya ini.

Kalau bukan karena ancaman ayahnya, manasudi dia repot-repot mengerjakannya.

Minta diajarkan oleh temannya? Yang ada bukannya membantu, mereka akan mengejeknya berhari-hari.

Meski Yedam masuk dalam geng nya, sahabatnya itu termasuk murid dengan nilai terbaik disekolah ini. Tapi, meminta bantuan yedam sama berarti bersiap mendengar ejekan darinya.

Lagipula ini juga termasuk rencana Junghwan untuk lebih dekat dengan Junkyu.

"Jadi?" Junkyu menarik kursi didepan Junghwan.

"Bisa kau mengajari ini?" Junghwan menyodorkan buku kearah junkyu.

Junkyu yang memang dasarnya pintar langsung menjelaskan apa yang dia tau.

Tapi setelah beberapa menit, junkyu rasanya ingin merobek buku ditangan junghwan saat inj. Bagaimana bisa Junghwan masih tidak mengerti saat dia sudah menjelaskan untuk ke 4x nya.

Mengelus dadanya yang datar Junkyu mengehembuskan nafas. Sabar.

Junkyu Gak tau aja, sebenernya yang bikin Junghwan gagal fokus itu ya dirinya sendiri.

Salahkan saja wajah Junkyu yang begitu menggemaskan, bibir mungil yang terus bergerak menjelaskan itu. Kan tanpa sadar  perhatian Junghwan beralih padanya.

Junkyu merasakan junghwan sedang menatap matanya. Saat pandangan mereka bertemu, dia mencengkram sisi buku ditangannya.

Meski terhalang kacamata, entah mengapa dia merasa sedikit err gugup?

"Kalau kau terus menatapku seperti itu, bagaimana kau bisa fokus so junghwan" junkyu memukul kepala junghwan dengan buku yang sudah digulung.

Tersadar dari lamunan, Junghwan buru-buru membuang muka kearah lain.

"Ada saus dipipimu"





Tbc.

GoodBoy | HwanKyu ✔Where stories live. Discover now