VII

1.2K 194 1
                                    



Langit beranjak gelap. Suasana di sekitar koridor sekolah pun mulai sepi. Tentu saja, jam telah menunjukkan angka lima. Kalau bukan karena mengikuti ekskul seni, Junkyu mana mungkin masih berkeliaran di sekitar sekolah jam lima sore.

Junkyu menghembuskan napas lega begitu kaki jenjangnya menapaki jalanan di luar sekolah. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku jaket yang ia kenakan.

Tetes air hujan perlahan turun dari langit.

Junkyu mendongak ke atas dan memaki.

Ia mempercepat langkahnya sambil menaikkan tudung pada jaket abu-abunya. Ketika rintik hujan mendadak berubah deras, ia langsung berlari. Menuju halte depan sekolah.

Adiknya tidak bisa menjemput karena ada tugas kelompok. Padahal Doyoung, sudah meminta Junkyu untuk menunggu dia akan menjemput begitu selesai.

Tapi Junkyu ngotot ingin pulang sendiri.

Setelah mendengar wejangan panjang, Junkyu memasukan ponselnya ke saku. Menghela nafas, Junkyu bukan ingin berperang. Mengapa Doyoung begitu cerewet?

Mengedarkan Matanya menatap sekitar, sepi sekali. Apalagi dengan cuaca hujan lebat seperti ini.

Junkyu tersenyum lega, saat melihat seorang pemuda berlari menuju halte. Wajahnya tak terlihat karena tertutup masker.Pemuda itu mengambil tempat duduk disisi ujung berlawanan dengannya.

Saat sebuah bus berhenti didepan mereka, Junkyu berdiri hendak memasuki bus.

"Bus itu kearah taman kota" suara berat dari pemuda itu menghentikan langkah Junkyu.

Raman kota itu arah yang berlawanan dengan rumahnya. Junkyu memutuskan kembali duduk dikursinya.

Menatap pemuda yang sedang memainkan ponselnya disana. Tidak lama pemuda itu berdiri saat sebuah bus lagi-lagi berenti dihadapnnya.

"Kau tidak naik? bus ini ke distrik A" suara beratnya lagi-lagi membuat junkyu tersentak.

Buru-buru dia mengikuti langkah pemuda itu. Mendudukan diri pada bangku tengah bus, Junkyu lihat pemuda berjaket hitam tadi duduk dibangku paling akhir. Matanya masih fokus pada ponsel digenggamannya.

Suasana yang hening, dengan udara yang semakin membuat rasa kantuk menyerang kedua matanya.

Berkali-kali Junkyu menepuk pipinya, untuk mempertahankan kesadaranya. Setelah beberapa menit, akhirnya kedua matanya terpejam. Junkyu tertidur.



Good Boy




Junkyu terbangun saat merasakan seseorang menepuk bahunya. Itu pemuda dihalte tadi.

Menatap jam yang ada ditangan, Junkyu melotot lucu ini sudah 30 menit dia tertidur. Apa dia sudah melewati halte dekat rumahnya?

"Selanjutnya tujuanmu"

Darimana pemuda ini mengetahui dimana tujuannya? Apa Junkyu sedang di untit?

"Sok tau" Raut wajah Junkyu berubah dingin. Dia menatap tajam pada lawan biacaranya.

Dalam hati dia sudah merapalkan doa. Bagaimana kalau benar pemuda ini adalah penguntit.

'Pemberentian selanjutnya Halte distrik A'

Suara intercom membuat junkyu tersadar, dia buru-buru turun. Jantungnya semakin berdegup saat pemuda berjaket hitam itu ikut turun dari bus.

Tap

GoodBoy | HwanKyu ✔Where stories live. Discover now