02. why?

6.6K 1.1K 361
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






























Tak terasa perut Nana sudah penuh. Mereka akhirnya kembali ke kelas setelah makan beberapa tusuk odeng dan bekal yang diberi bundanya Sunghoon.

"Yun, lu sadar ga sih anak baru itu kek aneh?" tanya Nana sembari mengikat ulang rambut pendeknya yang terurai.

"Aneh banget, anjir. Mana depan kita dengan santainya dia bilang dia gay."

"Bukan cuma itu, pas tadi gue liat, cara dia mandang lu tuh beda banget. Kek seakan dia punya dendam ama lu," ucap Nana dengan nada serius.

"Dih, kok gitu. Pernah kenal aja kaga," kata Yuna sinis.

"Eh, Nana!"

Mereka berdua menoleh ke depan dan melihat Sunghoon berlari ke arah mereka. "Bekalnya udah dimakan?"

"Udah tadi di rooftop," jawab Nana.

"Good. Oh iya, jan lupa mampir ke rumah gw habis pulang sekolah."

"Ngapain?"

"Main lah," jawab Sunghoon.

"Kalian mau main apa?" tanya Yuna dengan hati-hati.

"Mau bikin anak," kata Sunghoon dengan enteng.

"EH, ITU MULUT LEMES BANGET PEN GUE CABE YE," teriak Nana sambil memukul keras punggung Sunghoon.

"Ngegas mulu mbaknya. Pns?"

"Pms, paok," kata Yuna membenarkan kalimat Sunghoon.

"Ya iya. Dah lah, gue pergi dulu. Bye monyet," ucap Sunghoon melambaikan tangannya lalu pergi.

"Serius itu sahabat lu dari TK?" tanya Yuna sambil mengeluarkan telunjuknya ke arah Sunghoon yang tengah berjalan ke kelasnya.

"Ga, ga kenal."

"Kelompoknya sudah bapak tentukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kelompoknya sudah bapak tentukan. Kalian bisa liat listnya di mading kelas. Kalo begitu bapak pamit undur diri, jangan berisik," ucap Pak Risa menenteng tas laptop dan keluar.

peluk ; kim sunoo ✓Where stories live. Discover now