07. The Past

5.3K 1K 137
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.































Seminggu berlalu saja, tak ada perubahan yang terlihat, tak ada sapaan, panggilan ataupun perbincangan. Saling berdiam sepertinya cara terbaik di sini.

Nana rasa hujan tidak ikhlas menemani awan, karena itu dia jatuh ke tanah.

Nana rasa hujan tidak ikhlas menemani awan, karena itu dia jatuh ke tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunoo merasa dirinya beban di sini—mau mati rasanya. Ia tak habis pikir kenapa Yuna, Sunghoon dan Nana ingin membantunya.

Dan Yuna—

Ah, wanita itu sepertinya memang sama sekali tidak mengingat apa-apa.

Apa Sunoo harus menceritakan semuanya?

Tapi lelaki itu sudah terlalu malas untuk menceritakannya. Dia terlanjur benci dengan perempuan.

Kecuali ibunya dan Nana.

Akhir-akhir ini Sunoo sama sekali ga bisa lupa dengan Nana. Nana setia bersarang di otaknya.

"Anjirlah," umpat Sunoo melempar batu ke dalam danau.

Dia sekarang berada di danau dekat rumahnya. Biasanya jika ingin meredakan stress, dia akan pergi ke situ.

"Gue benci perempuan."

Untuk kesekian kalinya ia melempar batu lagi ke dalam danau dan berkata hal yang sama.

"Gue benci perempuan," katanya berulang kali dengan tatapan kosong.

"Iih ga boleh gitu, ntar kalo mau bikin anak gimana? Masa batang sama batang," canda seorang wanita menghampiri Sunoo dari belakang.

Tanpa menoleh sedikit pun, Sunoo sudah tau itu suara siapa. Suara yang jujur saja...

Dia rindukan.

peluk ; kim sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang