Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kok kamu bisa jadi gay sih?"
Sunoo kemudian menatap Nana dengan tatapan yang susah diartikan. Dia lalu berkata, "Lu bukan siapa-siapa gue, jadi ga perlu tau."
Dia lalu mengubah pandangannya ke sembarang arah karena merasa canggung dengan Nana.
"Bukannya sekarang kita udah temenan?" tanya Nana menopang dagunya.
"Maksud lu?" kata Sunoo mengernyitkan dahinya.
"Kan sekarang aku teman kamu, bukan orang asing lagi. Aku yakin kamu perlu orang untuk dengerin cerita kamu," kata Nana dengan nada lembut, tidak seperti biasanya.
Sunoo terdiam lalu mengalihkan pembicaraan, "Eh, Si Sunghoon gimana?"
"Sunghoon? Emang ada apa?"
"Yang kemaren anjir. Dia lagi punya doi ga? Cewe ato cowo? Kenalin gue sama dia, ya. Dia lagi ngapain sekarang?"
"Satu-satu nanyanya, Noo."
"Iya-iya," kata Sunoo merasa jengkel.
"Ini yang cewek siapa sih? Gue ato Sunoo?"
"Sunghoon ga ngasih tau aku apa-apa tentang doi-nya. Dan yang pasti, dia lurus."
"Gue dah bilang ke lu, gue bisa bikin orang belok," kata Sunoo melipat tangannya ke meja, sedang Nana masih menopang dagu.
"Ga gitu, Noo. Duh, gimana ya cara bilangnya..."
"Kenalin aja udah, abis itu lu ga ada urusan apa-apa lagi serius."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Yuna! Pelan-pelan anjir ngocoknya," kata Nana memarahi Yuna yang mengaduk adonan kue terlalu kuat.
"Kata-kata lu ambigu, njir."
"Biarin. Sunghoon, itu tolong liat ada susu cair ga di kulkas?" tanya Nana yang masih berurusan dengan adonan telurnya.
