09. Jealousy

5.9K 1K 180
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




























"Chill..."

"....."

"Hehe, mau mintol," ucap Nana cengengesan.

"Apa?"

"Tolong bawain buku cetak ini ke kelasnya XII IPS 4. Berat anjim, mana banyak banget," kata Nana membawa tumpukan buku cetak tebal di tangannya.

"Yodah, sini." Nicholas lalu mengambil setengah dari yang Nana pegang.

"Yok," ajak Nicholas untuk berjalan.

"Eh, bentar-bentar, sini biar gue aja yang bawa," kata seseorang mengambil semua buku cetak yang ada di tangan Nicholas.

"Ayuk, Na."

Nana cuma cengo. Tiba-tiba aja tuh orang datang terus mau bantu dia. Kan aneh.

Siapa lagi kalo bukan Su—

"Biar gue aja," kata satu orang lain lagi mengambil tumpukan buku cetak itu.

Siapa lagi kalo bukan Sunoo dan Sunghoon.

"Gue aja," kata Sunoo mencoba mengambil buku cetak dari tangan Sunghoon.

"Gue," lawan Sunghoon menatap sengit Sunoo.

"Gue."

"Gue."

"Gue aja—"

"Chill, lu aja yang bawak udah," kata Nana sudah lelah melihat Sunoo dan Sunghoon rebutan buku cetak.

Nicholas cuma nurut lalu mereka berdua—Nana dan Nicholas pergi ke kelas yang dituju.

Sunghoon dan Sunoo lalu beradu tatapan tajam. "Semua gara-gara lo," kata Sunghoon memutarkan kedua bola matanya.

"Kok ggue? Kan gue duluan yang mau nolong dia," kata Sunoo tak kalah sinis.

"Gue sahabat dia, pasti dia bakal milih gue duluan ketimbang lu."

"Cih, lu pikir dia mau sama lu?"

Sunghoon menyerngitkan dahinya. "Lu gay ato bukan sih?"

"Kalo gue bilang gue udah bukan gay lagi, gimana? Kalo gue gay pun bukan berarti gue ga boleh deket sama Nana, kan?" jawab Sunoo.

Sunghoon tertawa sarkas. "Lu suka Nana, hah?"

"Kalo gue bilang iya, masalah?"

Ah, sepertinya perang dunia ketiga akan segera dimulai.

peluk ; kim sunoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang