Membuah

2.1K 246 1
                                    


Jeongguk pasti sudah gila.

"Paket apa itu?"

Parahnya, Taehyung ikut pula menjadi saksi saat Jeongguk menerima bungkusan yang dikemas dalam kotak deragem berisi barang terlarang itu.

Rona merah di pipi Jeongguk membuat Taehyung mengangkat alis.

"Ah, enggak. Bukan punyaku. Ini paketnya Jimin."

"Tumben Jimin nitip ke kamu."

"Nggak tahu, tuh. Emang aneh dia." Tertawa canggung, Jeongguk segera berjalan cepat menuju kamar.

Dia mengunci pintu untuk memberi dirinya privasi lalu menatap paket tersebut dengan wajah penuh skandal.

Jimin sialan. Dia membuat Jeongguk benar-benar membeli kostum maid tanpa berpikir panjang beberapa hari yang lalu. Sekarang, ketika paket itu benar-benar tiba, Jeongguk harus menahan malu dan penyesalan mengapa dia membelinya.

Ini—make up sex atau apapun yang Jimin sarankan untuk terjadi—bukanlah hal yang dibutuhkan Jeongguk untuk menyelesaikan masalahnya. Dia hanya ingin berbicara, berdiskusi, dan mencari solusi. Tidak merayu suaminya itu untuk berhubungan seks dengannya.

Mendesah pelan, Jeongguk menyembunyikan kotak tersebut di bawah tumpukan pakaiannya dan menutup lemari dengan detak jantung yang cepat. Dia menatap dirinya di cermin lemari selama beberapa detik sebelum mengangguk dan akhirnya keluar dari kamar tidur.

Mereka harus bicara.

Itu akan terjadi sekarang.

"Kak," menghampiri sang suami yang duduk memanjangkan kaki sepanjang sofa ruang santai mereka, Jeongguk duduk di tepian tempat duduk, menumpu dagu pada kepalan tangannya yang mendarat di sebelah tubuh Taehyung, "kakak lagi ngapain?"

Berdengung pelan, Taehyung menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya. "Mantau saham."

Ingin suaminya benar-benar fokus padanya, Jeongguk menyelipkan kepalanya di bawah lengan Taehyung yang memegang iPad. Taehyung segera menggerutu rendah, bergerak ke samping agar Jeongguk tidak mengganggu pandangannya.

"Bentar dulu, Jung. Penting ini."

Jeongguk tidak tahu apa penyebab matanya tiba-tiba berkaca-kaca dan kenapa hatinya terasa seperti ingin meledak.

"Kakak udah mulai bosen, ya?"

Spontan, pertanyaan itu keluar dari mulutnya tanpa pikir panjang

Taehyung sama terkejutnya dengan Jeongguk saat mendengar pertanyaan itu.

"Maksudnya?"

"Nggak jadi. Abaikan." Tiba-tiba merasa bodoh, Jeongguk berkedip cepat agar air matanya tidak tumpah. Ia segera berdiri untuk menciptakan jarak di antara mereka sejauh mungkin. "Aku mau ngerjain tugas dulu."

Mencegah suaminya untuk pergi, Taehyung segera meraih pergelangan tangan pemuda itu. "Jeongguk," panggilnya, tegas. "Talk."

Merasa putus asa, Jeongguk menepis tangan Taehyung. Detak jantungnya semakin cepat, napasnya keluar lebih berat.

"Kakak mau aku bilang apa? Kalau aku kangen? Kalau aku ngerasa Kakak udah mulai bosen sama hubungan ini?"

"Kalau aku takut kehilangan Kakak?"

Taehyung menatapnya dengan tidak percaya. "Adek, kok gitu ngomongnya?"

"A—atau di kantor Kakak ada yang lebih menarik dari Adek?"

"Jeon Jeongguk!"

Yang disebut namanya berjenggit saat suaminya membentak. Taehyung menyesali perbuatannya secepat bentakan itu keluar dari mulutnya.

Out of The Blue by LittleukiyoWhere stories live. Discover now