Pintu Yang Terbuka

2.1K 238 10
                                    

"Loh, Pak Taehyung? Masih di sini?" seorang karyawan yang kebetulan sedang lembur berhenti di depan pintu ruang kerja Taehyung yang terbuka lebar. "Sudah jam satu pagi, loh, Pak."

Melirik arloji yang melingkari tangan kanannya, Taehyung mengerjap pelan begitu menyadari ucapan bawahannya tersebut benar adanya. "Ah, saya tidak sadar."

"Kalau begitu, syukurlah. Saya kebetulan lewat." Karyawan berparas lembut itu tersenyum kecil. "Bapak bisa pulang sekarang."

Taehyung segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Saya masih mau di sini sebentar lagi."

"Pak?"

"Masih banyak yang harus dikerjakan," Taehyung menjelaskan. "Tidak bisa saya tunda."

"Selalu ada hari esok, Pak Taehyung." Karyawan tersebut menenangkan. Raut wajahnya mengungkapkan kekhawatiran akan kebiasaan bosnya tersebut yang terkenal workaholic. "Tapi, kalau memang Bapak ingin lanjut bekerja, ya tidak apa-apa." Lagi pula, posisinya di sini hanyalah bawahan. Dia tidak ingin bosnya tersebut menyalahartikan kecemasannya tersebut sebagai paksaan dan berdampak fatal pada karirnya.

Melihat bosnya tersebut tidak bergerak sedikitpun untuk berpindah tempat, ia menghela napas. "Kalau begitu saya pamit pulang dulu, Pak Taehyung."

"Iya," Taehyung mengangguk kecil sebagai jawaban. Ekor matanya mengikuti punggung pemuda yang dengan baik hati menegur tersebut berlalu dalam keheningan.

Ini bukan pertama kalinya ia kerja lembur sampai dini hari. Meskipun, boleh dibilang, biasanya pukul satu pagi dia sudah dalam perjalanan pulang.

Terlalu banyak berkas untuk ditandatangani. Begitu banyak pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda lagi. Dia tidak bisa tidur tenang tanpa menyelesaikan itu semua.

Alasan.

Hati kecilnya berdesis pelan.

Kamu bekerja atau menghindar?

Taehyung menggigit bibir bawahnya. Ekor matanya lagi dan lagi menemukan objek lain yang memukul relung hatinya.

Kali ini, fokus Taehyung jatuh pada foto Jeongguk yang tersenyum senang di dalam figura foto yang pria itu pajang di sudut meja kerjanya.

Kapan terakhir kali ia melihat sang suami tersenyum selebar itu?

Hamil.

Jeongguk, pemuda manis berpipi tembam yang memiliki hati selembut sutra itu, tengah mengandung anaknya.

Menarik napas dalam-dalam, Taehyung akhirnya menutup macbook-nya.

Dalam diam, pria itu menyambar mantel bepergiannya yang digantung rapi di sebelah pintu. Pikirannya penuh oleh Jeongguk saat ia menyusuri lorong gedung perusahaan yang sudah kosong dan gelap. Bertanya-tanya dalam hati, apakah pemuda itu sudah terlelap dalam tidur seperti biasanya detik ini.

Hati Taehyung mencelos begitu ia melihat apa yang menyambutnya saat membuka pintu rumah.

Jeongguk duduk memeluk lutut menunggunya di dekat pintu. Sepasang matanya merah dan bengkak seolah dia menghabiskan sepanjang hari menangis tersedu-sedu.

"Jeongguk," napas Taehyung tercekat di tenggorokannya yang mendadak kering.

"Kak," Jeongguk terisak kecil.

"Kakak pulang."

"Adek kira, Kakak nggak pulang."

Melepaskan mantelnya yang mendadak terasa begitu sesak, Taehyung menanggapi, "Kenapa mikir gitu?"

Out of The Blue by LittleukiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang