• P r o l o g •

1.8K 255 67
                                    

Copyright © 2023 by AISVYY
All rights deserved.

Nama tokoh, lokasi, kota terkait, tidak ada hubungannya dengan sejarah. Dalam cerita ini hanya fiktif belaka buatan penulis.

GENRE : FANTASY-ROMANCE

SONG : IU - My Old Story🎶

Warning :

blood and tears

violent scene

ruthlessness

swearing

rate : 16+

***

Jeritan. Sehari sebelum usianya delapan belas tahun, Iris selalu terbangun pukul dua pagi dikarenakan mimpi buruk yang menghantuinya. Mimpi yang sama, yang selalu berakhir dengan banyak tanda tanya.

Latar tempat asing yang gelap, hanya ada penerangan dari sinar bulan, suara hentakan serta suasana malam yang mencekam, disusul dengan isakan tangis tertahan, dan berakhir dengan jeritan keras yang selalu terdengar menyesakkan.

Iris mengira itu hanya sepintas bunga tidur dan mimpi buruk sesaat ketika suasana hatinya sedang tidak baik. Ternyata, semua mimpi itu rangkaian berkaitan, apa yang dikatakan Shagufta benar. Ada cerita lama yang menanti untuk segera diselesaikan.

"Aku tidak dapat menjelaskan apapun. Alasannya sama, dan selalu sama. Na, kamu percaya denganku bukan?"

Iris dibuat tidak percaya, tak habis pikir dengan sikap kakak kelasnya itu. Setahun! Selama satu tahun seolah Shagufta memberinya harapan, tanpa adanya kepastian. Bersikap seperti seorang kekasih yang selalu posesif, mengekang, dan seperti stalker gila yang selalu menguntitnya ke manapun dia pergi.

Hari ini pun sama. Saat Iris akan pergi ke Bandung untuk mengunjungi ibunya, dia dikejutkan dengan kehadiran Shagufta yang sudah duduk manis di sebelahnya. Juga mengucapkan kalimat yang terdengar agak tidak cocok jika mereka hanya dalam konteks pertemanan.

Iris membuang napasnya sebelum menatap pada netra coklat gelap milik lelaki itu. "Baik, aku tidak akan meminta penjelasan tentang, bagaimana kakak mengikutiku sampai di sini, atau apa alasan sikap kakak padaku. Tetapi, bisakah aku bertanya satu hal? Namaku Larissa Iris Rahdian, mengapa kakak selalu memanggilku Na?"

Shagufta terlihat tidak mengira jika perempuan itu akan bertanya hal diluar prediksinya. Lelaki itu menahan senyuman lebarnya, di dalam sana rasanya detakan itu masih sama persis seperti saat mereka bertemu pertama kali.

"Kamu akan mengetahuinya nanti, bahkan jika kamu tahu, panggilan itu adalah bagian dari perasaanku yang terdalam."

Iris terdiam, dihadapkan dengan Shagufta yang perkataanya penuh perasaan membuatnya agak tidak terbiasa, lelaki itu terbiasa dengan sikap dinginnya selama ini.

"Na, selamat ulang tahun. Aku akan selalu menunggumu, aku akan tetap berdiri di belakangmu. Bisakah aku mencium keningmu, Na?"

Iris terperangah dengan kalimat itu. Jantungnya berdebar-debar tak karuan, perasaanya meletup-letup bahagia. Dia masih terdiam saat Shagufta mendekatkan diri, menyematkan kecupan kecil di keningnya yang terasa lama.

Sangat lama, sampai Iris merasa ada banyak kabut yang menutupi penglihatannya. Perasaan senang itu berganti dengan timbulnya rasa sesak di dadanya. Membuatnya meneteskan air mata, meremat kaos yang dipakau Shagufta dengan erat saat potongan memori asing menyelinap secara tiba-tiba.

Saya akan selalau menunggumu, saya juga akan tetap berdiri di belakangmu. Tidak peduli terhadap apapun, saya akan tetap menjagamu sebagai belahan jiwa saya. Selamat ulang tahun My Luna.

"Kembalilah. Ingatlah semuanya, Na."

Tubuh Iris masih bergetar saat Shagufta mengusap air matanya dengan sorot sayu. "A-apa maksdumu...i-itu, ingatan...."

Lelaki itu terdiam dengan sorot dalam, setelahnya memberikan Iris buku bersampul merah darah dari tasnya.

Shagufta mengenggam tangan dingin Iris dengan tangan hangatnya. Tersenyum begitu lega, hangat, tidak ada raut dingin lagi di wajahnya.

"Shagufta..." Iris memejamkan matanya saat tangan Shagufta menyentuh keningnya. Mengantarkannya pada pejaman mata yang lama, suara bising kereta serta hembusan angin, seolah menghantarkannya untuk datang pada dunia yang berbeda.

"Jantungnya kembali berdetak, dia akan segera tersadar."

Kalimat itu seolah menjadi angin segar di tengah gurun yang panas. Tangis haru terdengar, bersamaan dengan Sang Putri yang perlahan membuka matanya.

Pernah dipublikasikan tahun 2022, dan di publikasikan kembali 20 Februari 2023.

Banyak revisi serta perubahan alur. Selamat datang kembali di cerita ini.
ෆ⁠╹⁠ ⁠.̮⁠ ⁠╹⁠ෆ

Iris De CaelumWhere stories live. Discover now