35. Tentang Evani

4.5K 693 543
                                    

35 | Tentang Evani
.
.
.
.

Waktu menunjukkan pukul 10.00 pagi saat upacara 17 Agustus selesai. Lapangan kecamatan didominasi oleh siswa SMA yang bertugas mengibarkan bendera. Begitu upacara dibubarkan, Sarah dan Oca langsung berteduh di koridor. Sesekali mereka berpapasan dengan beberapa siswa SMA. Seperti segerombolan siswa yang saat ini menyapanya.

"Kak Sarah, mau nanya dong."

Sarah menoleh, "nanya apa?"

"Apa bener ibu Megawati mantan pak Jokowi?"

"Kata siapa itu? ngaco!" Jawab Oca.

"Soalnya denger-denger ibu Megawati mantan presiden."

"SARAP." Teman-temannya kompak menoyor siswa tersebut. Sarah hanya menanggapi dengan tawa.

Salah satu temannya yang agak gendut berujar, "minum dulu minum, otak lo kepanasan waktu upacara." Kemudian pandangannya beralih ke Sarah, "punten Kak Sarah, kita ke kantin dulu ya, kak."

"Kocak juga mereka." Ujar Oca di sela tawanya.

Sambil menunggu kegiatan selanjutnya berlangsung, Oca duduk bersandar ke dinding sambil menghadap lapangan. Dihadapannya ada Sarah yang asik bermain ponsel. Jika saja Oca tak berseru memanggil nama Evani, Sarah tak akan sadar Evani tengah mendekat ke arah mereka.

Sarah refleks menoleh ke belakang. Ia mendapati Evani tengah berjalan ke arahnya sambil menjinjing tas. Merasa familiar dengan tas yang dibawa Evani, Sarah langsung bangkit dari duduknya. Sarah heran kenapa harus Evani yang mengantarkannya.

"Ini punya lo ketinggalan." Senyum Evani terukir, sejurus kemudian menyerahkan tas jinjing tersebut.

Sarah membalas senyum Evani dengan canggung, "ohiya gue lupa. Thanks ya udah dibawain, jadi ngerepotin."

"Santai aja. Untung aja buku-bukunya di kasih nama, jadi enggak dibawa sama anak Tarka. Ohiya tadi waktu gue periksa tasnya, gue enggak sengaja liat novel. Ternyata ada novel Fatma Bilan, lo suka koleksi novel-novel Fatma Bilan?"

"Iya hehe."

"Sama dong gue juga nge fans sama Fatma Bilan." Ucap Evani berbohong, tapi ekspresi antusiasnya terlihat sangat meyakinkan.

Mata Sarah berbinar antusias. "Lo juga suka karya Fatma Bilan?"

"Heem, gue malah punya semua koleksi novel Fatma Bilan versi tanda tangannya." Kali ini Evani tak berbohong. Senyum Sarah seketika merekah namun tersendat saat Evani melanjutkan ucapannya dengan sedikit penekanan. "Semuanya Alfan yang kasih."

Senyum Sarah berubah kecut. Apalagi saat melihat tatapan Evani tak lagi bersahabat. Mau tak mau Sarah hanya memberikan komentar pendek dengan berujar, "Oh gitu."

Ia sudah menduga pertemuannya dengan Evani akan berdampak tidak baik. Apalagi Evani mulai mengungkit nama Alfan. Makanya ia lebih memilih menghindari perkumpulan yang di dalamnya ada Evani.

Tapi ada yang lebih penting dari itu. Sarah heran kenapa Alfan bisa mendapat banyak tanda tangan Fatma Bilan padahal penulis terkenal itu jarang meluncurkan novel bertanda tangan apalagi sampai mengadakan acara jumpa fans. Menurutnya itu agak mustahil.

Demi memuaskan rasa penasarannya akhirnya ia bertanya, "Alfan? Kok Alfan bisa dapet tandatangan Fatma Bilan? Fatma Bilan kan enggak pernah muncul di publik. Gue aja enggak tahu Fatma Bilan yang mana."

Senyum asimetris Evani kembali terukir. Awalnya Evani memang berbohong jika ia mengidolakan Fatma Bilan. Tapi untuk koleksi novel itu Evani memang sengaja mengatakan kebenarannya agar Sarah iri. Dengan suka rela ia membocorkan informasi yang paling pribadi baginya demi menggoyahkan Sarah. "Eh jadi lo belum tau ya? Penulis Fatma Bilan kan ayahnya Alfan."

PETRICHOR [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang