44. Di Balik Petrichor

4.3K 724 483
                                    

Mari ungkap rahasia mereka pelan-pelan ya. Kalau ada kejadian yang belum dijelaskan, nanti bakal kebongkar di chapter yang lain.

Ditunggu komenannya, soalnya pengen tau respon kalian. 🥺💜
____________________________________________

44. Di Balik Petrichor
.
.
.
.

Sarah tak mampu berkata-kata seusai Alfi bicara begitu. Butuh jeda beberapa detik hingga Sarah sadar situasi yang menimpanya. Padahal jika Sarah peka, sudah banyak peristiwa mencurigakan yang melibatkan mereka bertiga.

Bukankah dulu ia pernah tertipu saat tragedi kandang kambing? Harusnya Sarah belajar dari peristiwa itu untuk lebih teliti lagi dalam menilai keduanya.

Melihat Sarah tak bergeming, kening Alfi mengernyit dalam. Alfi mengangkat tangan untuk menyentuh bahu Sarah. Tapi dengan cepat Sarah menghindar.

Kening Alfi semakin terlipat, ekspresinya berubah khawatir ketika Sarah menampilkan respon enggan. "Ada apa, Sar?"

Jeda beberapa lama hingga Sarah berhasil mengeluarkan keberaniannya untuk bertanya, "Apa selama ini bukan elo yang ngasih tahu gue tentang Petrichor?"

Kerutan di kening Alfi mulai mengendur, perlahan wajahnya yang semula bingung kini berubah terkejut. Jika Sarah tak salah mengartikan, Alfi tampak menutupi sesuatu. Pria itu membuka mulutnya seolah hendak menjelaskan, tapi hanya ada hembusan kosong yang keluar dari bibirnya.

Sarah tersenyum miris, matanya barkaca-kaca dengan hidung mulai memerah. Gadis itu menatap Alfi tak percaya. "Kalian berdua nipu gue?"

Alfi tersentak.

"Bukan gitu, Sar. Gue enggak..."

"Brengsek." potong Sarah. "Apa yang sebenernya kalian rencanain? Kenapa lo tutupin semua ini dari gue?"

Sarah tertawa pilu. Gadis itu berusaha memalingkan wajah untuk menutupi air matanya yang hendak keluar. Bersamaan dengan itu, satu persatu teman-temannya mulai bangun.

Suara Sarah barusan cukup mengusik tidur teman-temannya. Sarah menoleh ke belakang untuk memastikan tak ada orang yang mendengar percakapan mereka berdua. Suasana tegang di dalam mobil mulai ricuh oleh celotehan teman-temannya. Terpaksa Sarah harus menahan emosinya yang hampir meledak karena tidak ingin orang lain curiga.

Sarah berencana menunda percakapan ini hingga mereka tiba di Jakarta. Sarah benar-benar butuh bicara berdua saja dengan Alfi. Tapi Alfi lebih dulu menyuarakan niatnya karena tiba-tiba saja Alfi berbisik di telinga Sarah, "habis ini kita bicara empat mata."

Sepanjang perjalanan Sarah jadi kacau. Ia berusaha mengingat-ngingat momen yang manakah saat ia bersama Alfan dan yang mana saat bersama Alfi. Entahlah perasaan apa yang menyelimutinya saat ini.

Di satu sisi Sarah merasa bahagia bahwa semua momen indah yang ia rasakan ternyata ia lakukan bersama Alfan, tapi di sisi lain ia merasakan sakit luar biasa setelah mengetahui bahwa pria itu memiliki niat terselubung. Sarah benar-benar merasa dibohongi, Sarah merasa sebodoh itu hingga perasaannya mudah dipermainkan.

Sarah sangat kecewa mengetahui fakta bahwa kedua pria yang ia sukai telah mempermainkannya. Sarah tidak terima diperlakukan seperti ini.

Sarah tak bicara sepatah katapun, bahkan ia menghindari interaksi teman-temannya. Jika di tanya hanya diam, diajak bercanda hanya tersenyum kecil. Pokoknya yang Sarah inginkan saat ini adalah cepat sampai di Jakarta.

Akhirnya mereka tiba di Jakarta pukul lima sore. Mereka melakukan evaluasi singkat, lalu ditutup dengan pesan dari Dika untuk tetap menjaga silaturahmi. Setelah itu rombongan bubar satu persatu. Saat dirasa semua orang sudah pergi, tanpa basa basi Sarah menghadang Alfi untuk meminta penjelasan.

PETRICHOR [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang