43. Petrichor (2)

4.3K 711 331
                                    

43. Petrichor (2)
.
.
.
.

Berita yang di bawa Dika membawa malapetaka. Tak hanya Sarah yang kaget bagai tersambar petir di siang bolong. Anak-anak cowok yang tenaganya sudah terkuras habis sejak beberapa hari lalu jadi mudah tersulut emosi. Berita itu seketika memancing keributan.

Semua orang tidak terima usul Dika. Pasalnya pria itu memutuskan sesuatu secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Anggota KKN yang lain semakin berontak begitu Dika balik memarahi mereka.

Tapi ternyata apa yang dikatakan Dika bukanlah tipu-tipu semata. Karena yang terjadi selanjutnya ...

Acara perpisahan KKN resmi dibatalkan.

Setengah mati Dika menjaga nada suaranya agar tidak terdengar oleh karang taruna. Semua panitia KKN diminta berkumpul untuk pura-pura melakukan briefing. Dika menyampaikan bahwa kegiatan perpisahan tak mungkin bisa berjalan karena pemeran utama mendadak pulang ke Jakarta.

Ya, Alfan Aditya secara sepihak memutuskan melarikan diri. Ia bahkan tak pamit secara baik-baik pada Dika maupun pada kepala desa.

Bukan hanya itu. Lebih parahnya lagi, Alfan memutuskan pulang ke Jakarta setelah berkelahi dengan Alfi. Perkelahian kali ini benar-benar serius sampai-sampai Alfi di bawa beberapa warga ke puskesmas terdekat. Untungnya hanya Dika yang menyaksikan perkelahian mereka, sehingga masalah internal ini tidak menyebar dan mempermalukan nama baik KKNnya.

Menurut Dika, kronologis ceritanya dimulai saat ia tak sengaja melihat Alfi tiba-tiba menyeret Alfan. Karena penasaran, Dika mengikuti mereka ke persimpangan jalan yang agak sepi. Awalnya mereka bicara dengan nada biasa saja. Namun lama-kelamaan pembicaraan mereka menjurus ke arah penghinaan.

"Gue enggak tahu apa yang mereka ributin. Pokoknya yang gue tangkap, mereka menghina orang tua. Gue yakin ini pemicunya pasti masalah keluarga. Makanya gue bingung harus gimana. Mau gue pisahin tapi gue enggak berhak ikut campur kalo udah bersangkutan sama masalah keluarga."

Sampai ketika mereka baku hantam barulah Dika memisahkan keduanya. Meski sulit memisahkan dua orang yang diselimuti kemarahan, akhirnya Dika berhasil membawa Alfi yang terkapar.

"Sorry guys, sorry banget gue enggak cepet nahan mereka berdua. Saking paniknya gue liat Alfi bonyok, gue enggak sadar Alfan lari ke posko. Pas gue susul ke posko ternyata dia udah pergi sambil bawa barang-barangnya."

"Kalem, man, ini bukan salah lo. Bukan salah mereka juga. Kalo udah gini pasti masalah mereka serius banget sampe Alfan mutusin balik duluan. Sekarang kita pikirin gimana acara ini bisa tetep berjalan, meskipun konsep awalnya gagal total." ujar Hilman.

Dika menghela napas berat. Sepanjang perjalanan ia sudah memikirkan keputusannya ini. Ia tahu ini akan jadi keputusan terberat.

Dika tertunduk dalam, lalu berujar, "Acara perpisahan ini bakal tetep dibatalin. Pertama, kita enggak mungkin tampil tanpa pemeran utama. Kedua, kita juga enggak mungkin perform di saat salah satu anggota lagi terkapar. Sekarang Alfi di bawa ke puskesmas, pastinya sebagian dari kita harus jagain dia."

Rian dan Dayat yang biasanya asal ceplos, kali ini ikut terdiam.

Masalahnya, Sarah penasaran apa yang membuat kedua saudara itu kembali bertengkar? Bukankah selama ini mereka bisa bersandiwara seolah semua baik-baik saja?

Semua tertunduk dalam. Persiapan perform yang telah mereka rencanakan jauh-jauh hari mendadak harus dibubarkan. Kalaupun mereka membuat rencana baru, tak mungkin mereka memaksakan tampil di atas panggung dengan pikiran kalut. Tidak baik juga bersenang-senang di atas penderitaan teman.

PETRICHOR [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang