ALEVAN 07

13.9K 974 5
                                    

Kalo ada typo tandain!

Minta tolong tandain ya kalo ada typo nama yang belum keganti🙏

HAPPY READING!

Vano pulang kerumahnya dengan keadaan yang tidak baik baik saja, wajah cowok itu babak belur dan bibir cowok itu juga sobek mengeluarkan darah segar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vano pulang kerumahnya dengan keadaan yang tidak baik baik saja, wajah cowok itu babak belur dan bibir cowok itu juga sobek mengeluarkan darah segar. Vano duduk disofa ruang tengah, cowok itu meringis kesakitan.

"vano, lo kenapa?" alesha menghampiri Vano dengan panik.

"Kenapa bisa gini sih van? Lo berantem lagi ya?" Tanya Alesha pada Vano, cewek itu terlihat khawatir.

Vano meringis kesakitan "Bukannya ngobatin ini lo malah banyak tanya!" Sarkas Vano.

"Iya bentar gue ambil kompres dulu buat lo," alesha berdiri dan pergi mengambil kompres untuk Vano.

Setelah kepergian Alesha, Vano terdiam dengan pikirannya atas kejadian tadi, tangan pria itu mengepal sembari menggeretakkan giginya

"Bangsat! Gue akan balas perbuatan kalian. Tunggu pembalasan dari Avegos!" Batin Vano berapi api.

Saat diperjalanan pulang dari markas tadi, Vano dan inti Avegos dihadang oleh Rajawali, membuat mereka mau tidak mau menghentikan perjalanannya untuk pulang. Lalu dengan tiba-tiba Rajawali menyerang mereka membuat Vano dan ke-empat temannya terkejut dibuatnya. Karena jumlah Rajawali yang lebih banyak darinya, membuat Vano dan inti Avegos lainnya kewalahan.

"vano sini gue kompres dulu, " alesha menghampiri Vano membawa baskom air dingin, sedangkan vano hanya membalas ucapan Alesha dengan deheman.

Dengan telaten Alesha mengompres luka Vano.

"Awshhh..." Ringis vano.

"Ehh maaf maaf sakit ya?" alesha meringis.

Dengan jarak sedekat ini membuat Alesha bisa melihat dengan jelas memar diwajah suaminya itu, membuat Alesha ikut meringis juga.

"Pelan-pelan bisa gak sih."

"Ini udah pelan Van, "

"Awww Alesha! Pelan pelan gue bilang!" Bentak Vano diiringi ringisan.

"Tapi ini udah pelan banget van, " Kata Alesha menghentikan aktivitasnya.

"Sini biar gue aja," vano merebut handuk kecil yang digunakan untuk mengompres itu.

alesha terdiam melihat Vano, cowok itu terlihat kesusahan mengompres memar dimukannya.

"Awshhhh" vano meringis saat kain kompres itu menempel ke pipi memarnya.

"Tuh kan, biar pun lo yang ngelakuin sendiri juga tetep sakit kan?" alesha merebut handuk itu kembali "Sini biar gue aja!".

vano terdiam menatap wajah Alesha. Dia tidak bohong jika wanita didepannya ini cantik, Vano mengakui itu. Mata hezelnya yang bulat, hidung mancung, dan bibir mungil nan pink itu membuat wajah Alesha benar-benar perfect. Dan mungkin jika saja saat Vano menikah dengan gadis yang ada didepannya ini belum berpacaran dengan Regita, Vano pasti akan dengan gampangnya menyukai wanita didepannya itu. Wajahnya yang polos menjadi paduan dengan pribadi gadis itu yang rendah hati. Vano memang munafik tapi Vano benar-benar mengakui jika wanita itu cantik dimatanya.

ALEVAN [TERBIT]Where stories live. Discover now