ALEVAN 28

13.4K 1K 282
                                    

Tandain kalo ada typo!

Hallo everyone, apa kabar?

Jangan lupa vote dan komen kalian ya, karena vote dan komen kalian bikin kita semangat buat up ceritanya 🌻❤️

HAPPY READING!

Saat Alesha memasuki kelas, sudah ada Nadia yang fokus dengan ponselnya di kursi tempat mereka duduk

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Saat Alesha memasuki kelas, sudah ada Nadia yang fokus dengan ponselnya di kursi tempat mereka duduk.

"Kamu darimana?" Tanya Nadia pada Alesha yang berjalan kearahnya.

"Aku dari toilet Nad." Jawab Alesha.

Tatapan mata Nadia terarah ke lebam di pipi sahabatnya, "terus ini kenapa?" Nadia memegang kemerahan yang ada di pipi temannya.

"Ini tuh tadi pagi aku kan mau mandi, tapi karena buru buru aku kesandung karpet, jadi pipi aku kena kaki meja," Jelasnya dengan yakin.

"Gara-gara kaki meja atau Vano?" tanya Nadia mengintimidasi.

Alesha menggeleng dengan kuat."engga Nad, kali ini beneran karena aku jatoh."

Nadia mengangguk. "iya Sha. Kali ini aku percaya." Ujar Nadia. Walaupun gadis itu masih tidak yakin dengan apa yang Alesha katakan.

Alesha bernafas dengan lega saat Nadia mempercayai ucapannya.

***

Di kantin milik Mbak Jijah. Alesha, Nadia, dan juga Gavin sedang asik mengobrol sambil memakan snack. Mereka tak lepas dari pandangan seseorang,  Vano yang tidak berada jauh dari sana terus menatap ketiga orang itu. Kali ini inti Avegos juga berada di kantin untuk menikmati nasi uduk milik Mbak Jijah.

"Biasa aja kali natapnya, Bar," Ujar Rangga berniat menyindir sang ketua Avegos itu.

Mendengar itu Vano buru-buru memutus tatapan tajamnya pada ketiga orang yang ditatapnya.

"Kalian liat Regita?" Tanya Vano pada teman-temannya.

Dirga mengangkat kedua pundaknya menandakan tidak tahu.

"Selingkuh kali," Ujar cowok dengan jambul yang sudah menjulang dengan sempurna itu. Dia Rangga, cowok itu kali ini berpenampilan dengan rapih walaupun cuma rambutnya yang rapih, untuk pakaian tetap dengan seragam yang dikeluarkan dan dasi yang dililitkan digenggaman tangannya.

Teman-temannya selalu menggelengkan kepalanya melihat tingkah Rangga yang tidak ada habisnya.

"Lagian Lo nanya kita, Lo kan pacarnya," Ujar Derrel tetap fokus dengan makanannya.

Akbar mengangguk setuju mendengar penuturan temannya.

"Tinggal jawab gak tau apa susahnya?" Ujar Vano, tangannya merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya. Mungkin untuk menghubungi kekasih TERSAYANGNYA.

ALEVAN [TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя