10 -D I E Z

47.2K 5.8K 1.2K
                                    

Jeno menghentikan mobil Jaemin didepan rumah mewah Omeganya. Ia menoleh kesamping, melihat pasangan hidupnya yang diam mematung tanpa sepatah katapun. Jeno menghela nafas, "Jaemin? Kita sudah sampai." Ujarnya lembut.

Jaemin tersentak pelan, ia tersadar dari lamunannya dan menatap keluar jendela. Terlalu larut dalam pikirannya membuatnya tidak menyadari jika mereka kini sudah tiba didepan rumahnya. Ya, karena Jaemin bingung ingin pergi kemana setelah Jeno membawanya pergi dari lapangan, jadi ia memutuskan untuk mengajaknya kerumahnya.

Untungnya kedua orang tuanya dan kakaknya sedang tidak ada dirumah saat ini. Jadi, ia tidak perlu khawatir jika harus mendapat introgasi dadakan dari kedua Alpha dikeluarganya; ayah dan kakaknya.

"Ah, maaf aku melamun." Jaemin tersenyum simpul, lantas melepas seatbeltnya dan kembali menatap kearah lelaki tampan itu, "ayo turun." Jeno mengangguk sekali kemudian melepas sestbeltnya dan mengikuti Jaemin keluar dari mobil.

Jaemin berjalan memutari mobil dan berdiri disamping lelaki itu, "ayo masuk, lukamu harus segera diobati." Tangannya terulur meraih lengan Jeno dan menariknya pelan memasuki rumah mewahnya.

"Jaemin?" Jantung Jaemin berhenti berdetak saat suara yang amat dikenalnya terdengar dari balik tubuhnya. Langkah kaki keduanya yang menaiki anak tangga terhenti seketika. Dengan kaku Jaemin menoleh dan mendapati sosok kakaknya disana dengan segelas jus jeruk ditangannya. Sedangkan Jeno hanya menatap bingung kearah lelaki yang memanggil Jaemin barusan.

"K-kakak?" Cicit Jaemin pelan, bukankah harusnya kakaknya ada diluar kota sekarang? "Kenapa kau ada disini? Bukankah harusnya kau pergi bersekolah?"

"Itu.. ada sesua-"

"Lalu siapa lelaki itu? Kenapa penampilannya seperti itu?" Yuta; kakak Jaemin, mengernyit dalam melihat penampilan Jeno yang tidak karuan ditambah luka-luka yang menghiasi wajah tampannya.

"D-dia ma-"

"Tunggu sebentar." Yuta kembali memotong perkataan Jaemin, ia mengambil langkah mendekat. Hidung bangirnya mengendus aroma tubuh adik satu-satunya itu. Kemudian beralih ke lelaki disebelah adiknya. Kedua matanya melebar, "kalian?"

"Ada apa ini?" Suara berat milik tuan Na terdengar. Tuan Na muncul dari arah dapur disusul dengan Nyonya Na yang mengekor dibelakang. "Jaemin? Bukankah harusnya kau ada disekolah saat ini?"

"I-itu.. sesuatu terjadi disekolah dan ya.." Jaemin tergagap, jemarinya mencengkeram sisi celana seragamnya resah.

"Sesuatu apa? Apa berandal ini berkelahi kemudian kau membawanya ke rumah?"

Jaemin mendelik mendengar tuduhan dari kakaknya, "bukan seperti itu!"

"Lalu apa?"

"Yuta. Dengarkan penjelasan adikmu terlebih dahulu, jang-" ucapan Tuan Na terhenti, matanya terpaku kearah sepasang anak adam yang masih berdiri dianak tangga.

"Kalian.. mate?" Nafas Tuan Na tercekat, begitupula sang istri yang menatap tidak percaya kearah putra bungsunya, "b-benarkah? Bukankah seharusnya..." Nyonya Na menatap kearah Jeno lekat, kemudian ia menoleh kearah sang suami yang juga menancapkan atensinya pada Alpha yang berdiri disamping Jaemin.

Rupanya kepala keluarga Na itu sudah menyadarinya. Maka dengan langkah lebar, ayah Jaemin berjalan mendekat kearah Jeno dan Jaemin.

Jaemin membeku ketika sang ayah berjalan mendekat kearahnya dan Jeno, diotaknya kini mulai menyusun berbagai macam skenario agar kedua orang tua dan kakaknya tidak mengamuk karena dirinya melakukan mating tanpa sepengetahuan mereka. Ya, karena ketika Jaemin pulang dari apartemen Jeno waktu itu, kedua orang tua dan kakaknya sedang pergi untuk urusan bisnis.

Nerd Alpha | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang