33 - T R E I N T A Y T R E S

9.5K 1K 85
                                    

Jeno memarkirkan mobil mewahnya di parkiran basement. Cukup lama ia berdiam diri di dalam mobil tanpa berniat untuk keluar, kepalanya menengok ke kursi penumpang di sebelahnya. Memandangi sosok lelaki dengan penampilan yang berantakan dan masih terpejam dengan damainya.

Satu tangannya terulur, mengusap lembut pipi putih yang dihiasi lebam dan kotoran yang menempel disana. Hatinya berdenyut nyeri. Selama ini Jeno masih mampu menahannya, melihat kekasihnya merasa sakit karena sikapnya sendiri. Walaupun berakhir dengan ia yang akan menahan mati-matian gemuruh sesak di dadanya ketika sepasang mata yang selalu menatapnya lembut itu berganti dengan tatapan sendu penuh rasa sakit yang tertahan.

Menghela nafas sekali, Jeno melepas seatbelt nya kemudian keluar dari mobilnya untuk menuju ke sisi lain mobil mewah miliknya. Membuka pintu perlahan dan melepas seatbelt Jaemin lalu menggendong tubuh ringkih itu perlahan, sebisa mungkin berusaha agar tidak membangunkan sang kekasih.

Jeno menutup pintu mobil menggunakan sebelah kakinya. Melangkah menyusuri basement milik sebuah gedung apartment yang berada di pinggiran kota. Unit apartment ini sebelumnya adalah miliknya yang sempat diberikan oleh keluarga Jung untuknya sebelum ia mengungsi tinggal bersama Jaehyun agar ada yang bisa merawatnya.

Lama Jeno memirsa wajah ayu milik sang belahan jiwa, hingga denting pintu lift yang terbuka menariknya dari lamunannya. Jeno mengurai langkahnya melewati lorong apartment yang nampak lengang, sampai langkahnya terhenti di depan pintu unit apartment dengan nomor 503.

Jeno menekan sandi pintu nya dengan kepayahan karena Jaemin yang masih berada di gendongannya; mempersulitnya menggunakan tangannya untuk menekan password unit miliknya. Helaan nafas lega lolos dari hidung bangirnya setelah pintu sialan di depannya berhasil terbuka. Dengan sedikit buru-buru, Jeno berjalan memasuki unit apartment itu dan menuju kearah kamar.

Ia membaringkan tubuh Jaemin diatas ranjang dengan hati-hati. Tangannya bergerak mengusap sebentar pipi sang wira dengan lembut. Jeno tahu, keputusannya membawa Jaemin bersamanya saat ini adalah yang terburuk. Tapi ia tidak ingin lagi membahayakan sang kekasih. Meskipun kakeknya itu tidak tahu-menahu perihal unit apartment miliknya ini, Jeno sedikit sanksi jika sewaktu-waktu, kakeknya itu bisa mengetahui lokasi apartment nya setelah mengetahui jika Jaemin tidak ada ditempatnya disekap.

Tidak, ia tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Kalaupun kakeknya itu tahu keberadaan Jaemin sekarang, maka Jeno akan melindungi kekasihnya dengan segenap jiwanya. Karena ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan membiarkan Jaemin tersakiti untuk yang kesekian kali, terlebih karena kebodohannya. Jika Jeno berani melakukan hal bodoh yang mengancam keselamatan Jaemin lagi, ia tidak akan segan untuk mencabik jantungnya sendiri saat itu juga.

Setelahnya Jeno berbalik meninggalkan kamar, mengambilkan segelas air minum untuk Jaemin ke dapur. Selang beberapa waktu selepas Jeno meninggalkan kamar luas itu, sepasang kelopak mata yang dihiasi lebam keunguan itu terbuka perlahan. Ringisan ngilu lolos dari bibirnya yang sobek dan terdapat darah mengering disana.

"Ughh, ini dimana?" Bisiknya pada diri sendiri, manik karamelnya mengedar ke sekitar. Tempat ini nampak asing, hal terakhir yang ia ingat adalah ruangan usang penuh debu dan tidak terawat. Namun dimana ini? Bagaimana bisa ia berada di apartment mewah seperti ini?

Dan pertanyannya pun sontak terjawab seketika setelah netranya menangkap sosok Jeno yang berdiri mematung di ambang pintu dengan segelas air di tangannya.

Jaemin terkesiap, tubuhnya terasa sakit dan lelah. Ia tidak siap jika harus menerima perlakuan kasar dari kekasihnya seperti sebelum-sebelumnya. Akan tetapi, ketika segaris senyuman tergambar di wajah tampan milik lelaki di depannya, hati Jaemin mencelos.

Nerd Alpha | NOMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang