Chapter 7 : Ternyata Ini
...
Tetap vote dan komen meski part selanjutnya sudah nongol 👻
...Halo Kwinizen 👋🏻
Apa ya yang Ternyata Ini? 😭
Udah siap baca?
Eits, seperti biasa, hidupkan dulu data seluler kamu sebentar lalu tekan bintangnya.
Kasih awan juga buat semua karakter ☁️
Oke, makasih.
Happy Reading ✨
•••
"Balas orang yang jahat dengan perbuatan baik. Terkadang kata-kata itu kurang valid sama kehidupan kita, jadi gak ada salahnya balas orang yang berbuat jahat dengan perbuatan jahat juga."
•Sultan Aldebaran•
Di dalam kamar apartemen, Aru rebahan menatap langit-langit dan melayangkan pikirannya pada hal berharga yang terjadi malam itu-malam saat Abin membuangnya begitu saja layaknya sampah yang tidak berguna.Orang jahat gak pantes dibaikin!
Kalimat itu menari-nari di otak milik Aru.
"Gue nyesel pernah sebego itu ngadepin Abintara," gumamnya.
Flashback On
Tidak ada penerangan sedikitpun di sana, gadis bernama Arunika masih terus meringkuk dan menangis. Suara gaungan anjing yang mirip seperti serigala membuat Aru semakin kuat mencengkram lututnya sendiri. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya melewati malam yang sangat mencekam ini.
Pelan-pelan manik Aru merasakan kehadiran cahaya yang menyilaukan. Tapi ia terlalu takut untuk mendongak dan memastikan cahaya apa yang ditangkap oleh matanya tersebut.
"Jangan takut, gue manusia kok," ucap seorang laki-laki yang jelas didengar Aru.
Dengan gerakan slow motion, Aru berusaha memunculkan kepalanya dari balik lutut. Sepersekian menit kemudian dia menangkap wajah laki-laki yang baru saja bicara dengannya itu.
"Lo siapa?" tanya Aru. Matanya memastikan kembali kalau kaki cowok itu benar-benar menapak di tanah.
"Gue bukan hantu kok." Cowok itu jongkok untuk menyamakan posisi dengan Aru.
Aru menelan ludahnya. "M-maaf, bukan itu maksud gue."
"Iya, gak masalah. Tapi masalahnya kenapa lo sendirian disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
Teen FictionBagaimana rasanya menikah saat SMA, terlebih dengan dia yang punya diri kedua? Cuplikan : "Kita buat sejarah baru, ujian akhir sambil bawa bayi kembar tiga, mau?" kata Abin memandang intens wajah Aru, istrinya. Abin itu humoris bahkan receh di kep...