Chapter 28 : Sultan vs Molan
...
Hai, Kwinizen 👋🏻
Apa kabar?
Sudah siap baca part ini?
Sebelum itu hidupkan data seluler kamu lalu tekan bintangnya, komen jangan lupa.
Kasih awan juga buat Abin, Aru dkk ☁️
Oke, makasih.
Happy Reading ✨
•••
"Rotasi takdir yang menginginkan orang-orang itu saling bertemu, menyapa dan menciptakan kisah baru."
•BINAR STORY•
Dua murid baru itu masih berdiri disertai senyum manis yang menghiasi wajah masing-masing. Bu Icha mempersilakan siswi baru yang tak lain Molan untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Sementara masing-masing murid baru itu memperkenalkan diri, Abin sibuk mengusili satu pertanyaan untuk Aru.
"Siapa Sultan? Jawab gue bisa?" tekan Abin karena ini adalah pertanyaan sama untuk kesekian kalinya.
Aru sengaja tidak menjawab lantaran masih kesal dengan ketidakpekaan Abin terhadap hari ulang tahunnya.
Abin menghembuskan napas kasar dan mengaturnya agar tetap tenang. "Siapa dia, Sayang?"
"Gak tau, Abin!" Akhirnya Aru mengeluarkan kata-kata walau bukan jawaban.
Cowok yang sedang sedikit kesal itu membuang muka ke samping. "Jelas-jelas dia nyebut nama lengkap itu cowok," batinnya. Abin kembali mengatur alur napasnya dan tiba-tiba ia mengingat sesuatu, "Sultan Aldebaran? Therazco?"
Jiwa Abin seakan tersentak akan ingatannya tentang Sultan Aldebaran. Sultan ketua Therazco?
"Molan dan Sultan, karena tempat duduk di depan sudah penuh. Kalian berdua duduk di belakang ya?" kata Bu Icha lembut.
Molan tersenyum memandang Abin. "Saya duduk sama dia boleh kan, Bu?" tanya Molan menunjuk ke arah Abin.
"Dengan Abintara?"
Molan mengangguk. "Iya, Bu."
"Gimana Abintara, kamu mau duduk sebangku dengan Molan?" tanya Bu Icha.
Abin masih melamun dan tentu tidak konek dengan pertanyaan Bu Icha barusan.
"Diam berarti mau ya, Bin? Ha?" Aru menepuk bahu Abin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
Teen FictionBagaimana rasanya menikah saat SMA, terlebih dengan dia yang punya diri kedua? Cuplikan : "Kita buat sejarah baru, ujian akhir sambil bawa bayi kembar tiga, mau?" kata Abin memandang intens wajah Aru, istrinya. Abin itu humoris bahkan receh di kep...