6. be better

2.9K 326 293
                                    

Malaysia kini tengah berada di apartemen bersama indonesia, dia duduk di sofa dekat jendela sambil melihat ke arah jendela besar Disana dan membiarkan tv yang tadi dinyalakan oleh Indonesia.

Indonesia sendiri tengah memasak makan malam untuk nya dan juga adiknya, namun didalam pikirannya dia bingung bagaimana caranya memulai percakapan dengannya

'Aduh, tanya kabar? Tadikan udah.. ngelawak? Gak deh takut garing, hmm ah yatuhan aku harus apa??'

Batin Indonesia frustasi, hingga membuat konsentrasi memasaknya terganggu dan membuatnya kecipratan minyak panas

"Auch! Panas.."

Entah sejak kapan Malaysia ada dibelakangnya dan langsung menarik tangan indonesia yang terkena minyak panas. Terlihat dimukanya dia terlihat panik sekaligus kesal,

"Kau ini, kalau sedang memasak jangan melamun! jadi begini kan?!"

"E-eh, maafkan aku"

"Ah sudahlah, dimana kotak obatnya?"

"D-disitu.."

Ucap Indonesia sambil menunjuk kotak obat yang berada tidak jauh dari sana, Malaysia langsung mengambilnya dan indonesia sedikit bingung oleh sikap Malaysia yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Bukannya senang karena Malaysia mulai memperhatikan nya , ini membuatnya takut

Indonesia memilih meneruskan acara masak-masaknya namun saat hendak ingin memegang spatula Malaysia mematikan kompor nya lalu menarik tangan indonesia agak sedikit kasar.

"A-anu, Malay aku harus ma-"

"Nanti dulu masaknya, sekarang ikut aku"

Ucapnya dingin sambil menarik Indonesia ke arah sofa, Indonesia hanya pasrah dan duduk di sofa sesuai arahan Malaysia. Malaysia mengobati tangannya yang sedikit terkena luka kecil

"Malay, sudahlah inikan cuman luka kecil.."

"Luka kecil ya?"

Tiba-tiba Malaysia menaikan lengan bajunya , Indonesia berusaha menghentikan nya namun terlambat. Kini terlihat sudah luka sayatan cutter dari sana, Malaysia menatapnya tajam.

"Ini yang kau katakan kecil hm?"

Indonesia diam dan menunduk, tidak berani menatap saudaranya itu. Pelan-pelan dia membuka mulutnya hendak ingin berbicara

"B-bagaimana bisa ka-"

"Aku melihat mu pergi ke psikiater beberapa hari yang lalu"

Indonesia terbelalak, padahal dia sudah berhati-hati agar seseorang tidak melihatnya pergi ke psikiater. Namun ternyata dia justru ketauan oleh saudaranya ini, indonesia menatap Malaysia yang kini tengah mengobati luka sayatan sekaligus luka dari cipratan minyak.

Flashback on

Hari itu, hari yang teramat buruk bagi Indonesia. Ya memang setiap harinya merupakan mimpi buruk bagi Indonesia. Karena ini hari libur maka Indonesia memutuskan untuk pergi ke psikiater untuk membereskan psikologi nya

Tanpa dia sadari, Malaysia melihatnya yang hendak akan masuk rumah sakit. Karena tidak ada hal yang bisa dia lakukan, jadi dia memilih untuk mengikuti saudaranya itu

.

.......


"Hah.. aku tau. Ini berat untung mu tapi hey, liat lah sisi baiknya! Kamu masih memiliki teman yang peduli padamu Indonesia"

"Iya, setidaknya begitu.."

Ucap Indonesia sambil tersenyum pahit, dia telah menceritakan semua yang dia rasakan pada hati dan pikirannya. WHO sendiri sudah sering sekali mendengarkan ceritanya yang memilukan, namun WHO sendiri sedikit heran karena pemuda yang ada dihadapannya ini masih bisa tersenyum walau bukan senyuman tulus.

The guardian (AU)Where stories live. Discover now