Seseorang yang Bergerak di Belakang Layar

332 43 11
                                    

"Aku tidak akan pergi dari rumah ini! Kecuali kau berikan surat perceraian itu padaku dengan tanganmu sendiri! Draco!"

Di hadapanku Hermione meneriakkan kata-katanya sekuat tenaga. Menatapku marah dan keras kepala. Bersikukuh untuk tetap tinggal di manor Malfoy biarpun sudah jelas perceraian itu ada di depan mata.

Aku mengerti apa yang membuatnya bersikap demikian.

Iba.

Kepadaku. Seorang keturunan terakhir keluarga penyihir pureblood Malfoy yang telah gagal mempertahankan kekuatan marganya di masa ini. Keluarga Selwyn-Laxley telah menutup banyak pintu-pintu jalan keluar seraya menodongkan tombak-tombak musibah yang datang silih berganti pada keluargaku. Di dunia yang buas dan rakus ini, nama Malfoy berdiri sendirian tanpa pendukung.

Ekspresi wajahku mungkin tenang. Pembawaanku mungkin dingin dan tidak terganggu. Tetapi semua itu tak bisa mengelabui fakta yang terjadi saat ini. Aku telah berada di ujung tanduk, dan siap tidak siap harus terjun bebas ke dasar lautan.

Hermione melihat kelemahanku itu dengan mata telanjang, lantas ia merasa kasihan.

Kugeretakkan gigi. Mencecarnya dengan mata melotot marah, "Apa yang membuatmu berubah menjadi wanita tak tahu malu, Hermione!? Kau tidak memberikan bantuan apapun pada masalahku tetapi masih ingin berdiri di atas tahta, mengira dirimu masih bisa berlagak seperti seorang ratu!?"

"Bukan—"

"Apa kau kencanduan dengan perkumpulan orang-orang kaya perlente yang memakai perhiasan mahal, gaun berkilau dan parfum menyengat? Tiba-tiba menikah denganku ternyata merubah gayamu jadi lebih baik, kau kecewa jika harus kembali lagi ke kehidupan miskinmu yang dulu?"

Hermione mengambil satu langkah sambil melayangkan tangannya.

PLAK!

Dada Hermione naik turun sementara hidungnya kembang-kempis. Ekspresinya menunjukkan amarah meluap yang berusaha ia pendam dengan geretakkan giginya. Tetapi setelah menamparku, apakah aku akan berhenti?

Hanya dengan menghina saja takkan cukup untuk meretakkan tekad seorang wanita Gryffindor pemberani.

"Kaaauu!" Kuangkat tanganku dan tentunya Hermione tahu apa yang selanjutnya akan terjadi jika tangan ini melayang ke arahnya. Darah terkuras habis dari mukanya. Dan di pantulan permata hazel yang bergetar dan melebar, aku melihat sesosok monter bernama Draco Malfoy.

Air mata lolos meluncur di pipinya.

Istriku menangis karena tak percaya suaminya hendak main tangan.

Tentu saja aku tak menyentuhnya, tetapi menggertaknya sampai menangis kurasa sudah cukup. Kuturunkan tanganku. Lantas kupicingkan mataku padanya dan mendesis penuh kebencian, "Keluar dari manor ini...Hermione Granger."

Kenapa jadi begini?

Kenapa kau tidak patuh saja? Dengarkan ucapanku dan pergilah jika kusuruh.Dibandingkan siapapun, akulah yang paling ingin memperlakukanmu dengan lembut. Menghiburmu dengan kata-kata yang akan menenangkan keresahanmu. Lalu melepas kepergianmu tanpa air mata.

Hermione....

kenapa kau memaksaku menjadi pria yang menakutkan?

Aku selalu berpikir kita berdua akan berpisah dengan cara yang baik, tapi siapa sangka semua akan jadi begini?

Kuharap ini hanya sebuah mimpi buruk.... Aku akan terbangun dan melihat bahwa semua baik-baik saja....

Tapi itu juga tidak mungkin, 'kan?

xxxx

.

.

Mencintai Istriku Sepenuh HatiWhere stories live. Discover now