I am ready, but are you?

485 58 38
                                    

Kunjungan 1 minggu ke tempat Pansy, yang dengan sepihak dipersingkat Hermione menjadi 3 hari, telah berakhir. Hermione muncul di perapian dan sempat terkejut ketika melihatku berada di sana, sedang duduk di kursi dan memandang lurus ke arahnya. "Selamat datang," sambutku.

"Kau menungguku?" tanyanya sangsi, tapi kemudian ia mengerutkan hidungnya. "Ah sudahlah, aku tidak peduli." Ia menyeret kopernya dan memutari wilayah sofa. Hermione masih marah atas kejadian 3 hari yang lalu. Entah bagaimana aku akan melunakkan hatinya.

"Sebenarnya aku menunggu Pansy, kukira dia akan datang bersamamu."

"Oh ya?" tanya Hermione tajam, "Kau mau dia melapor tentang kelakuanku di sana? Silahkan, lakukan itu. Sayang sekali, dia agak sibuk hari ini. Tapi aku bisa menelponnya agar dia bisa meluangkan waktu datang melapor padamu, sayang." Hermione lalu mendengus dan membuang muka. Tak lupa juga ia membanting pintu saat menutupnya.

Kedua alisku tertekuk dalam.

Dia tidak lengah, eh?

xxxx

.

.

Mencintai Istriku Sepenuh Hati

itu Tidak Mungkin

©Rozen91

Harry Potter © J.K. Rowling

.

****

xxxx

Menurutmu, apa yang kira-kira Hermione lakukan selama 3 hari itu di kastil Viktor Krum? Pansy mengirim surat untuk mengabariku bagaimana keadaan Hermione di sana. Dia berkata istriku punya banyak kegiatan dan terlihat bersemangat dan bahagia. Dengan bangga ia menambahkan kalau Hermione tidak punya waktu barang sekejap pun untuk dihabiskan bersedih atau merindukan suaminya. Kukernyitkan kening. Memangnya siapa yang mau merindukanku?

Jangan sangka laporan itu bisa mengecohku. Hermione yang tidak lagi boleh dipandang sebelah mata pasti sudah berpikir keras dan menyusun rencana tentang apa yang akan ia lakukan setelah pulang ke manor Malfoy. Aku sengaja menunggunya di perapian untuk melihat reaksinya. Jika beruntung, aku bisa menangkap sedikit petunjuk. Tetapi kurasa Hermione tidak berniat membuka kartunya secepat itu-reaksinya masuk akal untuk ukuran istri yang kesal terhadap suaminya.

Kukira dia akan sengaja bermanis-manis atau mencoba meminta maaf, tapi aku salah.

Hermione tidak lengah. Tidak ada petunjuk. Nihil. Kalau begini, aku tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya.

Apa yang sebenarnya akan Hermione lakukan?

Apa dia masih mencoba mendekatiku? Menembus sekat pembatas di antara kami?

Ataukah dia sudah menyerah? Aku menertawai pikiran itu. Si keras kepala itu menyerah? Lucu sekali!

Mainkanlah kartumu, Hermione. Perlihatkan apa yang kau sembunyikan di balik tatapan matamu yang cerdas itu. Aku bersumpah akan memaksamu menyicipi kekalahan paling menyakitkan dalam hidupmu.

Aku berpikir begitu tetapi sebenarnya aku sendiri tidak akan tahu bagaimana menghadapi Hermione nantinya. Kugaruk-garuk belakang kepalaku seraya melangkah kembali ke kamarku, memutuskan untuk melanjutkan tidur setelah bangun sejak jam 5 dini hari tadi.

Mencintai Istriku Sepenuh HatiWhere stories live. Discover now