• 9 Desember 2017 (J)

53 8 0
                                    

Jungwon - 9 Desember 2017

Ibu menepikan mobil di depan sebuah rumah tradisional dengan halaman penuh bunga. Walaupun seperti rumah lama, namun tempat itu sangat rapi dan suasananya terasa menenangkan. Ibu memintaku menunggu sebentar, kemudian turun dengan membawa sekotak vitamin.

Ibu bilang ia tidak akan lama, namun setelah kulihat jam tanganku, nyatanya sudah sepuluh menit berlalu. Aku harus ke toilet. Kuputuskan untuk turun dan untungnya seseorang tengah di halaman memotong rumput-rumput liar.

"Permisi, uhm.. Saya ingin ke toilet sebentar." Kalimat itu meluncur begitu saja begitu aku mendekati pemuda di halaman. Ia tersenyum sampai kedua matanya hanya sebatas garis tipis, kemudian mengajakku berjalan melewati samping rumah dan menyuruhku masuk melalui pintu belakang. Ia bilang toilet ada tepat di samping pintu itu.

Aku kembali dari toilet dengan langkah pelan sambil sesekali melihat tanaman yang ada di sana. Bunga-bunganya sangat cantik. Ketika aku melirik ke dalam rumah melalui pintu samping, kulihat Ibu masih di sana. Aku mendengus mengingat kata "sebentar" yang ia ucapkan tadi. Aku masuk melalui pintu samping dan berjalan menyusuri lorong menghampiri Ibu dan pemilik rumah. Namun langkahku terhenti ketika ekor mataku menangkap foto-foto yang terpasang rapi di dinding. Walaupun tidak begitu terang, aku masih bisa melihatnya. Sebagian besar foto itu menampilkan..... wajahku. Potret ketika aku memenangkan medali emas dalam kompetisi Taekwondo, potret ketika aku memakai seragam sekolah untuk pertama kalinya, serta foto lainnya. Hanya saja ada satu foto yang mengusikku. Sebuah foto bertuliskan "Appa, Eomma, Jungwon 4 bulan". Tapi bukan wajah Ibu yang nampak di sana.

"Eomma..." Aku yakin itu hanya sekedar bisikan, namun ketika aku menoleh, nyatanya Ibu dan pemilik rumah pun kini menatapku. Mereka menunjukkan ekspresi yang sama. Sama terkejutnya. Tanpa menunggu Ibu membuka suara, aku langsung berlari keluar. Tidak, aku tidak kembali ke mobil. Aku hanya terus berlari entah kemana. Ibu berkali-berkali berteriak memanggilku, namun aku tidak peduli.

Aku terus berlari sampai akhirnya aku pun keluar menuju jalan raya. Ponsel di saku tak hentinya bergetar, namun aku tidak peduli. Halte bus terlihat di kejauhan. Aku terus berlari. Kedua mataku yang telah basah membuat pandanganku sedikit kabur.

Brukk...

Aku menabrak seseorang hingga terjatuh, begitu pun air mataku yang langsung mengalir. "Maaf," bisikku pelan. Aku tidak segera bangkit. Seseorang yang baru saja kutabrak itu pun hanya bergeming.

"Jungwon?" Ia menunduk dan menepuk bahuku pelan. Aku langsung menghapus air mataku dengan kasar kemudian mendongak. Melihat hal itu, ia terdiam, kemudian meminta Ibunya untuk meninggalkan kami. Sayup-sayup kudengar ia ingin mengajakku ke suatu tempat sebentar. Setelah melempar tatapan penuh kekhawatiran padaku, Ibunya pun pergi. "Kau baik-baik saja?" Ia berusaha membantuku berdiri, masih terlihat khawatir.

"Jake hyung..." []

SER'5 : Please Be All Ears!Where stories live. Discover now