• 16 Oktober 2012 (S)

119 19 1
                                    

Sunghoon - 16 Oktober 2012

Aku terbangun ketika sayup-sayup kudengar suara Ibu. Nada suaranya meninggi, namun aku masih belum bisa menangkap apa yang Ibu katakan. Kupandangi sekeliling kamarku. Kosong. Jungwon dan Heeseung hyung tidak ada di tempat tidurnya. Kuberanikan diri untuk keluar dari kamarku dan kuhampiri sumber suara Ibu, sampai akhirnya aku berhenti di dekat pintu menuju dapur. Sulit untuk melihat dengan jelas dari celah pintu yang sedikit terbuka. Namun aku bisa melihat Geonu hyung pun berdiri di sana. Ia hanya diam. Ibu berdiri membelakangi pintu dan mengatakan sesuatu tentang choco pie. Ada kotak choco pie di meja. Ibu berkali-kali mengulang ucapannya, memarahi Geonu hyung yang memakan banyak choco pie sekaligus. Ibu khawatir kami akan ikut melakukannya.

Sepertinya Geonu hyung menyadari kehadiranku, karena ia berkali-kali melirik ke arahku. Melihat sikap Geonu hyung, akhirnya Ibu pun menoleh. Aku terlonjak, hampir saja tubuhku menabrak pintu. Sebelum aku berhasil mengambil langkah, pintu dapur telah dibuka. Ibu berdiri di sana dengan wajah dinginnya.

"Cepat mandi atau kau akan terlambat," ucap Ibu, kemudian beranjak pergi melewatiku. Geonu hyung menatapku dalam diam. Ia tidak mengatakan apapun.

"Hyung..." aku mencoba menghampirinya namun ia segera pergi.

"Geonu hyung tidak memakannya sendiri." Jungwon berdiri di belakangku dengan tatapan nanar sebelum akhirnya tertunduk. "Kami berempat yang memakannya."

Aku pun menarik lengan Jungwon ke ruang makan, kemudian mendudukkannya di kursi. Aku duduk di seberangnya dan kuminta ia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan suara lirih, ia bercerita tentang pesta ulang tahun sederhana untuk Heeseung hyung. Mereka tidak punya kue ulang tahun jadi Geonu hyung merelakan choco pie nya. Saat kutanya kenapa Geonu hyung tidak membantah ketika Ibu memarahinya, Jungwon hanya mengangkat bahu kemudian kembali tertunduk.

"Heeseung hyung sedih. Jadi kami hanya berusaha menghiburnya." Jungwon kembali menatapku. Bahkan ia bilang Heeseung hyung sempat menangis. "Kenapa Eomma melupakan pesta ulang tahun Heeseung hyung dan malah pergi dengan Sunghoon hyung?" Hatiku mencelos ketika ia melontarkan pertanyaan itu. Terlebih ketika kulihat tatapannya yang menunjukkan keseriusan. Pertanyaan itu seperti menusuk jantungku. Seakan sumber kesedihan Heeseung hyung adalah aku. Benarkah aku penyebabnya? Benarkah aku yang membuat Heeseung hyung menangis?

"Maaf." Hanya kata itu yang keluar. Aku tertunduk. Bibirku bergetar. Rasanya air mataku mulai tak terbendung. Aku benar-benar terisak ketika Jungwon melompat turun dari kursinya dan memelukku.[]

SER'5 : Please Be All Ears!Where stories live. Discover now