• 12 Oktober 2014 (S)

87 16 0
                                    

Sunghoon - 12 Oktober 2014

Aku terbangun begitu kudengar suara pintu yang terbanting. Siapa yang masih terjaga? Lalu untuk apa pintu dibanting sekeras itu? Kulihat Jungwon dan Kyungmin masih terlelap. Apakah Hyung belum tidur? Ataukah itu Ibu?

Karena tidak bisa menahan rasa penasaranku, aku pun turun dari tempat tidur dan berjalan pelan menuju pintu. Aku bahkan sedikit berjinjit, takut kalau-kalau dua adikku akan terbangun. Kuputar kenop pintu kamar dengan sangat pelan, bahkan rasanya napasku berhenti sejenak saking takutnya.

Lampu dapur menyala terang. Aku melongok, memastikan apakah ada orang atau tidak. Kedua mataku menangkap sosok seseorang tengah duduk di kursi yang kebetulan letaknya membelakangi meja. Walaupun begitu, aku masih bisa mengenalinya. Geonu hyung. Apa yang dilakukannya di dapur selarut ini? Ia hanya duduk diam disana.

Aku berniat menghampirinya. Namun langkahku terhenti ketika aku menyadari sesuatu. Bahu Geonu hyung bergetar, suara isakan kecil mulai terdengar. Hyung menangis? Ketika aku maju selangkah, tiba-tiba seseorang menahan tanganku. Aku berbalik. Heeseung hyung tersenyum menatapku kemudian memintaku kembali ke kamar. Aku menolak, namun ia tetap bersikeras. Heeseung hyung bilang Geonu hyung baik-baik saja dan aku tidak perlu khawatir. Dengan langkah yang berat, aku pun kembali ke kamarku, walaupun masih sesekali menoleh untuk memastikan Geonu hyung memang benar baik-baik saja. Heeseung hyung masih di sana. Sepertinya ia tidak akan beranjak sampai aku benar-benar kembali ke kamarku sendiri.

Aku menutup pintu kamarku dengan pelan. Namun begitu aku berbalik, hampir saja aku berteriak ketika Kyungmin telah terduduk di tempat tidurnya. Aku bertanya apakah ia mimpi buruk lagi, kemudian ia pun mengangguk. Akhir-akhir ini Kyungmin memang sering mengeluh kalau ia mimpi buruk. Ia bilang kalau Geonu hyung marah padanya dan pergi dari rumah. Hanya aku yang tahu hal ini. Ia tidak memberitahu yang lain karena takut mungkin mereka akan menertawakannya. Aku kembali bertanya kali ini mimpi apa yang ia dapatkan. Ia bilang kalau dalam mimpinya Geonu hyung menggandeng tangannya dan mengajaknya jalan-jalan di pinggir pantai, namun kemudian Geonu hyung melepas tangan Kyungmin dan meninggalkannya begitu saja.

Kyungmin hampir menangis. Dalam kegelapan pun aku bisa melihat wajahnya yang memerah, berusaha keras menahan tangisannya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa kulakukan hanyalah menyuruhnya untuk kembali tidur. Kyungmin pun berbaring dan aku menarik selimutnya. Kuusap kepalanya dengan lembut sampai Kyungmin mulai terlelap. Namun sebelum Kyungmin benar-benar terlelap, pintu kamar kami terbuka. Kyungmin pun kembali mengerjap. Heeseung hyung mendekati kami dan menatap Kyungmin.

"Kyungmin..." []

SER'5 : Please Be All Ears!Where stories live. Discover now