Dewa Pemersatu Kaum Hawa

697 150 20
                                    

"Ini beneran pada mau nontonin balap, Sher?" tanya Audy sesekali kepalanya toleh sana toleh sini keheranan.

Sherly mengangguk, "Ya iya, emang mau ngapain lagi?"

"Berasa lagi antri masuk gate konser." gumam Audy.

Sherly tertawa mendengar gumaman Audy, "Heran ya lo? Gue juga dulu sama herannya kaya lo pas pertama diajak ke sini, tapi nanti kalo lo liat laki-laki yang namanya Dewa pasti lo paham kenapa banyak cewek pada ke sini nontonin balap."

Audy membuang napasnya berat. Tak habis pikir ia dengan pemandangan di sekitarnya saat ini. Bisa-bisanya arena balap liar berasa venue konser oppa korea? Ini serius, Audy paham kalau laki-laki pemilik nama Dewa itu ganteng karena jika tidak mana mungkin Sherly yang banyak disukai laki-laki ini bisa tergila-gila pada sosok Dewa. Tanpa harus melihat parasnya langsung pun Audy sudah memperkirakan tingkat ketampanan sosok bernama Dewa itu.





"Dewa.."

Sherly menoleh pada Audy, padahal yang disebut Dewa.






"Dewa Pemersatu Kaum Hawa. Itu gelarnya ya, Sher?"





Sherly terbahak mendengar ucapan spontan yang keluar dari mulut Audy, "Bisa-bisanya? Kok lo bisa sih mikir gitu?"

Audy mengedikkan bahunya, "Ga tau, tiba-tiba aja melintas di otak gue pas liat dominasi cewek demi nontonin si Dewa Dewa itu.."

Sherly tersenyum, "Bukan melulu nontonin Dewa kok, Dy.. Cewek-cewek yang dateng juga ada yang murni suka balap, ada yang dateng karena mau nyari gandengan, ada juga yang naksir sama temen satu gengnya Dewa soalnya emang ganteng semua temennya.."

"Ada juga yang dateng karena dipaksa nemenin temennya.." sindir Audy.

Sherly memanyunkan bibirnya, "Ih gitu si Audy mah.."

Audy tersenyum tipis, "Hm hm hm"








Suasana mendadak riuh saat beberapa orang atau lebih tepatnya sekelompok orang datang ke jalanan yang dijadikan sebagai lintasan balap. Hal itu membuat hampir semua orang yang tadinya santai mengobrol langsung dengan cepat berkumpul mengerumuni lintasan balap.

Begitu juga dengan Sherly, mungkin karena sudah berpengalaman saat mengetahui ada sekelompok orang masuk dalam lintasan ia pun dengan sigap menarik tangan Audy dan berlari menuju pinggir lintasan untuk menonton.

Audy berdecak sebal, "Sakit tau.." gerutunya seraya mengelus lembut pergelangan tangannya yang tadi ditarik Sherly.

Sherly mengatupkan kedua tangannya, "Maaf.. Reflek tadi.. Udah mau mulai soalnya.. Tuh liat lawannya udah dateng.." jelasnya menunjuk ke arah sekelompok pemuda di lintasan yang sedang men-setting motornya.

Audy mengedarkan pandangannya ke arah telunjuk Sherly, "Ngapain mereka? Gebar-geber motor? Mau pamer?"

Sherly tersenyum sebentar, "Polos banget sih lo.. Itu mereka lagi setting motor biar mulus pas balap.."

"Ya gue tau itu lagi setting motor, maksud gue kenapa harus di sini? Di bengkel kan bisa, kurang persiapan apa gimana deh?" gerutu Audy.

Sherly tersenyum mendengar ocehan Audy. Baru pernah ia mendengar Audy banyak bicara seperti sekarang ini. Ya, walaupun melihat wajahnya sepertinya Audy kesal karena berisik suara motor yang digas oleh si empunya motor di lintasan sana.





Ada kurang lebih lima belas menit Audy berdiri di sana bersama Sherly dengan pemandangan yang masih sama, yaitu orang yang men-setting motor. Sebenarnya Audy sudah cukup muak dengan situasi yang sekarang ini. Audy yang biasa hidup dengan kedamaian, ketenangan, kini harus berdiri berdesakan dengan banyak orang dan menahan telinga dengan keberisikan yang ada.

Better OffWhere stories live. Discover now