Pengorbanan

421 113 11
                                    

Audy melangkahkan kakinya menuruni anak tangga menuju dapur. Niatnya memasak mie instan. Malam ini ia lapar.

Sesampainya di dapur, ia dikejutkan dengan adanya Bibi Siti yang tengah duduk di meja makan. Kelihatannya sedang merenung, sendirian.

"Bi,"

Bi Siti menoleh agak kaget juga dengan munculnya Audy di sana. "Eh? Non Audy? Ada apa, Non?"

"Mau masak mie. Laper." kata Audy yang kini sibuk menyiapkan air untuk merebus mie.

"Biar bibi masakin aja, Non. Non Audy duduk aja sini.." ucap Bibi Siti.

Audy menggeleng, "Bibi duduk aja, udah capek kan dari pagi beberes rumah.. Masak mie instan mah gampang.."

Bi Siti pun menurut.





Selesai memasak mie instan, Audy kembali duduk dan siap menyantap hidangan buatannya sendiri. Masih dengan Bi Siti yang setia duduk di sana juga.

"Makan, Bi." ucap Audy yang dibalas anggukan oleh Bibinya.

Hening seperti biasa menyelimuti keduanya. Memang, sudah tidak asing lagi jika rumah ini hening. Jarang sekali mendapati interaksi penghuni di rumah ini. Definisi ringkasnya, kaku dan dingin.

"Non,"

Audy menoleh dengan mulut penuh dengan mie.

"Akhir-akhir ini Bibi sering jumpain Ibu nangis di kamar kalo malem. Non juga liat hal yang sama gak?" tanya Bi Siti.

Audy mengangkat kedua alisnya, "Hm? Mama? Nangis di kamar?"

"Non Audy gak tau?"

Audy mengingat-ingat. Dan ingatannya seketika berputar kembali saat ia mendapati Sindi tengah menangis sambil memeluk foto keluarganya.

"Pernah sih, Bi. Sekali." jawab Audy.

"Non liat cuman sekali?"

Audy mengangguk.

"Maaf, Non kalo Bibi lancang.. Tapi, Bibi sering liat Ibu sedih di kamar hampir setiap malem, Non.."

Kening Audy berkerut, "Setiap malem?"

Bibi Siti mengangguk, "Iya, Bibi sih pertama liat udah dari seminggu sebelum Non Audy sama Ibu pergi bareng kemarin."

Audy tercekat. Ternyata malam itu, di mana ia mendapati mamanya menangis ditemani alkohol di kamarnya dan foto keluarga yang ada di pelukannya itu bukan pertama kalinya. Mamanya menangis di setiap malam jauh sebelum malam itu.

Apa yang Audy lewatkan selama ini?

"Bi?"

"Iya, Non?"

"Mama, masih sering nangis?"

Bibi mengangguk mantap, "Masih, Non. Makanya setiap malem Bibi selalu di sini jagain Ibu. Takut kalo sampe Ibu kenapa-napa, Non.."

"Bibi setiap malem di sini?"

"Iya, semenjak Bibi ngeliat Ibu sedih itu Bibi jadi khawatir. Bibi selalu ngecek Ibu setiap mau tidur dan ternyata Ibu selalu ngelakuin hal yang sama, Non. Ya karena Bibi takut Ibu kenapa-napa jadi Bibi inisiatif jagain Ibu sampe Ibu tidur.." jelas Bi Siti.

Audy menatap kosong mangkuk di depannya. Ia tak tahu harus apa. Bisa-bisanya, sebagai anak ia tidak tahu keadaan mamanya yang sebenarnya?

"Kalo Bibi di sini? Berarti mama?" Audy beranjak dari duduknya, lalu berjalan menuju kamar mamanya.






Tepat sekali. Seperti apa yang dikatakan Bibi barusan. Saat Audy membuka pelan pintu kamar dilihatnya Sindi sedang memandang kosong foto keluarga yang terpajang tepat di samping tempat tidurnya sembari sesekali meminum alkohol yang ada di tangannya.

Better OffWhere stories live. Discover now