Can I Have Your Number?

459 122 10
                                    

Seperti biasa, malam ini terasa begitu sepi. Hanya ada bulan setengah menemani malam Audy yang duduk santai di sofa. Tak ada aktivitas berarti, Audy hanya duduk dan menikmati pemandangan yang berisi atap-atap rumah beserta kerlingan cahaya lampu.

Perhatiannya berganti saat mendengar deru mesin mobil ada di depan rumahnya.

Audy memandangi setiap gerakan yang ada di sana. Mulai dari mamanya, Sindi, keluar dari mobil. Disusul seorang pria dari kursi kemudi juga keluar dari mobil menghampiri Sindi. Mereka berdua terlihat mengobrol sebentar, Sindi terlihat membawa beberapa tas plastik di tangannya. Setelah mengobrol sebentar, pria tersebut kembali masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana. Sindi pun masuk ke dalam rumah.

"Om Danu.." gumam Audy.

Hanya itu yang Audy ucapkan. Berlanjut ia melangkahkan kakinya menuju kamar, enggan melihat langit malam lagi.

Lagi-lagi, suara ketukan pintu terdengar bersamaan dengan panggilan manis dari sang mama di baliknya.

Audy menghela napasnya sebentar, lalu berjalan untuk membukakan pintu kamarnya.

"Ada apa, Ma?"

Pertanyaan klise yang kerap kali ia layangkan kepada sang mama tiap kali sang mama menghampiri kamarnya.

Sindi mencoba tersenyum ramah, seraya mengangkat tas belanja di tangannya. "Liat nih mama bawa apa?"

Audy memandang kosong ke arah tas belanja yang Sindi angkat. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

"Ini dari-"

"-Om Danu?"

Sindi terdiam sebentar, lalu mengangguk.

Audy menatap mata mamanya lekat seraya berucap, "Mama aja yang simpan, kamar aku udah ga muat."

Kemudian, Audy menutup pintu kamarnya.

Tidak keras. Tapi cukup menyakitkan bagi seorang Sindi.









Setelah memutus obrolannya dengan sang mama secara sepihak, Audy dengan santainya merebahkan tubuhnya ke ranjang.

Tidur terlentang dengan tangan terbuka, wajahnya menatap langit-langit kamarnya.

Audy tersenyum singkat.

Melihat wajah sang ayah yang ia tempel di langit-langit kamarnya membawa energi tersendiri.

Moodnya kembali naik.

Tapi dengan cepat moodnya kembali jatuh saat bunyi notifikasi dari ponselnya kembali terdengar.

Audy menoleh, diambilnya ponsel pintar dari nakas yang tepat ada di sampingnya.

Dilihatnya puluhan pesan dari nomor asing membanjiri notifikasi di layar ponselnya.

"Siapa sih?"

+6281251665024

Hai
Hai
Hai
Audy
Audy
Audy?
Bener kan ya?
Audy?
Woy
Hey
Hi girl?
Selamat malam
Malam?
Hai?
Permisi?
Audy?

Audy berdecak kesal.

Jarinya dengan lihai berniat untuk langsung memblokir nomor aneh tersebut namun ternyata kegiatannya tertunda karena seseorang tiba-tiba menelepon.

"Halo, ini siapa?" tanya Audy ketus.

"Galak, gemes jadinya"

Better OffWhere stories live. Discover now