07 ─ boyfriend

1.2K 207 1
                                    

Bel apartemen Chenle berbunyi, ia segera menghampiri pintu, dan membuka nya. Ternyata yang datang bukan Jisung, melainkan Mingyu, kekasih nya.

"Ada apa?!"

"Sayang, aku merindukan mu. aku datang kesini ingin menghabiskan waktu bersama mu."

Chenle seketika melirik jam tangan nya, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Wajah Chenle berubah menjadi panik. Pasalnya malam ini ia sudah memiliki janji bersama Jisung untuk makan malam bersama.

"Ah, begini... suasana hati ku sedang buruk, lebih baik kau pulang, ya?"

"Chenle tapi aku merindukan mu!"

"Cepat keluar dari sini, atau hubungan kita akan selesai?!"

"Baiklah... tadinya aku hanya ingin bertemu dengan mu, kau tak pernah membalas pesan ku, dan tak pernah mau menemui ku lagi, kita seperti sudah tidak ada hubungan lagi Chenle."

"Baiklah jika begitu mari kita akhiri semuanya."

"Chenle? Kau sedang bergurau, ya?"

"Bergurau? Kau yang bergurau! Aku ingin putus dengan mu, sialan. Jujur saja aku tak bisa mencintai pria yang telah membohongi ku, aku tahu kau memiliki kekasih, ia wanita. Benar kan, Mingyu?"

"Aku bisa jelaskan semua,"

"Pergi dari sini! Aku bisa gila jika melihat wajah mu terlalu lama."

"Baiklah jika itu keputusan mu, kita putus. Selamat tinggal."

Mingyu mulai berjalan meninggalkan apartemen Chenle. Sedangkan Chenle, ia berdiri mematung memandangi Mingyu yang kian menjauh. Netra nya berkaca-kaca.

Mingyu adalah kekasih Chenle, namun tak lama ini Chenle menemukan fakta bahwa Mingyu menduakan nya, ia memiliki kekasih. Tapi bagi Chenle, ini adalah hal yang bagus, karena ia bisa lepas dari pria brengsek seperti Mingyu.

Suara bel kembali membuyarkan lamunan nya, ia membuka pintu perlahan dan lihat lah siapa yang datang, ia adalah Jisung.

"Jisung, kau tiba...silahkan masuk."

Jisung masuk kedalam, lalu mengikuti Chenle yang berjalan ke ruang makan.

"Apa kabar mu, Chenle?"

"Aku baik! Bagaimana dengan mu?"

"Tentu saja baik."

Chenle mulai mendekat ke arah Jisung, lalu ia meletakkan kedua lengan nya di bahu Jisung. Tak lupa ia menyampirkan seulas senyuman manis.

"Terima kasih sudah tiba, aku sangat senang!"

"Ah, bukan apa-apa. Aku pun senang bisa berkunjung."

Seperti biasa, Chenle mulai melancarkan aksi nya dengan terus menerus menggoda Jisung. Namun tak lama kemudian, mereka memulai acara makan malam. Keduanya tampak sangat menikmati makanan nya.

"Kau yang memasak ini?"tanya Jisung.

"Tentu saja, Jisung. Aku memasak ini... biasanya aku sangat malas memasak, namun hari ini karena kau datang sehingga aku mengumpulkan banyak keinginan agar mau memasak. Bisa dibilang ini semua untuk mu."

"Ah Chenle jangan berlebihan..."Jisung terlihat tertawa canggung.

"Aku berlebihan karena kau tampan terlalu berlebihan!"

➽───────────────❥

Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, Jisung dan Chenle sebenarnya sudah menyelesaikan makan malam nya sedari tadi. Namun Jisung masih belum kembali ke rumah nya, karena Chenle meminta nya untuk menemani nya.

"Jisung, aku mempunyai sesuatu untuk mu!"

"Apa itu?" Jisung menoleh pada Chenle.

Chenle terlihat membawa dua botol wine dari dalam lemari pendingin, dan menghampiri Jisung di sofa. "Lihat, aku sudah mempersiapkan ini untuk kita!"

Namun Jisung dengan santai merebut kedua botol wine yang Chenle genggam, lalu menaruh nya di meja.

"Aku pun mempunyai sesuatu untuk mu."

"Untuk ku? Apakah itu?" Chenle dengan wajah heran.

Jisung mengeluarkan sebuah kotak, ternyata di dalam nya terdapat dua gelang yang sama. Ia mengeluarkan gelang tersebut.

"Chenle, aku tak tahu harus memulai dari mana, tapi aku akan mengatakan inti dari semua ini. Chenle, aku mencintai mu, aku ingin kau menjadi kekasih ku."

"Jisung...."

"Aku mencintai mu, apakah kau ingin jadi kekasih ku?"

Secepat kilat,Chenle mengangguk dengan bersemangat, lalu mengiyakan tawaran Jisung. Ia kemudian memeluk Jisung.

Senyum terukir di bibir Jisung, akhirnya ia bisa menjadi kekasih Chenle. Jujur saja sebenarnya ia sempat takut mendapat penolakan dari Chenle, maka dari itu hati nya kini sangat lega.

Berbeda dengan Chenle, ia masih memeluk Jisung namun dengan tatapan tajam mengarah lurus kedepan, dan senyum miring tercetak di bibir nya.

"Ku rasa aku sudah selangkah lebih maju untuk menghancurkan mu, Jisung." ujar Chenle dalam hati.

Tautan pelukan keduanya terlepas, Jisung kemudian memakaikan gelang untuk nya dan Chenle. Mereka tersenyum geli melihat barang pasangan yang menempel di tubuh masing masing.

"Aku merasa menjadi seseorang yang paling bahagia setelah ini, Chenle." Jisung tersenyum menggenggam lengan Chenle.

"Tentu saja! Aku mencintai mu Jisung. Mari minum wine bersama!"

Chenle berusaha mengajak Jisung agar ia segera mabuk, dan bermalam di apartemen nya.

Jisung sungguh sangat tidak menyadari atau mengetahui ada rasa dendam yang tersulut di hati Chenle, sehingga ia menganggap Chenle benar-benar mencintai nya.

to be continue...

hi guys, kindly support this book, don't forget to tap vote !

White Night | ChenjiWhere stories live. Discover now