08 ─ can i?

1.4K 197 8
                                    

Terhitung sudah dua minggu Jisung dan Chenle berpacaran. Keduanya sering kencan, bahkan Chenle sering menginap di apartemen Jisung.

Hari ini mereka berniat akan berkencan, namun sampai saat ini Jisung belum menemukan tanda-tanda Chenle akan menemui nya. Ia pun segera menghubungi Chenle.

Ia merogoh kantung celana nya dan segera mengeluarkan ponsel.

"Hallo, Jisung?"

"Chenle kau dimana? Bukankah kita akan berkencan malam ini?"

"Astaga! Aku lupa. Aku masih berada di galeri, temui aku disini."

"Tunggu disana, aku segera menghampiri mu."

Jisung segera menaiki mobil nya dan tancap gas. Sedangkan di tempat lain, Chenle tertawa puas. Ia sengaja membuat Jisung menunggu, sebenarnya ia hanya berpura pura lupa. Ia ingin membuang-buang waktu Jisung.

"Bodoh sekali kau, Park."

Tiga puluh menit kemudian, Jisung tiba di galeri Chenle. Ia langsung masuk kedalam untuk menemui Chenle.

"Chenle..."suara Jisung membuat Chenle yang sedang sibuk melukis kini menyelesaikan kegiatan nya.

"Jisung, maaf....aku lupa..." terlihat Chenle mengerucutkan bibir cherry nya.

"Sayang tak apa, lagi pula aku sudah bersama mu kan sekarang?"

"Aku lapar Jisung, mari makan malam di restoran dekat sini."

"Mari."

Jisung merangkul Chenle untuk berjalan keluar galeri, mereka tidak menaiki mobil karena berniat makan di restoran terdekat.

"Tunggu Chenle, kita akan makan disini?"

"Tentu saja."

"Ini restoran teman ku."

"Benarkah? Kau mengenal pemilik nya? Aku pun mengenal nya!"

"Bagaimana kau bisa mengenal nya?"

"Ceritanya panjang, cepat masuk atau aku akan marah!"

Jisung terkekeh melihat Chenle yang mendengus sebal. Mereka pun masuk dan memesan makanan.

"Aku akan menghubungi Sungchan."

"Untuk apa, Jisung?"

"Akan memberitahu nya, bahwa kita ada disini."

Kemudian Jisung menghubungi Sungchan, dan Sungchan berkata akan segera kesana karena kebetulan sedang berada di dekat restoran.

Jisung dan Chenle menyantap makanan nya dengan santai, dan Sungchan tiba. Ia lalu menghampiri meja mereka.

"Jisung?"

"Ah sudah tiba... Aku makan malam disini karena aku dan kekasih ku baru saja berada di galeri kekasih ku."

"Kekasih ? Tunggu, Chenle?!"

"Benar, ia kekasih ku. Ku dengar kalian sudah saling mengenal, benarkah?"

"Ya, Shotaro adalah sepupu Chenle. Ia pernah memperkenalkan Chenle pada ku. Tak menyangka, kalian pun saling mengenal."

Chenle dan Jisung hanya tertawa. Sungchan lalu duduk di samping Jisung.

"Kau sudah makan malam, Sungchan?"tanya Chenle.

"Sudah. Ah iya, Chenle aku akan memberi tahu mu sesuatu."

"Apa itu?"

"Kau adalah cinta pertama Jisung. Asal kau tahu, ia tak pernah jatuh cinta. Ia adalah pria kaku, tak heran bila ia baru pertama kali mencintai seseorang. Satu lagi, sebenarnya Jisung akan bertingkah manis pada pujaan hati nya."

Jisung menyikut lengan Sungchan, rupanya ia merasa malu. Sungchan hanya tertawa, begitu pun dengan Chenle.

Tak lama kemudian, mereka selesai dengan kegiatan makan malam. Mereka segera keluar dari restoran. Sungchan sempat mengajak mereka untuk minum alkohol bersama namun Jisung menolak.

"Jisung, bagaimana ini? Hari sudah malam, kita sepertinya tidak bisa berkencan."

"Kita bisa."ucap Jisung dengan santai.

"Bagaimana?"

"Mari berkencan di rumah ku, atau kau ingin di rumah mu?"

"Terserah." Chenle merutuki Jisung di dalam hati, sebenarnya ia tak ingin berkencan dengan Jisung.

Mereka segera kembali ke galeri, dan menaiki mobil Jisung untuk pergi ke rumah Jisung.

Di perjalanan, Jisung tak hentinya tersenyum. Ia sesekali menggenggam lengan Chenle dan mencium lengan Chenle.

Chenle berusaha tampak senang padahal sebenarnya sangat malas.

Satu jam kemudian, mereka sampai di kediaman Jisung. Chenle terlihat sangat mengantuk.

"Kau mengantuk?"

"Iya, sebelum tidur mari kita minum alkohol."

"Baiklah, aku akan mandi terlebih dahulu."

"Aku juga ingin mandi, kau mandi setelah aku, ya?"

"Mandi bersama, bagaimana?"

"Bersama? Kau gila, Jisung?!"

"Marilah mandi bersama Chenle ku mohon..."

"Baiklah. Tapi aku ingin berendam sambil minum alkohol, ya?"

"Boleh, sayang." Jisung tersenyum lebar.

Jisung pergi ke kamar mandi terlebih dahulu, mempersiapkan air hangat di bathup dan mengambil aroma terapi. Merasa Chenle terlalu lama, ia merendam kan dirinya ke bathup terlebih dahulu.

"Kau sudah berendam terlebih dahulu Jisung."

"Kau terlalu lama sayang."

Chenle melepaskan semua pakaiannya, lalu merendamkan dirinya di bathup bersama Jisung.

"Kemari, bersandar lah pada ku. Aku yang akan memandikan mu, Chenle."

"Tidak! Aku bisa sendiri! "

Jisung tertawa kecil, lalu memeluk Chenle dari belakang. Ia menopang dagu nya di pundak Chenle.

"Tubuh mu sangat wangi susu, sayang. Seperti bayi."

"Ih aku merasa geli, jangan mencium cium!"

Jisung tak menghiraukan perkataan Chenle,ia tetap menciumi punggung dan leher Chenle. Tangan nya tak diam, ia menelusuri perut Chenle, mengusap nya perlahan. Ia juga sempat memegang area vital Chenle.

"Aw sakit! Jisung jangan mengigit! "

Jisung menggigit tubuh putih kekasih nya sesekali.

"Chenle,berbalik lah."suara bariton Jisung yang berbisik di telinga nya membuat Chenle bergidik.

Jisung langsung menerjang bibir Chenle saat Chenle berbalik ke arah nya, ia melumat bibir Chenle yang lembut. Lidah nya bermain dengan sangat leluasa di dalam sana. Sementara itu, Chenle berusaha melepaskan tautan ciuman kedua nya karena ia kehabisan napas.

"Jisung sudah...berhenti...aku ingin meminum wine, tidak ingin berciuman dengan mu."

Jisung lalu meneguk wine, dan menyisakan sedikit wine di mulut nya, lalu ia kembali melumat bibir Chenle dan menyalurkan wine tersebut pada Chenle melalui ciuman.

Ia meremat tubuh Chenle yang ramping dan sesekali mengelus sensual.  Ciuman itu kini bergeser ke leher, ia memberikan beberapa tanda merah disana. Lalu berpindah di dada Chenle, ia juga memberikan beberapa tanda.

Chenle terlihat berkeringat,menutup bibir nya dengan lengan, agar suara desahan nya tak timbul.

"Chenle, aku ingin melanjutkan ini, can i?"

to be continue...

kindly support this book, don't forget to tap vote! ❤

White Night | ChenjiWhere stories live. Discover now