Bab 8 🖤

317 25 3
                                    

Hari ini adalah hari sabtu, dan sudah menjadi tradisi SMA GALAKSI bahwa tak ada kelas namun diganti dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Kini shilla sudah ada di parkiran sekolah,sepertinya hanya sebagian siswa yang datang karena keadaan yang memang sepi.

Bulu kuduk shilla meremang membayangkan banyak nya teman malera di tempat ini,sepertinya tak terhitung jumlah nya sekaligus banyaknya variasi wajah mereka.

"Ngapain lu diem di parkiran kaya gini,gak masuk?."shilla menoleh dan mandapati gadis dengan kaos pink tengah berdiri menatapnya.

"Aku baru sampe,btw kamu eskul apa?."malera membenarkan letak tas kecilnya

"Eskul musik,lu?."

"Photography,yaudah masuk yu."malera mengangguk,lalu keduanya memasuki sekolah dengan langkah ringan.

"Gak ada kelanjutan kejadian kemarin apa?!."heran malera

Shilla tak menjawab hanyaendengarkan apa yang di ucapkan gadis sebelahnya,karena sungguh ia juga bingung sekaligus kesal mengapa kejadian itu harus menjadi teka teki yang belum terpecahkan sampai sekarang.

Kejadian kemarin memang sudah berlalu,pihak sekolah tak ambil serius dalam hal itu karena agnes tak mengatakan apapun dan hanya diam sedangkan masalah pot bunga bisa saja karena kucing atau memang potnya yg sudah rapuh dan tertiup angin.

Shilla berpisah dengan malera karena memang lantai eskul mereka berbeda,shilla dilantai 2 dan malera dilantai 3 tepat di bangunan barat sekolah ini.

✓✓✓✓✓✓✓✓

Malera mengernyit saat matanya menangkap sosok manusia yg tak begitu asing dihadapanya,pemuda itu menoleh dan benar saja dia asber.

"Wah si jutek eskul musik juga."sambut asber dengan wajah tengil yang ingin sekali malera gampar.

Malera mendengus
"Biar bisa rileks,lu ambil musik apa?."

"Gw ambil bass,lu gmn?."malera duduk disebelah asber,"biola deh kayanya."balas gadis itu yang dibalas anggukan oleh asber

"Yang ikutan berapa orang?."tanya malera saat matanya menyapu setiap sudut ruangan ini,dan hanya ada 4 orang di tempat ini termasuk dirinya dan asber.

Asber terkekeh."kenapa?kaget ya orang nya dikit?."malera mengangguk

"Yang ikut ada banyak tapi yang biasanya dateng cuman 6 orang,yang lainnya cuman sebatas nama doank buat nilai rapor."malera tertegun, sedikit tak menyangka dengan murid sekolah ini dan apakah guru tak mencuragai mereka?

"Eskul itu cuman sebagai nilai tambahan di rapor,tapi buat gw ini hiburan."ucap asber seolah menjawab pertanyaan yang ada di benak malera.

Tak beberapa lama seorang guru perempuan masuk,dan memulai kelas eskul dengan tenang begitupun malera yang merasa damai sejak tadi padahal biasanya ada beberapa makhluk yang menganggunya lalu mengapa hari ini terlihat kosong?

Sedangkan di tempat lain, shilla tengah memandangi seseorang yang beberapa saat lalu menabrak tubuhnya dan membuatnya terpental jatuh.

Shilla mendengus saat pemuda itu hanya diam dikursinya,apa dia tidak merasa bersalah?

"Ngapain lu liatin gw terus?"shilla mendelik,"kamu gak ngerasa bersalah apa?"pemuda itu menggeleng membuat shilla menatap tak percaya

"Kamu udah nabrak aku dan buat pantak ku sakit gara gara nyium lantai,dan kamu gak ngerasa bersalah?."pemuda itu terkekeh geli,"sorry gw buru buru tadi."

"Shill lo bisa nge bobol data sekolah ya?."shila melebarkan matanya lalu menoleh ke arah elfano.

"Apaan nggak ngaco kamu."kilahnya membuat fano mendengus

"Bukannya lu dikeluarin dari sekolah lama gara gara itu ya."shilla tak menjawab

"Lu penasaran sama sekolah ini kan?tapi gw minta jangan pernah nyari tau apapun tentang itu."shilla mengernyit menatap elfano yang kini tengah membenarkan lensa kameranya.

"Kenapa?."fano tersenyum miring

"Karena lo bisa mati."dan detik selanjutnya sebuah pukulan mendarat di bahu fano membuat si empunya meringis.

Keduanya terlonjak kaget saat pintu ruangan dibanting,hingga seorang gadis berdiri di depan sana dengan tubuh gemetar ketakutan.

"Lo kenapa ra?."pertanyaan el tak mendapat balasan membuat shilla semakin penasaran,shilla mendekat kearah fano

"Namanya siapa?."

"Zara."

Shilla mendekat kearah zara yang kini malah menangis dengan kepala menunduk
"Kamu kenapa?."gadis itu menggeleng lalu menarik tubuh shilla dan memeluknya

"Lo gak kesurupan kan?"shilla mendelik kearah fano yg kini sudah berdiri tepat disampingnya membuat pemuda itu terkekeh.

Zara histeris dan detik selanjutnya gadis itu jatuh pingsan tepat di pangkuan shilla,fano mengambil alih zara dan memindahkannya kegendongan fano.

"Bawa ke uks aja."fano menggeleng membuat shilla mengernyit ketika pemuda itu malah menidurkan zara diatas meja.

"Kenapa disini?."tak menjawab lalu menarik tangan shilla keluar ruangan membuat yang di tarik melotot tak percaya,apa lelaki ini gila meninggalkan seorang gadis yang tengah pingsan sendirian di dalam kelas?

Sampai shilla menyadari satu hal yang aneh,"dia beneran dirasukin ya?."cicitnya dan dibalas anggukan oleh fano

Shilla melotot kaget lalu memukul bahu fano dengan tangan nya yang bebas
"Trus kenapa ditinggalin."

Fano menghentikan langkahnya,
"Kayanya hantu yang ngerasukin nya punya rencana."

"Tau dari mana kamu."balas shilla bingung

"Feeling."shilla mendengus

"El.."fano menoleh ke asal suara disana 2 orang lelaki dan 1 gadis berjalan ke arahnya dengan nafas terengah engah

Fano mengangkat sebelah alisnya,"kenapa?."

"Kok kamu disini ra?."malera menoleh kearah shilla lalu menunjuk ke arah asber membuat shilla mengernyit

"Agness mati,dia ditemuin di gudang halaman belakang dengan tubuh yang terpisah satu sama lain pasti lo tau kan apa yang terjadi."semprot asber ke arah fano membuat fano menatap tak percaya

"Gw gak tau apa apa."kilah fano membuat asber mendengus sedangkan shilla juga malera masih terkejut dengan berita yang dibawa asber.

Pasalnya saat guru tengah menjelaskan seorang pemuda tiba tiba masuk ke kelasnya dan memanggil asber,sekembalinya asber dia malah menarik tangan malera dan ijin pulang duluan kepada miss rena.

Namun siapa sangka ia malah dibawa kesini dan mendengarkan berita yang amat sangat mengejutkan.

"Ini pasti ulah ibu lu kan,makanya lu selalu gak pengen kalo gw cari tau misteri yang gak pernah terpecahkan ini."fano berdesis,emosi nya tiba tiba memuncak mendengar kata ibu keluar dari mulut asber.

"Gw cuman gak mau lu mati sia sia."shilla menahan tubuh fano ketika pemuda itu mendekat kearah asber dengan tangan mengepal marah

"Kalian kenapa si!."malera berdiri diantara keduanya,"lu juga main nuduh nuduh aja."tunjuk nya kearah asber

Asber berdecak,"lu gak tau apa apa."

"Aish...udahlah biar aku yang cari tau gudang sekolah ada cctv nya kan re?."tanya shilla pada pemuda yang sedari tadi hanya diam memperhatikan,reza mengangguk.

"Tapi akses kesana susah dan kadang gak berfungsi."fano menoleh ke arah shilla

"Kenapa mau larang aku juga,aku gak akan mati sia sia hanya dengan mencari tau ini semua."malera mengangguk lalu menarik tangan shilla meninggalkan ketiga pemuda disana.

MISTERIUS BOYWhere stories live. Discover now