Chapter 01 - BTS Vincenzo

2.9K 151 16
                                    

"Cut!"

Teriakan nyaring dari Kim Hee Won selaku sutradara menjadi tanda selesainya pengambilan gambar untuk adegan di rumah sakit. Seluruh staff yang bertugas segera membereskan peralatan sebelum berpindah ke lokasi selanjutnya. Hong Yu Chan sosok ayah Cha Young yang di ceritakan meninggal segera merubah posisinya menjadi duduk. Ia mengucapkan terima kasih kepada staff yang ada di sekelilingnya.

Namun pandangannya terhenti ketika melihat Yeo Bin masih menangis hingga sesenggukan. Yeo Bin berada tidak jauh dari dirinya. Ia sedang duduk di kursi dengan pandangan menunduk dan bahu yang terus bergetar pertanda tangisnya belum usai. Selain dirinya dengan Yeo Bin, ia melihat sosok lain di ruangan ini. Song joong ki yang juga terlibat dalam adegan ini berdiri tak jauh dari tempat yeo bin duduk. Matanya bertemu pandang dengan ayah Cha Young. Bertanya tanpa suara mengapa lawan mainnya itu masih berada di ruangan ini ketika seharusnya sudah berada di salah satu kamar rawat untuk adegan selanjutnya. Ayah Cha Young hanya menjawab dengan gelengan kepala sebagai pertanda bahwa ia tidak tahu alasan mengapa yeo bin masih menangis, meskipun ia tahu alasan sebenarnya.

Ia memberi isyarat Song Joong Ki untuk mendekat ke tempat Yeo Bin berada. Bukan tanpa alasan mengapa ayah Cha Young bersikap demikian, ia merasa keduanya memang memiliki hubungan yang dekat. Bukan berarti ia tidak dekat dengan aktris yang berperan sebagai anaknya itu, hanya saja kedekatan diantara Yeo Bin dan Joong Ki dirasa sedikit berbeda olehnya.

Ayah Cha Young berjalan perlahan menuju pintu keluar ruangan itu. Ketika berada di depan Song Joong Ki, ia menepuk pelan bahu pemeran Vincenzo tersebut. Mendapat isyarat sekali lagi membuat Joong Ki melangkahkan kakinya menuju ke tempat Yeo Bin berada. Setelah berada di depannya, ia berlutut memposisikan dirinya setara dengan Yeo Bin.

"Kenapa masih menangis hmm?"

Seperti biasa, nada bicara seorang Song Joong Ki selalu lembut ketika berbicara dengan orang lain. Mendengar pertanyaan itu membuat Yeo Bin otomatis menggelengkan kepalanya. Tanda bahwa ia baik baik saja. Namun, orang mana yang masih mengira bahwa sosok di depannya ini baik baik saja? Tidak ada. Joong Ki merasa bahwa Yeo Bin sedang tidak baik baik saja.
Ia memberanikan diri menyentuh pundak Yeo Bin. Mengusapnya perlahan supaya bisa memberi rasa tenang.

"Oppa"

"Wae?" Tangan Joong Ki masih mengusap pundak wanita di depannya. Menunggu kalimat yang akan di ucapkan selanjutnya.

"Adegan tadi membuatku teringat ketika ayahku tiada. Rasanya sangat menyakitkan." Joong Ki cukup terkejut mendengarnya. Ia memang sudah tau perihal ayah Yeo Bin yang telah tiada, tapi ia tak menyangka bahwa adegan tadi akan kembali membangkitkan rasa sakit yang telah Yeo Bin pendam selama ini.

"Itu wajar Yeo Bin-ah, tak apa. Asalkan kau tidak selalu menangis seperti ini. Jika merindukan ayahmu, cukup kunjungi makam ayahmu dan setelah itu kau akan merasa lebih baik."

Entah ucapannya ini berefek atau tidak, tapi ia berharap ucapannya tadi bisa membuat Yeo Bin sedikit lebih tenang. Jujur saja, hatinya ikut sakit ketika melihat wanita di depannya menangis seperti ini.

"Gomawo oppa, dan maaf kalau sikapku sedikit berlebihan."

Yeo Bin segera menghapus air matanya dan menatap lelaki di depannya. Song Joong Ki hanya menggelengkan kepala dan tersenyum, mengisyaratkan bahwa sikapnya adalah sikap yang wajar.

"Sudah lebih tenang?" Pertanyaan Joong Ki dibalas anggukan oleh Yeo Bin. Yeo Bin segera mengusap air matanya.

"Kita ke lokasi selanjutnya yah. Ayo"

Joong Ki secara refleks menggandeng tangan Yeo Bin, mengajaknya berdiri dan berjalan bersama. Yeo Bin sedikit terkejut melihat perlakuan Joong Ki, namun anehnya ia masih belum melepaskan tautan tangan mereka. Barulah ketika keduanya hampir sampai di pintu keluar, Yeo Bin menghentikan langkahnya yang otomatis membuat langkah Joong Ki juga berhenti.

"Wae?" Joong Ki bertanya keheranan dan Yeo Bin mengangkat tangan keduanya yang masih bertaut.

"Maaf Yeo Bin-ah."

Keduanya segera melepaskan tautan tangan mereka dan berjalan menuju tempat berikutnya, yaitu kamar rawat yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari ruangan yang mereka tempati sekarang.

Vincenzo (About Us)Where stories live. Discover now