Chapter 11 - Teror pt.2

931 120 24
                                    

Haii haiii, aku kembali lagi nihh 🎉
Happy reading guys, semoga ngga bosen yahh 🤗

*****

Song Joong Ki benar benar terlihat seperti orang yang kesetanan. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Menyalakan klakson setiap ada mobil di depannya. Ia bahkan meninggalkan lokasi pemotretan tanpa berpamitan kepada seorangpun. Tujuannya hanya satu, cepat sampai di apartement Yeo Bin dan menenangkan wanitanya. Perjalanan yang harusnya memakan waktu sekitar 70 menit, kali ini hanya membutuhkan waktu selama 40 menit.

Begitu sampai di basement apartement, Joong Ki segera keluar dari mobil dan berlari menuju lift. Aksinya itu terekam oleh kamera seorang reporter yang sedari pagi mengikuti mereka. Joong Ki tidak memperhatikan sekitar, yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana keadaan wanitanya sekarang. Sampai di depan unit apartement Yeo Bin, Joong Ki segera menekan bel. Ia menurunkan sedikit maskernya untuk mempermudah Yeo Bin dalam mengenalinya melalui intercom apartemennya.

Yeo Bin yang masih terduduk di belakang pintu segera berdiri begitu mendengar bel apartemennya berbunyi. Ia mengecek orang yang mengunjunginya melalui intercom ruangannya. Yeo Bin langsung membuka pintu begitu mengetahui bahwa sosok laki laki yang mengunjunginya adalah kekasihnya.

Yeo Bin langsung menabrakkan dirinya ke pelukan Joong Ki ketika lelaki itu memasuki apartemennya. Memeluknya erat, sangat erat. Tangis Yeo Bin kembali pecah di pelukan Joong Ki. Joong Ki bisa merasakan jika tubuh Yeo Bin bergetar hebat. Ia membalas pelukannya tak kalah erat. Kedua tangannya melingkari tubuh kecil Yeo Bin. Satu tangannya mengusap lembut punggung Yeo Bin.

Joong Ki membawa kekasihnya itu ke kamar. Menjauhi kotak biru yang masih tergeletak di ruang tengah. Keduanya duduk di tepi ranjang dengan Yeo Bin yang masih berada di pelukan Joong Ki. Tubuh Yeo Bin masih bergetar. Tangisannya pun masih terdengar.

"Tenang ya sayang. Aku disini" Joong Ki terus menerus membisikkan kalimat itu kepada Yeo Bin. Berharap kekasihnya ini bisa menjadi lebih tenang.

"Takut oppa. Isi kotak itu menyeramkan."  Yeo Bin masih terbata bata ketika berbicara. Sepertinya ia benar benar shock dengan kejadian yang menimpanya.

"Tidak sayang. Tenang yah, sudah jangan menangis lagi." Joong Ki memberanikan diri melepas pelukan mereka. Ia mengusap pipi Yeo Bin. Menghapus air mata yang tersisa.

"Aku ambilkan minum dulu." Baru akan beranjak, Yeo Bin menahannya. Tangannya memegang pergelangan tangan lelakinya. Joong Ki tersenyum tipis. Yeo Bin dalam keadaan seperti ini benar benar terlihat seperti anak kecil yang tidak mau di tinggal ibunya.

"Hanya sebentar sayang." Joong Ki melepaskan tangan Yeo Bin. Ia segera beranjak menuju dapur. Mengambil air minum untuk Yeo Bin dan dirinya sendiri.

Tidak sampai 5 menit, Joong Ki sudah kembali ke kamar Yeo Bin. Langkah kakinya berubah pelan ketika melihat Yeo Bin sudah berbaring membelakangi pintu. Ia lantas meletakkan gelas yang dibawanya ke meja kecil di sebelah ranjang Yeo Bin. Ia memperhatikan wajah Yeo Bin, nafasnya teratur. Kekasihnya itu tertidur setelah lelah menangis.

Joong Ki menaiki sisi ranjang Yeo Bin yang kosong, ikut membaringkan tubuhnya di sana. Ia lantas menarik tangan Yeo Bin secara perlahan. Membawanya masuk ke dalam pelukannya. Yeo Bin yang merasa tidurnya terusik lantas membuka mata. Melihat Joong Ki ada di depannya, ia tersenyum tipis, kembali memejamkan matanya dan menyamankan posisinya di pelukan hangat Joong Ki. Melihat kekasihnya yang kembali tertidur membuat Joong Ki ikut memejamkan matanya. Mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.

Baru menutup mata, ponsel yang ada di saku celananya bergetar. Ia mengambil ponsel tersebut dan ternyata managernya yang menghubunginya. Ia menepuk dahinya pelan, bisa bisanya ia tidak mengabari managernya setelah meninggalkan lokasi pemotretan.

Vincenzo (About Us)Where stories live. Discover now