Chapter 10 - Teror

990 129 30
                                    

Wowww hampir 2000 word di chapter ini 🙈
Selamat membaca guys, jangan lupa tinggalin jejak yahh 🤗

*****

"Yeo Bin-ah" Tangan Joong Ki berganti tugas. Bukan lagi punggung Yeo Bin yang ia usap, melainkan kepala Yeo Bin. Mengusap lembut rambut kekasihnya. Mencoba memikirkan bagaimana caranya menjelaskan kejadian di agensinya tadi. Joong Ki sebenarnya ingin memendam semuanya sendiri, tapi ia tahu, Yeo Bin adalah tipe yang tidak mau di bohongi, bahkan sepertinya semua orang juga tidak ingin di bohongi, meskipun untuk tujuan yang baik sekalipun.

"Wae oppa?" Yeo Bin mencoba mendongakkan kepalanya. Melihat wajah tampan kekasihnya.

"Ada yang ingin ku sampaikan" Joong Ki masih tetap mengusap rambut Yeo Bin. Ia tidak menjawab apapun, hanya saja tatapannya penuh dengan rasa ingin tahu.

"Tadi pagi dispatch mengirim beberapa foto ke managementku. Kau tau foto apa? Foto saat aku mengantarmu kembali ke apartement. Ada beberapa foto disana. Aku sama sekali tidak sadar jika mereka mengikuti kita. Tapi tenang saja, aku sudah meminta sajang-nim untuk mengklarifikasi jika itu bukan aku. Setidaknya sampai saat ini mereka tidak merilis foto tersebut. Jika mereka mengirim beberapa foto lagi, maka akan ku selesaikan dengan caraku sendiri."

Yeo Bin masih tak bersuara, tak memberikan respon apapun. Ia hanya menghela nafas panjang. Padahal Joong Ki sangat ingin mendengar komentar dari wanitanya ini.

"Lantas bagaimana respon sajang-nim?"

"Ia tidak menuntut jawaban apapun dariku. Karena ia tahu bahwa ini adalah privasiku. Dia hanya memintaku untuk tidak menemuimu sementara waktu."

"Maka seharusnya kau tidak berada disini oppa. Aku juga akan memberikan saran yang sama jika menjadi pimpinanmu." Bukan kalimat ini yang ingin Joong Ki dengar.

"Bagaimana bisa aku tidak disini sementara orang yang di rumah sakit adalah kekasihku? Jangan khawatir Yeo Bin-ah. Ingat ucapanku saat itu, kau hanya perlu berada di sampingku, biar aku yang menyelesaikannya."

"Aku hanya takut jika ternyata mereka mempunyai lebih banyak foto yang mereka simpan oppa. Mereka bisa mengeluarkannya kapan pun mereka mau. Jika itu terjadi, aku yakin akan banyak sekali pertentangan dari mereka." Yeo Bin mengubah posisi tidurnya menjadi telentang. Menatap langit langit ruang rawatnya. Pikirannya kemana mana.

"Jangan memikirkan hal yang belum terjadi karena itu akan menyiksamu. Kapan di ijinkan keluar dari sini?" Joong Ki berusaha mengalihkan pembicaraan. Tidak ingin kekasihnya semakin memikirkan hal hal yang belum terjadi.

"Mungkin besok sudah di ijinkan pulang. Nanti kuminta manager oppa untuk mengurusnya."

"Jika di ijinkan, bisakah kau keluar pagi hari? Kita bisa menghindari media jika pergi pagi pagi." Yeo Bin sependapat dengan ide Joong Ki. Ia juga tidak ingin kepulangannya dari rumah sakit menjadi konsumsi publik. Cukup kemarin saat dirinya di larikan kesini.

"Nanti ku minta manager oppa untuk menyampaikan saranmu oppa. Kau sudah makan?" Yeo Bin dan segala kepeduliannya dengan orang lain memang tidak perlu di ragukan bahkan disaat dirinya dalam kondisi seperti ini.

"Belum. Nanti ku pesan saja, sekalian untukmu. Kau mau makan apa?" Joong Ki mengambil ponsel yang sedari tadi berada di saku celana. Membuka salah satu website untuk pemesanan makanan cepat saji.

"Terserah oppa saja. Aku bukan pemilih makanan." Yeo Bin kembali menunjukan senyumnya. Joong Ki yang melihat senyum itu merasa bahagia. Wanitanya sudah pulih. Joong Ki segera memesan beberapa makanan yang sekiranya cocok untuk dirinya dan Yeo Bin.

Vincenzo (About Us)Where stories live. Discover now